9. Obsezzed - Chapter 1

3.7K 366 54
                                    

"They asked me about drugs. And I told them about his eyes" - Changbin

 And I told them about his eyes" - Changbin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

--------------------------

Changbin mencumbu puntung terakhir di sela jarinya. Asap mengepul, halangi wajah Changbin dari pemandangan luar.

Jaket kulit yang melekat pas ditubuh, menjadi satu-satunya tameng untuk melindungi Changbin dari udara dingin. Seperti biasa, kotanya hujan lagi. Changbin menggerutu menyumpahi langit. Kalau saja dia tau hujan kembali turun, sudah pasti dia tidak akan mau melengos tinggalkan payung di rumah Chris tadi.

"Fucking rain. Gue gak tau Lo lagi caper apa gimana, tapi seriusan, Lo rese banget."

Netra kelam Changbin pandang sinis langit gelap diatasnya. Changbin mendesis, hujan memang selalu menjadi sesuatu yang kerap kali menguji emosinya.

Atensi Changbin tertarik saat seseorang bersurai coklat terang berlari kecil menuju tempatnya berdiri. Si pirang memandang takut Changbin sebentar, lalu tanpa berkata apapun ikut berteduh di sebelah Changbin.

Tangan mungilnya menggosok satu sama lain. Bibirnya sedikit gemetar akibat angin dingin yang sesekali bertiup. Belum lagi baju pemuda tersebut sedikit basah dilukis air hujan.

Changbin tergerak, jaket kulit ditubuhnya dia tanggalkan. "Permisi," Panggil Changbin sembari menyodorkan jaketnya pada si pirang. Yang dipanggil menoleh, pandang Changbin bingung. "Iya?"

"Pake jaket Gue aja, baju Lo basah begitu." Tawar Changbin.

Si pirang mengangguk mengerti. Ditariknya jaket kulit milik Changbin tersebut, dan segera memakainya.

"Eum, makasih?"

"Seo Changbin, panggil aja Changbin."

"Ah," Kepala si pirang mengangguk mengerti. "Lee Felix, panggil aja Felix."

Felix ya? Manis

Changbin tersenyum. Bahkan sesudah Felix kembali menghadap jalan raya yang disapu hujan, Changbin terus tersenyum. Sembari merapal dalam hati, bagaimanapun caranya, dia harus bisa mendapatkan Felix.

Harus.

---

Lembaran kertas di tangan Changbin saat ini menjadi objek yang menarik untuk dilihat.

Sudut bibir Changbin naik membentuk smirk, "Ini doang?" Tanyanya pada lelaki manis yang duduk mengangkat satu kaki ke meja.

LUMINOUS || Changlix√Where stories live. Discover now