PART :26 Ridho nembak.

40 16 5
                                    

Kata-katanya begitu manis tapi sifatnya begitu pahit.

~~~

Para siswa-siswa telah berkumpul dengan menggandeng tas, yang berisi barang-barang yang akan mereka
Butuhkan.

Mereka semua menunggu pembina yang akan membimbing mereka disana.

"Oke semua perhatian, di mohon periksa semua barang-barang kalian,
Jangan ada yang ketinggalan," kata Ridho di pintu bus.

"Kalau sudah, dimohon bersusun karena ada absen yang kita gunakan."

Semuanya mengikuti peraturan, jadi tidak ada yang membantah. Lagi pun Ridho sangat tegas, tidak ada yang berani melawannya.

Faza selaku Osis berada di samping Ridho untuk mengabsen murid yang masuk ke bus.

Semuanya sudah terabsen kecuali Kiki. Tidak tahu dimana keberadaannya. Karena sejak tadi Faza juga tidak melihat bulu matanya.

"Kiki kemana?"

Ridho menoleh dan melirik ke buku absen tersebut,"Oh... Kiki mungkin lagi angkat tongkat di gudang."

Faza mengiyakannya saja. Dia tetap berdiri di sebelah Ridho sambil menunggu guru pembinanya.

Tapi sepertinya ada yang aneh di hadapannya, ia pun mendongak mendapatkan wajah pria di hadapannya.

Namun ekspresinya mulai berubah, ia bergeser kesamping Ridho dengan memegang tangannya.

"Ada apa?" Tanya Ridho. Namun Faza hanya geleng-geleng.

Ya... Itu Zahfan bersama Aurel.

"Oh Zahfan... Kalian ikut juga, Faza tulis namanya,"

Faza masih memegang tangan Ridho lalu menulis nama Zahfan dan Aurel di buku absen.

Zahfan tahu kalau Faza masih marah. Mungkin bukan saatnya ia membahas masalahnya itu. Dia langsung pergi dan duduk di kursi.

"Tumben pegang tangan gw," ejeknya sambil tertawa.

Dengan cepat Faza melepaskannya, dan di waktu bersamaan Kiki muncul di sana.

Faza menelan kasar salivanya, karena tatapan Kiki begitu aneh. Kiki langsung menariknya masuk dan duduk.

Ridho tidak bisa lagi berbicara, karena mereka begitu cepat menghilang di dekatnya.

Perjalanan mungkin menguras beberapa jam, tapi mereka tidak mempermasalahkannya. Mereka bernyanyi-nyanyi untuk menghilangkan kebosanan yang hakiki.

"Stop!!!" Ucap Kiki yang mulai berdiri, dengan mengangkat tangannya serta mengepalkannya.

"Kalian tahu nggak aku mau kemana?" Tanyanya.

Emang mau kemana?

Lah kita kan mau pergi.

Lagi mau kemping.

Enggak tau.

Emang mau kemana?

Kiki tersenyum-senyum ia pun memandang Faza, "gw itu mau ke hati Faza."

Kiki tertawa di ikuti yang lain menyorakinya. Mereka begitu ribut, tapi bapak pembinanya tidak mempermasalahkannya.

Entah bagaimana perasaan Faza sekarang, rasa malu dan marah sudah tercampur rata disana. Ia terus menatap ke depan, sedangkan Kiki terus menatapnya. Di ikuti Zahfan yang ada di belakangnya.

~~~

Tibanya, masing-masing siswa membawa barangnya. Mereka akan berjalan untuk masuk ke dalam.

Kiki sudah membagikan tongkat untuk semua orang. Hingga mereka melanjutkan perjalannya dengan berjalan kaki.

MISS RIGHT (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang