BAB 5

15 2 0
                                    

Sekitar jam 2 siang, rapat angkatan selesai. Hari ini mereka membahas soal makrab atau malam keakraban, karena sudah lama tidak ada acara kumpul satu angkatan.

Posisi Sherina saat ini sedang di parkiran motor menunggu Miko untuk datang, karena Sherina membawa motor sendiri, niatnya mau pulang ke kost dulu untuk taruh motor tapi Miko bilang berangkat bereng. Jadi Sherina masih menunggu Miko datang.

"Sherinaaa!" teriak seseorang dari kejauhan sambil melambaikan tangannya, lalu menghampirinya "kok kamu sendirian?"

"E-eh... lagi nunggu... t-temen." Sherina salah tingkah "baru selesai kuliahnya?" tanya Sherina balik.

"Iya, lagi menunggu Ye Eun mau makan bareng." Jelasnya singkat.

Sherina menatap orang yang lagi dihadapannya ini, tiba-tiba tersenyum "oh, gitu."

"Sherina!" senyuman Sherina hilang kemudian melihat orang yang memanggilnya, "maaf, lama ya?"

Miko datang sambil berlari kecil menghampiri Sherina yang masih bersama Jinyoung, Jinyoung yang melihat itu langsung pamit ke Sherina karena kebetulan juga Ye Eun datang akhirnya mereka pergi berdua.

"Nggak, Mas, taruh motor dulu ya?" tawar Sherina yang disusul anggukan oleh Miko.

Mereka pun pergi berdua ke kost Sherina untuk menaruh motor miliknya.

Kini mereka berdua sedang sibuk memilih alat, tidak lebih tepatnya Sherina tengah sibuk membantu Miko memilih alat. Tidak jarang juga ditengah-tengah ribetnya memilih alat mereka bercanda, tertawa karena Miko sering memberikan candaan-candaan.

Sherina mengenal Miko disalah satu kegiatan kakak tingkatnya, yaitu mengadakan bimbingan belajar khusus menggambar untuk calon mahasiswa baru. Tapi itu baru rencana, belum terlaksanakan. Baru akan dilaksanakan disemester depan, dan Sherina akan menjadi calon kakak tutornya karena teman-teman Miko tahu kalau Sherina memiliki bakat melukis luar biasa.

Dari situ Miko memulai aksinya, mendekati Sherina. Tapi entah kenapa menurut Miko, Sherina ini susah ditaklukan, jadi sampai sekarang dirinya tidak menyerah untuk membuat Sherina luluh. Katanya Sherina itu sedikit berbeda dari kebanyakan teman perempuan Miko.

"Mas, udah semua nih, butuh apalagi?" tanya Sherina yang membawa keranjang berisi alat-alat milik Miko.

"Udah aja, yuk."

Sherina dan Miko menuju kasir, menaruh keranjang berukuran sedang itu dimeja kasir. Kemudian dibayarnya barang-barang itu.

"Mau pergi makan dulu, nggak?" ajak Miko sambil menaruh kantung plastik besar itu dibagasi motornya.

"Boleh, makan pecel lele depan kost aku aja yuk!"

"Oke."

Sherina menaiki motor Miko, kemudian melaju dengan kecepatan sedang melewati ramainya kota Jogja. Sekarang sudah pukul 3 sore, lama diperjalanan dan dibelanja jadinya sampai sore. Tidak ada pembicaraan selama diperjalanan, mereka terdiam sama-sama menikmati ramainya Jogja.

"Kamu tadi sama siapa diparkiran?" tanya Miko tiba-tiba.

"Apa? Kenapa, mas?" tanya Sherina setengah berteriak.

"Kamu tadi sama siapa?!" balas teriak Miko juga.

"Oh, iya makan dulu."

Miko tertawa ringan, "Budek!!"

"Apa sih? Aku nggak denger, Mas Mikooo!" seru Sherina kemudian ia memajukan sedikit posisi duduknya agar dapat mendengar Miko.

"Kamu tadi sama siapa diparkiran motor?!!" teriak Miko sambil melihat kaca spion kiri "masih nggak denger?"

"Ohh," balas Sherina "sama Jinyoung, anak student exchange. Mas Miko ngga tahu? Dia artist loh, lukisannya dimana-mana!"

Miko menggeleng, kemudian tidak ada pembicaraan lagi hingga sampai di tempat pecel lele depan kost Sherina. Sengaja Sherina pilih disini biar bisa langsung pulang, tapi pecel lele disini terbaik dari yang lain katanya.

Setelah memesan dua porsi pecel lele, mereka mencari tempat duduk.

Tidak ada pembicaraan diantara mereka, sama-sama sibuk bermain ponsel. Sherina memeriksa apakah ada pesan dari temannya atau mungkin dari Dinda sahabatnya. Saat sedang melihat isi ponselnya, ia tiba-tiba membulatkan matanya melihat sesuatu.

'Sherina?'

'Boleh minta tolong?'

Sherina menahan senyumnya dengan cara mengatur pernapasannya, kemudian mencoba mengetik balasan dengan santai tanpa gemetar.

'Tolong apa, yaa?'

Kemudian menaruh ponselnya di meja, tidak berapa lama pesannya dibalas. Langsung dibuka kembali ponselnya itu dengan semangat. Miko yang menyadari itu menjadi curiga, kenapa jadi semangat begitu?

"Kenapa kamu? Kok tiba-tiba senyum gitu?" tanya Miko kemudian, membuat Sherina jadi sadar atas tindakannya. Ia lupa lagi sama Miko bukan sama Dinda.

"I-ini mas, lagi bales chatnya Dinda,"

'Aku ada proker, prokernya butuh 2 relawan aku mau ambil kamu karna kata Ayesha kamu bakat lukisnya luar biasa'

"Gila! Ngelukis bareng Jinyoung?!" batin Sherina berseru, ia mengigit sedotan berwarna putih miliknyakarena es tehnya sudah datang.


HAI!!!

Terimakasih sudah membaca:)

SENJAWhere stories live. Discover now