-Dahyun POV-Aku mendorong pintu perpustakaan dengan sekuat tenaga, lalu mengintip ke dalam. Setelah tadi memohon-mohon kepada Mingyu, akhirnya aku bisa kembali ke sini. Mingyu memang tampak sangat tidak setuju, tetapi aku bisa meluluhkan hatinya dengan berjanji akan segera menelpon begitu terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.Sambil menatap sekeliling, aku melangkah masuk ke perpustakaan. Eunwoo tidak tampak di manapun.
Semenjak aku ke sini, lelaki itu sering tak kelihatan. Aku pernah menghabiskan jam istirahat hanya untuk
mencarinya di antara rak perpustakaan.Dalam diam, aku melangkah ke rak buku-buku fiksi, mengintip lorong di kiri dan kanan yang sepi.
Perpustakaan ini persis labirin. Eunwoo pernah menjelaskan, koleksi perpustakaan ini sebagian berasal dari para alumni yang merangkap sebagai donatur.
Tanpa sengaja, aku menemukan sosok Eunwoo yang sedang berjalan dari balik rak buku antropologi.
Sambil mengendap, aku mengikutinya. Lelaki itu berbelok di rak buku astronomi, mengamati buku-buku,menarik satu dan duduk di lantai. Aku mengamatinya yang tampak asyik membaca. Cahaya matahari yang menelusup dari dedauan di jendela membuat pemandangan itu semakin terasa indah bagiku.
Sudut bibirku perlahan terangkat. Eunwoo yang tenggelam dengan bukunya selalu menarik untuk
dilihat. Sikapnya yang tidak peduli pun seperti memikatku.Selama ini, aku selalu dilindungi. Selalu dijaga
dari hal-hal yang mungkin berbahaya. Namun, saat aku bersamanya. Dia membuatku merasa… normal.***
-Eunwoo POV-
Aku sedang memijat leherku yang pegal saat menyadari kehadiran Dahyun. Gadis itu ada di balik rak, berdiri diam sambil menerawang. Aku segera mengelus dada, hampir saja salah mengira anak berkulit putih itu sebangsa makhluk halus.
“Dahyun, kenapa berdiri di situ? Bikin kaget aja,” gerutuku, jantungku masih berdebar kencang.
Dia melangkah keluar dari tempat persembunyiannya, lalu menghampiriku. “Lagi baca apa?”
“Big bang theory.” Aku menunjukkan sampul buku yang sedang dibacanya, lalu menatap Dahyun heran.
“Kenapa ke sini lagi? Memangnya, tidak di larang sama si posesif itu?”
Dia menggeleng, lalu duduk di sampingku. Tak memperdulikan raut bingungku, dia memperhatikan buku yang aku pegang.
“Tentang apa?” tanyanya, membuatku menghela napas.
“Teori big bang, kau tau kan?” tanyaku, tetapi dia menelengkan kepala.
“Ledakan besar? Salah satu teori alam semesta?”
Alih-alih menjawab, dia malah mengerjap, sama sekali tidak tahu apa yang sedang aku bicarakan. Aku sendiri menggelengkan kepala tidak habis pikir.
***
-Author POV-
Setelah terbebas dari jerat Dahyun, Eunwoo dan kedua temannya melangkah ke arah kantin, bermaksud untuk membeli minuman. Kantin itu tampak ramai oleh anak-anak dari berbagai kelas yang sibuk berceloteh. Menghindari keramaian, mereka segera melipir ke tempat mereka, tak jauh dari tempat itu
di meja lainnya, 3 orang gadis yang mereka kenal juga sedang berada di sana, tapi Eunwoo melihat ada satu yang kurang di sana. Eunwoo pun menghampiri mereka dan ternyata langkahnya diikuti kedua temannya.“Hei, Tzuyu tidak ke sini?” tanya Eunwoo kepada Chaeyeon, Eunha dan Umji yang sedang sibuk mengobrol.
“Tidak, dia sedang latihan. Mau ada lomba katanya.” Jawab Chaeyeon tanpa menatap Eunwoo
Eunwoo mengernyit. “Lomba? Latihan apa?”

KAMU SEDANG MEMBACA
F4 REBORN✅
Fiksi PenggemarDISCLAIMER: CERITA INI TIDAK 100% SAMA DENGAN METEOR GARDEN DAN BOYS BEFORE FLOWERS! Sinopsis Karena kaulah yang akan ku tukarkan dari semua meteor yang ada di langit -Mingyu Seperti dirimu, aku juga mempunyai impian dan keinginanku sendiri. Aku ju...