-Author POV-Pada jam istirahat seperti ini, Dahyun jarang melihat Eunwoo di kelas, lapangan basket maupun kantin.
Ternyata, selama ini, dia berada di perpustakaan.
Mingyu, sedang bersandar di balkon depan kelasnya menatap Dahyun bingung. “Hei, mau apa ke sini?”
Dahyun masih menatap pintu perpustakaan di ujung sana.
“Aku mau ke perpustakaan.”
“Hah? Buat apa?” tanyanya. Seumur-umur, mereka memang tidak pernah menginjakkan kaki ke sana.
Delain tidak suka membaca, mereka berdua alergi debu.
Dahyun menoleh, lalu tersenyum dengan mata bulat bersinar. “Aku mau baca buku!”Sebelum sempat dicegah, Dahyun sudah menyusuri koridor menuju perpustakaan. Mingyu menghela napas, lalu mengikutinya dalam diam, entah bagaimana ia bisa menebak alasan adiknya itu, tetapi ia tidak berniat melakukan apapun untuk mencegahnya.
Dahyun mendorong pintu perpustakaan yang berat, lalu menganga saat melihat isinya.
Selain memiliki langit-langit yang tinggi, perpustakaan ini sangat luas dengan jendela-jendela besar. Cahaya matahari masuk melalui celah dedaunan, menerangi meja-meja baca yang tersebar di seluruh penjuru dan rak-rak buku raksasa yang berjejer rapi.
Dahyun baru tahu kampus ini memiliki perpustakaan seindah ini. Saat melihatnya, aku seperti sedang berada di dunia lain.
Di belakangnya, Mingyu pun mengeluarkan ekspresi serupa. Ia memang pernah mendengar tentang perpustakaan kampusnya yang mendapat penghargaan kampus dengan koleksi terlengkap, tetapi ia tidak pernah benar-benar membuktikannya.
“Ayo, masuk.”
Dahyun dan Mingyu tersadar saat mendengar suara ramah dari balik pintu. Seorang wanita menatap hangat dari balik kacamatanya. Di dadanya, tersemat tanda pengenal bertuliskan ‘Seo Joo Hyun’. Sambil mengangguk, Dahyun melangkah masuk. Entah mengapa dadanya terasa berdebar saat masuk ke ruangan yang sejuk, sekaligus terasa hangat itu. beberapa anak tampak serius membaca di meja tengah, tak menyadari siapa yang hadir di depan pintu.
“Silahkan cari buku yang kalian mau,” Joohyun tersenyum, lalu menghilang di balik konternya yang
dipenuhi buku. Seoarang anak perempuan tampak sedang menyortir buku-buku di rak dorong tak jauh dari sana.Mingyu baru melangkah satu meter saat ia mendadak bersin. Dahyun membalik badan, lalu menatapnya
cemas.“Oppa!” gumamnya, membuat beberapa orang tadi mengangkat kepala dan segera membekap mulut, hampir memekik saat melihat Mingyu berdiri di hadapan mereka.
Mingyu menggosok hidung. “Sorry ya, aku tunggu di luar aja.”
Dahyun mengangguk kasihan.
Mingyu memang paling tidak tahan pada debu dari buku-buku lapuk.
Sebenarnya Dahyun juga sama, tetapi tidak sesensitif dia. Selama dia tidak menyentuh buku-buku itu, tidak akan ada masalah.
Sambil terus menggosok hidung, Mingyu kembali melangkah ke pintu. Beberapa anak perempuan terus
menatapnya penuh harap.Sekarang, Dahyun berdiri canggung di depan meja konter, tidak tahu mau melakukan apa. Dahyun
menatap anak perempuan tadi, yang sudah kembali pura-pura sibuk dengan bukunya.Dahyun menatap bingung anak itu, lalu memutuskan untuk tidak peduli padanya dan mengedarkan pandangan ke sekeliling. Eunwoo tidak terlihat di mana pun.
Dahyun baru akan berbalik saat tiba-tiba melihat Eunwoo muncul dari salah satu rak sambil membawa buku. Dahyun melangkah ke arahnya dengan riang. Eunwoo sudah duduk di salah satu bangku.

KAMU SEDANG MEMBACA
F4 REBORN✅
FanfictionDISCLAIMER: CERITA INI TIDAK 100% SAMA DENGAN METEOR GARDEN DAN BOYS BEFORE FLOWERS! Sinopsis Karena kaulah yang akan ku tukarkan dari semua meteor yang ada di langit -Mingyu Seperti dirimu, aku juga mempunyai impian dan keinginanku sendiri. Aku ju...