[13] Teman Lama berbahaya

80.7K 5.3K 377
                                    

Dara menghampiri Arga yang sedang berbincang dengan gadis itu, diikuti oleh Megan. Takut-takut Dara akan lepas kontrol nanti.

"Bagus ya." Dara melipat tangannya di dada.

Arga menoleh ke arah Dara dan Megan, walaupun ia memasang wajah datar, namun tersirat kekhawatiran di sana, khawatir jika Dara akan berpikiran negatif.

"Dara?" Arga bangkit dan gadis itu pun ikut bangkit.

"Ya! Kenapa?" Suara Dara tercekat, ia menatap sinis pada gadis yang berdiri di samping Arga.

"Jangan salah paham, ini-"

"Jangan salah paham? Lalu Pegang-pegangan tangan, itu salah paham?" Dara merasakan matanya memanas.

"Kamu harus dengerin dulu, dia temen lama aku," tutur Arga, ia meraih tangan Dara dan mengecupnya lembut.

"Temen lama-lama jadi demen." Megan keceplosan!

Arga menatap tajam cewek itu.

"Namanya Airin, dan Airin, ini Dara. Pacar gue."

Arga mengulurkan tangan Dara pada Airin, gadis lugu itu tersenyum dan menjabat tangan Dara.

"Airin," ujarnya lembut.

Dara yang masih berpikir jernih pun menyambutnya, "Dara."

"Dar, lo jangan salah paham ya, gue sama sekali gak ada niatan apa-apa sama Arga, tadi gue pegang tangan dia cuma sebagai tanda--"

Belum sempat Airin menyelasikan kalimatnya, Dara sudah menepis tangannya dan berlari keluar kantin. Ia harus menyembunyikan air matanya yang sudah mengalir. Megan yang melihatnya segera berlari dan mengejar Dara.

"Arga ... gue minta maaf, gue--"

"Argghh! Ini semua gara-gara lo! Kalau aja lo gak pindah ke sini Dara gak bakal salah paham!" bentak Arga sambil menunjuk wajah Airin yang sudah memerah ingin menangis.

Belum sempat Airin berkata, Arga sudah beranjak meninggalkannya, semua penghuni kantin menatap kejadian itu dengan tegang. Mereka sangat takut jika Arga sudah marah, dan sekarang si raja taekwondo benar-benar marah.

Sedangkan Airin, ia berlari sekencang mungkin sambil menghapus air matanya yang mengalir.

"DARA!" Arga mengejar Dara yang sudah masuk ke dalam kelas, diikuti oleh Megan.

"Udah Dar, lo harus tenang. Mungkin Arga benar, dia cuma mau bertegur sapa sama Airin, wajarlah mereka temen lama." Megan mengusap-ngusap punggung Dara.

"Gak gitu juga kali!" Dara kembali sesegukan.

"Bilang aja lo cemburu, gak papa Dar, cemburu itu wajar, kalo cemburu artinya lo beneran sayang."

"Enggak! Siapa juga yang cemburu!" sangkal Dara.

Cewek mah gitu, gede gengsi. Author juga gitu, sebelum jadi jomblo si.

Arga yang mendengarnya dibibir pintu mengulas senyum, ternyata Dara bisa juga cemburu.

"Kamu gak perlu cemburu! Di sini, aku cuma milik kamu, dan kamu cuma milik aku. Paham?" Arga melangkah masuk dan mengambil tempat duduk di samping Dara.

Dara memalingkan wajahnya, ia masih belum bisa meyakinkan hatinya.
Baru saja Arga akan bicara, bel masuk sudah berbunyi. Sebentar lagi, guru selanjutnya akan masuk. Arga mengerang tertahan, ia bersumpah akan menghancurkan benda kecil bernama bel itu.

"Aku keluar dulu, kamu jangan mikir yang aneh-aneh. Nanti pulang sekolah tunggu di parkiran." Arga segera beranjak keluar kelas setelah mengusap singkat puncak kepala gadis itu.

My Psychopath (Terbit)Where stories live. Discover now