SATU

4 2 0
                                    

Namaku Sarah utami putri, aku kelas 3 SMA. Aku sedang duduk termenung di kamarku. Hatiku saat ini sedang sedih, kalo kalian mau di keluargaku ini aku merupakan anak yang bisa dibilang anak haram. Ya mungkin itu yang selalu disebut oleh keluargaku. Mereka sangatlah membenciku. Aku ini merupakan anak dari perselingkuhan ibuku, karena itu ayahku ini sangatlah benci terhadapku. Ah entahlah-- aku sangat prustasi dengan keadaan ini

Tapi aku mempunyai kakek yang sangat menyayangiku, menurut dia walaupun aku anak perselingkuhan tapi aku ini tidak bersalah apapun. Kakek ku itu ayah dari ayahku. Bersyukurlah aku masih memilik orang yang sayang padaku. Kakek ku ini sudah sering sakit sakit an, aku sangatlah takut jika kehilangan dia. Hidupku pasti--- ah sudahlah berpikir positif saja.

Ibuku? Ah entahlah dia pun sama seperti ayahku, sangat membenciku. Karena ibuku membuat perjanjian dengan ayahku, jika ibuku tidak mau kehilangan keluarga ini maka ibuku harus membenciku dalam perjanjian itu. Entahlah tidak masuk akal

Aku memiliki kakak yang juga lumayan menyayangiku, namanya Bagaskara laksana pratama.
Lagi lagi aku bersyukur memiliki kakak yang baik hati.

Tok tok tok

Mendengar suara pintu kamarku, aku pun langsung beranjak untuk membukakan pintu

"Kak bagas, ada apa kak?" Tanyaku

"Kamu dipanggil kakek" ucap kak bagas dengan raut muka yang menurutku agak khawatir

"Kakek? Kakek kenapa kak?" Entahlah hatiku seolah ketakutan sekali

"Kakek mau ngomong sama kamu" ucap kak bagas

Aku pun langsung menghampiri kamar kakekku, aku pun terkejut saat membuka pintu kamar karena disana sudah banyak keluargaku. Aku sedikit takut dengan tatapan ayah dan ibuku itu, yang selalu menatapku penuh kebencian.

"Kakek" lirihku pelan

"Sarah, sini nak" ucap sang kakek yang tengah terbaring lemah

Aku pun menghampiri kakek dengan perasaan campur aduk

"Semuanya tolong keluar dulu saya mau berbicara dengan sarah" pinta kakek ku

"Nggak pah, anak ini bisa saja nanti celakain papah" ucap ardi laksana pratama, ayahku.

"Jaga mulut kamu ardi!!" Bentak kakekku dengan sedikit batuk

"Sudah mas gapapa, kita keluar aja" ucap sherly anggun pertiwi, ibuku.

Mereka pun keluar, dan tinggal menyisakan aku dan kakekku.

"Sarah" lirihnya

"Iya kek?" Jawabku, lalu aku duduk di tepi ranjang

"Sarah, kakek minta maaf atas keluarga ini"

"Enggak kek, sarah yang harusnya minta maaf, gara gara sarah keluarga ini jadi berantakan" ucapku tersenyum menahan air mata agar tidak keluar

"Kamu anak yang kuat sarah, seusia kamu seharusnya mendapatkan kasih sayang, tapi kamu sebaliknya" ucap kakekku yang membuatku hampir menangis

"...jika kakek suatu saat telah tiada kamu jangan kesepian ya, masih ada kakak kamu" lanjutnya

"Enggak kek, kakek jangan ninggalin sarah kakek harus sembuh" air mataku lolos keluar dan aku pun tak bisa menahannya

Kakekku memberiku sebuah liontin, entah sejak kapan sudah ada ditangannya

"Kakek hanya bisa memberimu ini. Ini hadiah dari kakek buat kamu karena kamu telah kuat menghadapi hidupmu yang sangat pedih ini, kakek harap kamu tidak menghilangkannya"

Akupun menangis "iya kek, sarah tidak akan menghilangkan benda berharga ini, sarah akan menjaga dengan baik"

"Satu lagi sarah, kakek punya permintaan untuk kamu"

"Iya kek, sarah akan ngabulin permintaan kakek"

Kakekku memberikan sebuah kertas

"Kamu datangilah alamat yang sudah tertera di kertas itu, disanalah kamu akan mengalami pengalaman yang tidak akan bisa kamu lupakan seumur hidupmu"

"Iya kek sarah akan datangi tempat ini"

"Kakek sudah selesai menjalankan tugas kakek hidup di dunia ini" ucap kakekku yang membuatku ketakukan

"Nggak kek, kakek masih harus temani sarah hiks, kakek gak boleh pergi hiks"

"Kamu baik baik sarah, jaga ibu dan ayahmu, meskipun mereka jahat kepadamu tapi mereka tetaplah orang tuamu, kamu tidak boleh membenci orang tuamu"

"Hiks iya kek sarah gak pernah benci sama ayah dan ibu sarah menyayangi mereka hiks" tangisanku seakan pecah aku sangatlah tidak bisa---

Tangan kakekku mengusap air mataku, disana aku sangatlah--- ah entahlah tidak bisa diungkapkan dengan kata kata

Lalu perlahan tangan kakekku mulai turun dari wajahku dan perlahan ia menutup matanya

"Kakekk, hiks jangan pergi hiks" aku pun menangis histeris

Semua keluargaku pun terkejut dan masuk ke kamat kakek

"Pah, papah bangun pah" histeris ayahku

Saat itulah kakekku yang sangat ku sayangi itu menghembuskan nafas terakhirnya

Saat itu seakan dunia ini tidak berpihak padaku. disaat aku dimarahi oleh keluarga ini, kakekku lah yang selalu membelaku, dan sekarang ia telah tiada dari bumi ini, sekarang dia telah berada di surga.

Selamat tinggal kakekku.

                                          ---------

SARAH UTAMI PUTRI

BAGASKARA LAKSANA PRATAMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGASKARA LAKSANA PRATAMA

BAGASKARA LAKSANA PRATAMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voment❤

7 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang