ENAM

2 1 0
                                    

"REHAN" panggilku sedikit panik

Rehan lalu menoleh ke arahku, akupun langsung membawa rehan ke tepi jalan

"Kamu ngapain di tengah jalan seperti itu? Kalo ketabrak gimana?" Tanyaku sedikit khawatir

"Kamu ngapain balik lagi kesini?" Tanya dia balik

"Aku lupa nanyain kelasku"

"Oh itu, kelas kamu sama denganku XII IPA 1" ucapnya

"Yaudah ayok masuk bareng aja" ajakku

"Aku kan udah bilang kamu duluan aja, aku masih kerja dulu" ucapnya yang membuatku sedikit terkejut

"Kerja? Kamu kerja pagi juga?" Tanyaku

Rehan pun tersenyum tipis "iya, aku ngebagi bagiin brosur"

Akupun sedikit merasa sangat sakit melihat rehan ini hidupnya--- entahlah hidupnya pedih

"Kamu gak cape apa?" Tanyaku

"Enggak ini sudah tanggung jawabku" ucapnya

"Yaudah aku bantuin ya"

"Jangan nanti kamu telat masuk kelas"

"Gak papa"

Seorang rehan yang kakinya lumpuh, harus bekerja keras seperti ini, menyakitkan. Tapi dia selalu menunjukan senyum yang sangat bahagia untuk menutupi lukanya.

Rehan.

Setelah selesai, aku dan rehan pun memasuki sekolah

"HEI PUTRI" panggil seseorang dari kelas

"Sejak kapan kamu akrab sama dia?" Tanya dia menunjuk ke rehan

"Emangnya kenapa, rehan ini baik" ucapku menatap rehan

"Hah apa kamu bilang? Hei kamu kenapa putri? Semenjak kejadian kamu mau bunuh diri kamu banyak berubah" ucapnya

Akupun hanya diam

"Heh lo rehan, ngapain lo deket deket si putri, lo itu gak level sama dia" ucapnya

"Maaf, aku hanya ingin membantu dia" lirih rehan

"Heh kamu ini siapa berani ngebentak rehan huh" ucapku memberanikan diri, karena aku tidak bisa menahan ejekan dia kepada rehan, entah hatiku juga merasakan sakitnya.

"Putri lo ini kenapa sih, lo gak tau gue?"

"Aku tidak bisa mengingat apapun, termasuk kamu"

"Hei teman teman putri sekarang udah berteman dengan rehan anak miskin ini, hahahah" seru dia dan diiringi tawa murid sekelas ini

"Hei jaga bicara kamu!" Aku semakin marah

Tiba tiba kepalaku sakit lagi, sangat sakit "akh, kepalaku" ucapku memegangi kepalaku, rasanya entahlah seperti dipukul pukul

"Kamu gak papa" tanya rehan

"Eng-- gak, gak papa kok" perlahan lagi sakit itu menghilang, entah kenapa aku semakin bingung sekali

"Putri sejak kapan kamu jadi baik seperti ini" ucap seorang gadis itu

Akupun tidak menjawabnya

Brakk

"REHAN" kagetku karena rehan terjatuh dari kursi rodanya karena ditarik oleh gadis itu.

"HEI APA APAAN KAMU" aku semakin marah menjadi jadi

Lalu akupun membantu rehan

"Hei rehan, lo udah buat putri berubah, rasain ini" ucap gadis itu lalu menjambak rambut rehan bersama dengan teman temannya

"Aaa sakit" lirih rehan

Akupun terus menghentikan mereka

"HENTIKAN KALIAN, APA KALIAN TIDAK PUNYA HATI NURANI HUH"

"Apa lo bilang hati nurani? Hei inget putri, lo yang gak punya hati nurani, REHAN LUMPUH KARENA SIAPA? KARENA LO!!"

Deg

Akupun terdiam sejenak, dan menatap kaki rehan

"Rehan, apa benar ini ulahku?" Lirihku

Rehan hanya menatapku dalam

Lalu seorang guru pun datang

"Hei kalian, apa apaan ini?"

Lalu gadis dengan teman temannya itu langsung masuk ke kelas, sementara aku masih membantu rehan buat duduk di kursi rodanya lagi

"Kalian gak papa?" Tanya guru itu

"PUTRI!! kamu buat ulah lagi ke rehan huh" guru itu tiba tiba memarahiku

"Em bu, ini bukan salah putri, justru putri bantu aku" ujar rehan

"Apa benar putri?"

"I-- iya bu"

"Yasudah kalian masuk ke kelas"

Kami pun memasuki kelas, banyak tatapan tatapan dari seisi kelas

"Si putri berubah drastis ya"

"Sejak kapan si putri baik sama rehan"

"Baguslah putri berubah, gak bully rehan lagi kasian kan"

Bisikan bisikan itu terdengar jelas di telingaku

Bingung, tempat duduk ku dimana?

"Hei putri tempat duduk lo disini" ucap seorang

"O-oke" aku duduk di belakang gadis itu

Dan rehan dia duduk di belakang

Saat guru sedang menjelaskan pelajaran, tiba tiba terdengar suara

"JANGAN LUPAKAN KALUNG ITU"

Suara tanpa wujud lagi!

"Tidak tidak" gumamku lalu berusaha fokus ke pelajaran

"JANGAN LUPAKAN"

Suara itu semakin jelas terdengar di telingaku membuatku prustasi

"HENTIKANNNN"

Seisi kelas menatapku

Aku yang menyadari itu langsung menunduk malu

"Si putri benar benar gila"

"Setelah kejadian itu dia aneh"

"Dasar"

"Kenapa tu si putri"

"Gila ya"

Banyak sekali bisikan dari murid murid kelas ini

"Putri kamu kenapa?" Tanya guru yang sedang mengajar

"Em maaf bu"

"Yasudah fokus ke pelajaran"

Akupun ingat kalung itu, aku langsung mencari di tas.

"Huh, ada" akhirnya aku sedikit tenang kalung itu masih ada

"ANAK LAKI LAKI ITU, AKAN TERJADI SESUATU PADANYA"

Muncul lagi, suara tanpa wujud.

Aku mencoba tenang, dan mencerna setiap ucapan ucapan itu

"Rehan?"

Aku menatap ke arah rehan. Rehan pun menatapku balik, tersenyum. Dia selalu tersenyum saat menatapku, entah senyuman apa itu, kecewa atau senang?

"Apa akan terjadi sesuatu pada rehan?"

------------


Voment❤

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 20, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

7 DAYSWhere stories live. Discover now