[27] Arga Beraksi

61.7K 3.2K 304
                                    

I will always remember
The day you kissed my lips
Light as a feather
And it went just like this
No, its never been better
Then the summer of 2002

We were only eleven
But acting like grown-ups
Like we are in the present
Drinking from plastic cups
Singing "love is forever and ever"
Well, I guess that was true
where we sang

Dancing on the hood
In the middle of the woods
Of an old mustang
Song with all our childhood friends
And it went like this, say

Oops, I got 99 problems singing, bye bye bye
Hold up, if you wanna go and take a ride with me
Better hit me, baby, one more time
Paint a picture for you and me
Of the days when we were young
Singing at the top of both our lungs
On the day we fell in love
On the day we fell in love
.
.
.
Anna Marie🎵

Mobil sport merah milik Arga kini terparkir sempurna di halaman Universitas tempat Dara menggali ilmu. Dengan senang hati, Arga keluar dan membukakan pintu untuk Dara.

Dara tersenyum seraya menyambut uluran tangan Arga, hari ini ia menggunakan style ala abege lagi. Kaos putih dihiasi cardigan, jeans biru tua sebatas mata kaki, sepatu pentopel dan sling bag yang menggantung di sebelah bahunya.

Sedangakan si anak manis-Ray-sudah turun lebih dulu tanpa sepengetahuan Dara. Ray memandang lepas area kampus yang teramat luas itu. "Jadi ini yang namanya kuliah?" kata Ray takjub.

"Ini kampus Ray," koreksi Dara.

Setelah mengamankan mobilnya, Arga segera menggendong Ray dengan sebelah tangannya, sedangkan tangan yang satunya ia gunakan untuk menggenggam tangan Dara.

Mereka melangakah masuk menyusuri luasnya lantai. Melewati para mahasiswi yang tengah meramaikan lorong kampus.
Saat itu juga, Arga dan Dara merasakan telinganya berdenyut karena teriakan histeris dari para pelajar di sana.

Sorakan bak kembang api ngamuk itu adalah sorakan berisi pujian, kekaguman dan kegilaan terhadap tiga orang yang tengah berjalan di hadapan mereka. Ralat, mungkin hanya tertuju pada Arga. Bahkan, salah satu dari mahasiwi yang berambut pendek terlihat pingsan saking hisrerisnya.
Siapa yang salah? Arga lah! Siapa suruh dia ganteng?

Dilihat dari penampilannya, ia memang pantas dijuluki cowok titisan Dewa Yunani. Pemapilannya yang bahkan terbilang urakan justru semakin menambah kesan sexy dalam dirinya. Rambut berkilau yang ditata rapi, alis tebal bak ulat bulu, kemeja panjang dengan dua kancing atas yang dibiarkan terbuka, dan celana jeans branded yang bolong di bagian lututnya.

"Yaampun Cogannn...."

"Titisan Dewa...."

"Malaikat nyasar ini mah."

"Shit, I want to be a your angel, ashole!"

Dara menekuk wajahnya kesal, salah besar jika ia mengajak Arga ke kampusnya. Kalau tahu akan begini, ia tidak akan membiarakan Arga ikut. Meskipun Arga tak menanggapi dan tampak biasa saja, malahan terlihat sangat dingin tapi tetap saja Dara tak suka.

"Abaikan." Seakan mengeti suara hati Dara, Arga berujar demikian.

Dara mengangguk kecil sambil terus fokus pada langakhnya.

My Psychopath (Terbit)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant