Part 11

410 29 0
                                    


-Eunha POV-

Kriingggg!

Jam bekerku berbunyi. Mataku yang sebelumnya terpejam dengan damai tiba-tiba berkerut. Tanganku
meraba-raba sembarangan di meja kecil samping ranjangku, mencoba meraih jam beker itu. satu telapak tanganku menyentuh benda yang bergetar itu, secara otomatis jemariku menekan satu tombol
untuk mematikan suara bising yang ditimbulkan. Aku menggeliat di kasurku yang empuk dan dingin.

Tubuhku masih menolak untuk bangkit dari pulau kapukku. Aku memeluk guling kesayanganku dan tersenyum karena kedamaian yang bersemayam di sekitarku.

Detik berikutnya aku membuka mata lebar-lebar, mengerjap beberapa kali, kemudian melotot lebih lebar lagi. Aku merasa ada sesuatu yang mengganjal di benakku, sesuatu yang harus kukerjakan sekarang dan tidak boleh ditunda. Tapi, otakku tidak juga mengingat apa pekerjaan itu. aku memandang
kosong pada jam kecil yang sempat membuat bising tadi. berharap setelah melihat pukul 13.30 yang tertulis di sana, otakku mampu berjalan lebih baik untuk mengingatnya.

Aku menyerah, masih tidak berhasil mengingat. Akhirnya kuputuskan meraih ponsel di atas meja, membuka-buka pesan dan notes untuk membantuku. Tapi aku tidak menemukan apa pun. Aku beberapa kali memukul-mukul kepalaku dengan telapak tangan pelan, menyesal kenapa aku tidak
membuat catatan sebelum tidur tentang apa yang harus kulakukan setelah bangun.

"Eunha! Ayo berangkat! Sudah hampir jam dua, nanti kita terlambat ke workshop!" suara Chaeyeon terdengar dari balik pintu kamarku. Dia mengetuk beberapa kali karena aku tidak juga menjawab.

Workshop? Oh tuhan! Aku harus kesana!

Aku melompat dari tempat tidurku saking paniknya, hampir saja tergelincir di lantai. "Sebentar, Chae aku baru bangun tidur. Beri aku waktu sepuluh menit!"
teriakku pada Chaeyeon yang
masih diluar kamarku. Saat itu aku sama sekali tidak berpikir untuk membukakan pintu untuknya sebelum masuk ke kamar mandi.

Dan ketika sadar, aku sudah mulai mandi. Aku harus bergerak cepat jika tidak ingin terlambat.

***

"Fiuh..untung kita belum terlambat." aku mengembuskan napas panjang setelah duduk di salah satu kursi panjang, memutar bola mata, lalu menata kembali posisi rambutku yang masih setengah basah.

"Eunha-ah, coba kamu lihat ke pojok paling kiri deretan kursi di depan kita." Aku mendekatkan telingaku
ke bibir Chaeyeon yang bersuara sangat pelan. "Cuma aku atau kamu juga merasa familier sama wajahnya?" dia menyenggol siku tangan kiriku, lalu sedikit menoleh ke kiri untuk memberiku kode agar melihat ke kiri.

Dengan susah payah, aku memfokuskan mata untuk menangkap dengan jelas bayangan wajah laki-laki
yang dimaksud Chaeyeon.

Mataku menyipit. "Itu bukannya.... Jungkook?!" nada suaraku meninggi, tapi masih tetap berbisik. Laki-laki yang kuperhatikan tiba-tiba menoleh dan melihat tepat ke wajahku. Aku kaget, lalu dengan cepat berpura-pura tidak ada apa-apa, membenarkan posisi dudukku, dan kembali menghadap lurus ke depan.

"Bener itu Jungkook. Tapi sama siapa ya? Pacarnya?" Chaeyeon berbisik lagi. Sudut matanya masih memperhatikan Jungkook di ujung sana.

Aku mengangkat bahu.

"Seharusnya iya, kalau bukan pacar, perempuan itu tidak mungkin bermanja-manja begitu. lagipula, apa perempuan itu tidak merasa salah kostum? Masa ke tempat seformal ini dia pakai baju mini begitu? atau mungkin dia itu sengaja karena pacarnya itu senang melihatnya seperti itu?" aku membolak-balik brosur yang sudah mulai kucel di tanganku.

Jujur saja, tanganku berkeringat dan dingin. Perhatianku teralih dari narasumber. Aku tidak menyangka akan bertemu Jungkook di sini. Dia tampak luar biasa dalam T-shirt berbalut kemeja tipis, lebih
sempurna daripada biasanya.

F4 REBORN✅Where stories live. Discover now