LIMA

3 1 0
                                    

"Sarah, kamu mempunyai waktu 7 hari berada disini. Kamu merupakan orang yang beruntung. Kamu telah ditakdirkan seperti ini. Tapi kamu akan menghadapi berbagai cobaan, jika kamu menghilangkan kalung itu maka kamu tidak akan bisa kembali ke duniamu"

Aku semakin bingung suara siapa itu

"Siapa kamu?"

"Siapa sarah?"

"Kumohon tunjukan wujud mu, aku ingin tahu mengapa ini terjadi padaku?" Ucapku

"Jangan hilangkan kalung itu"
"Jangan hilangkan kalung itu"
"Jika hilang kamu tidak akan bisa kembali"

Suara itu semakin banyak hingga membuat telingaku sakit

"Aaaaa hentikan hentikan, iya aku tidak akan menghilangkannya"

"Hah hah hah!!" Akupun terbangun kaget

"Putri, kamu gapapa?" Entah sejak kapan rehan sudah ada disini

"Cuma mimpi" lirihku

"Minum dulu" ucap rehan menyodorkan segelas air minum

"Makasih"

Tiba tiba terdengar suara

"Ini hari pertama kamu, semoga kamu bisa menghadapi hari pertama ini"

Akupun terkejut, suara tanpa wujud lagi

"Siapa kamu? Siapa? Tunjukan wujudmu" ucapku seperti orang gila

"Hei putri, kamu kenapa?" Tanya rehan

"Em gak papa"

"Yaudah ayok aku antar pulang kamu, nanti keburu siang" ucap rehan

Akupun mengangguk

-------

"Ini rumahku?" Tanyaku

Rumah itu terlihat sedikit mewah

"Ternyata tubuh gadis ini hidup mewah" batinku

"Iya masa gak inget?"

"Enggak sama sekali" ucapku

"Yaudah masuk gih" suruh rehan

"Kamu tungguin aku ya, kita berangkat bareng" ajak ku

"Emm oke"

Akupun memasuki rumah itu

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, putri?" Ucap Seorang gadis yang waktu itu aku temui di rumah sakit

"APA PUTRI?!" bentak seseorang keluar dari ruangan

""BERANI KAMU NGINJAKIN KAKI DI RUMAH INI HUH?"

"Mah, udah, mungkin putri mau ngambil seragam sekolah" ucap gadis itu lagi

"Iya aku mau ambil seragam" ucapku sedikit menunduk

"Baguslah, kamu sekarang tidak berani melawan lagi" ucap wanita paruh baya itu

"Aku tidak pernah melawan ke yang lebih tua" ucapku

"Huh, tidak pernah melawan? Hei tiap hari kamu itu melawan kepada saya. Dasar anak gak tau diri"

"Saya beri kamu waktu ambil barang barangmu itu dan secepatnya pergi, INGAT JANGAN BERANI MENGINJAKAN KAKI DISINI LAGI" ucapnya lalu pergi begitu saja

"Dimana kamarku?" Tanyaku pada gadis itu

"Kamu ini kenapa putri semuanya serba tidak tau? Apakah karena efek kamu mau bunuh diri kemarin?" Ucapnnya

"Mungkin" ucapku pelan

"Ayok ikut aku"

Akupun mengikutinya sampai di sebuah kamar yang terlihat cukup bagus.

"Ini kamar kamu"

"Makasih, oiya boleh minta bantuan gak? Soalnya aku lupa naruh barang barang nya dimana" ucapku

"Yaampun putri, kamu benar benar amnesia ya, huh bahkan kamu terlihat lemah, kemana kamu yang berani itu" ucapnya

"Sebenarnya aku ini bukan putri asli" ucapku yang entah keluar saja dari mulutku ini

"Hah? Benar benar gila kamu. Udah ah kita beresin barang barang kamu aja" ucapnya lalu mulai mencari barang barang

"Memang aku ini gila, gila akan kehidupan disini. Huh" batinku

Tiba tiba aku teringan mimpi itu, kalung.

Yang dimaksud kalung itu apa?

Aku semakin dibuat bingung. Akupun berniat menanyakan kepada gadis itu.

"Maaf, apakah aku ini mempunyai kalung?"

"Kalung? Oh iya kamu ini selalu membawa bawa kalung yang sudah tidak muat di lehermu. Tapi kamu selalu membawanya dan jika ada orang yang menyentuhnya kamu selalu marah" jelasnya

"Terus dimana kalung itu?"

"Kamu selalu menyimpannya di dalam sebuah kotak" ucapnya

Akupun segera mencari kotak itu, dan aku menemuka sebuah kotak kecil. Lalu kubuka kotak itu dan ternyata benar isinya sebuah kalung.

Tapi aku merasa sangat tidak asing lagi kalung ini. Serasa aku sudah melihat sebelumnya tapi entah dimana aku sungguh tidak ingat.

"Nih udah selesai" ucap gadis itu

"Eh iya makasih" ucapku tersenyum

"Nih baju baju sekolah kamu, cepat pake lalu pergi nanti mamah marah lagi sama kamu" ucapnya lalu pergi dari kamar

---------

"Rehan" panggilku

"Maaf lama ya" lanjutku

"Gak papa yaudah ayok nanti telat"

"Aku yang dorong kursi rodamu ya"

"Eh gak usah nanti kamu cape"

"Gak papa" ucapku lalu langsung mendorong kursi roda rehan

Dijalan kami mengobrol satu sama lain

"Oiya aku lupa jalan nya kemana?" Ucapku

"Nanti aku tunjukan"

Akhirnya kami pun sampai disebuah sekolah

"Kamu masuk duluan aja" ucap rehan

"Loh kamu?"

"Aku ada urusan dulu"

"Oh yaudah" akupun berjalan. Akupun teringat bahwa aku ini gak tau kelas mana.

"Duh lupa lagi nanyain kelas" gumamku lalu berjalan lagi ke tempat tadi rehan

"Loh rehan kemana?" Rehan sudah tidak ada ditempat itu.

Akupun mencarinya, dan betapa terkejutnya aku melihat dia berada di tengah tengah jalan.


------------

Voment❤

7 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang