[02] Posesif Tingkat Akut

181K 9.7K 2.2K
                                    

Pagi ini matahari tampak tak bersahabat sama sekali, ia seolah enggan menampakan dirinya pada bumi, bahkan hanya sekedar menyapa pun sepertinya tak ingin. Memang, akhir-akhir ini hujan selalu mengguyur kota Jakarta. Maklum, Indonesia cuacanya ekstrim, jika tidak panas ya hujan.

Baik, mari kita kembali pada topik cerita.

Megan, Reka dan Dara tengah berjalan di lantai koridor yang masih sepi, sangat berbanding balik dengan suasana kemarin. Mungkin, karena cuaca yang sedang redup membuat mereka semua mempertimbangkan banyak hal sebelum ke sekolah.

"Gimana hubungan lo sama si Devil?" tanya Reka sambil membuang bungkus cemilan yang sudah kosong. 

"Ya, gitu-gitu aja si," balas Dara.

"Hebat banget ya lo bisa bertahan sama tembok kayak dia, ceritain dong gimana adegan lo kalo lagi ngomong sama dia? Dia bisa jawab 'kan?" tanya Megan penasaran.

"B aja."

"Anjir lo ya, kayaknya lo udah ketularan sifat kutubnya si Arga!" ceroscos Megan tanpa jeda, tidak, dia tidak rela jika sampai Dara benar-benar ketularan si Arga.

"Eh, gak boleh gitu Gong, lo gak boleh baperan," nasihat Reka bijak, "dan lo Dar, lo kenapa si? Semenjak turun dari mobil sampe sekarang gue lihat muka lo murung gitu. Kenapa si?"

"Pasti gegara si tembok 'kan? Ngaku lo! Biar Gue kasih dia pelajaran, mana orangnya?! Biar gue sleding sekalian!" kata Megan sok berani sambil mengepalkan kedua tangannya seolah tengah menantang.

"Di sini."

Deg.

Oh tidak. Sepertinya badai akan datang atau bahkan sudah datang dan siap untuk menerjang.

Megan, Dara dan Reka menghentikan langkahnya dan berbalik dengan gerakan slow motion. Harap-harap cemas sudah menyelimuti diri mereka. Benar saja, cowok berwajah tembok yang sedari tadi mereka gibahin tengah berdiri dengan tangan bersedekap. Mata tajam bak ujung pisau, rahang kokoh yang menonjol dan bibir merah mengatup rapat. 

"Gue di sini, ayo, lo mau apa? Orangnya udah ada di depan mata lo."

"Mamah...." Megan meremas kuat ujung roknya dengan bibir yang digigit kuat.

Sedangkan Reka dan Dara hanya bisa diam dalam kekalutan, siapa yang tidak takut melihat cowok itu jika sedang dalam mode marah. Emosinya akan mengguncangkan dunia jika dibiarkan begitu saja.
Semua orang tahu siapa Arga Aditama, si Raja taekwondo yang jago membuat orang lumpuh.

Arga adalah juara yang kerap memenangkan kejuaraan taekwondo selama menimba ilmu di sekolah Cakrawala. Tiga tahun berturut-turut ia selalu jadi yang pertama dalam bidang tersebut. Pihak sekolah pun sudah sangat mempercayakannya pada Arga jika satu waktu ada perlombaan yang harus diikuti. 
Makanya, ilmu bela diri yang dimiliki Arga sudah sangat matang dan tidak perlu diragukan lagi.

Selain hebat dalam taekwondo, olahraga, ekstrakurikuler lain, dia juga selalu menjadi juara kelas dalam peringkat kesatu dari kelas sepuluh. Sifatnya yang dingin but ganteng itu bisa memancing jiwa-jiwa para Jones. Udah pinter, ganteng, kaya, siapa yang gak ngiler? Tapi, tentu ada satu hal yang tidak diketahui orang lain dalam dirinya, He is psikopat.

"Dar... gue takut," cicit Megan sambil mencengkram tangan Dara kuat.

Dara menelan salivanya gugup saat matanya tak sengaja terhubung dengan mata Arga. Saat itu juga ia memalingkan wajahnya. Tidak baik lama-lama dalam keadaan seperti ini.

"Elo sih, terus sekarang gimana? Gue juga takut kali ah!" bisik Dara gusar.

"A-aduh, kayaknya gue sakit perut deh, anak gue mau lahir nih, gue cabut duluan ya, bayyy...." Reka melesat secepat kilat hingga tasnya ancul-aculan.

My Psychopath (Terbit)Where stories live. Discover now