Rencana Keenan

2.5K 136 3
                                    

Tidak terasa waktu berjalan lebih cepat dari biasanya bagi Falesha dan Zayan, mungkin karena mereka tidak menginginkan hari ini terjadi dan karena itulah waktu terasa sangat cepat bagi mereka. Yaa hari ini adalah hari pernikahan Zayan dan Falesha, hanya menghitung jam dan mereka akan menjadi pasangan suami isitri yang sah. Diruang khusus yang disediakan untuk mempelai wanita, Falesha sudah mengenakan gaun pengantin berwarna putih dengan hiasan di berbagai sisi baju nya. Beberapa polesan di wajah Falesha membuatnya terlihat sangat cantik dan bahkan sulit bagi orang mengenalinya. Falesha duduk didepan kaca sambil menatap wajah nya sendiri.

"Falesha, apa yang sebenarnya kamu lakukan ini? Bukankah kamu bertahan hidup hanya untuk membalaskan dendam Ibumu? Kenapa sekarang kamu malah terlibat didalam sebuah ikatan pernikahan seperti ini."
Gumam Falesha dalam hati nya.

Sambil berlari kecil, Tanye Fathiya dan Paman Hikam menghampiri Falesha yang duduk termenung seorang diri di hadapan kaca.

Falesha terlihat terkejut saat melihat Tante Fathiya yang sudah berdiri dihadapan nya. Memang semenjak menerima tawaran Zayan pada waktu itu, Falesha tidak lagi berani menginjakkan kakinya untuk kerumah paman Hikam dan menghadapi mereka. Dia merasa terlalu malu menghadapi mereka, karena mereka semua tau apa tujuan Falesha sebenarnya dan akhirnya malah berakhir ke pernikahan. Tante Fathiya langsung memeluk Falesha sambil meneteskan air mata.

"Berbahagialah sayang, aku akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Maafkan aku, aku dengar katanya kamu melakukan semua ini demi biaya pengobatan ku." Ucap Tante Fathiya sambil memeluk Falesha.

"Tidak, aku melakukan nya dengan senang hati, jadi jangan merasa berhutang apapun padaku. Aku baik baik saja." Jawab Falesha.

"Kamu sudah seperti anak bagiku, aku merawta dan membesarkan mu dari kamu masih bayi. Jadi apapun yang terjadi jangan sungkan untuk kembali kepada kami, pintu rumah akan selalu terbuka untukmu." Ucap Tante Fathiya sambil mengelus lembut pipi Falesha.

Falesha tersenyum menatap Tante Fathiya sambil meneteskan air mata di pipinya. Jujur saja, ini baru kali pertama mereka melihat Falesha menangis setelah Falesha tumbuh menjadi remaja. Selama ini apapun yang terjadi, sesakit atau sesedih apapun dia, dia tidak akan meneteskan air matanya. Tapi hari ini, karena mendengar kalimat dari Tante Fathiya yang membuatnya bahagia, hal itulah yang membuatnya menagis terharu. Paman Hikam hanya bisa menghapus air mata di pipi nya melihat gadis dihadapan nya yang sudah dianggap nya seperti Putri nya sendiri itu akan menikah dengan orang lain.

"Dimana yang lainnya? Apakah mereka juga datang?" Tanya Falesha.

"Iya mereka semua datang, tapi tadi Keenan masih dirumah dan katanya dia akan menyusul jika sempat." Jawab Paman Hikam.

"Apa maksudnya menyusul? Dia harus datang dan melihatku disini." Gerutu Falesha.

"Kalian nikmatilah pestanya, aku akan merilekskan tubuhku dulu." Ucap Falesha.

Paman Hikam dan Tante Fathiya mengangguk sambil tersenyum kemudian keluar dari ruangan itu.

Sementara di ruangan khusus mempelai pria, Zayan terlihat sangat cemas dan gugup untuk menghadapi semua itu. Haykal, Alesha dan Althaf sudah berdiri dari tadi untuk meyakinkan Zayan agar percaya diri dan terlihat lebih berani. Berulang kali Alesha memeriksa dan memperhatikan pakaian anak nya itu, Alesha mengelus ngelus pipi Zayan mencoba untuk melihat apakah anak nya baik baik saja.

"Jika kamu tidak siap, aku siap menggantikan posisi mu kapan saja." Ucap Althaf kepada Zayan.

"Aku akan membunuhmu jika kamu melakukan itu." Jawab Zayan sambil mengayunkan tangannya seolah olah akan memukul Althaf.

"Sepertinya kamu memang menyukainya, bukankah kamu bahagia Ayah melakukan ini semua untukmu?" Ucap Haykal kepada Zayan.

Zayan hanya tersenyum kepada Ayah nya kemudian kembali melihat lihat diri nya di kaca. Disaat mereka asik memperhatikan Zayan, Nadhifa datang dan memeluk keponakan nya itu. Nadhifa mengelus lembut kepala Zayan dan tersenyum kepada Zayan.

"Kamu akan menjadi seorang suami, jagalah istrimu baik baik dan jangan pernah mengecewakan dia." Ucap Nadhifa.

"Eii aku tidak pernah mengecewakan wanita manapun." Jawab Zayan sambil tersenyum.

Mereka tertawa bersama diruangan itu dan merasakan kehangatan sebuah keluarga.

Tidak lama Nadhifa tiba didalam ruangan khusus mempelai pria, Rahel dan Chika datang untuk melihat Zayan. Rahel memeluk Zayan dan menepuk nepuk bahu keponakan nya itu. Seketika melihat Rahel dan Chika masuk kedalam ruangan, wajah Nadhifa langsung berubah menjadi terlihat lebih murung, padahal beberapa menit yang lalu wajahnya terlihat seperti bunga Mawar yang mekar karena bahagia nya. Tentunya orang orang yang ada didalam ruangan itu juga menyadari dan mengetahui apa penyebabnya.

"Ah paman nikmatilah pesta nya, aku akan menunggu disini sampai mereka memintaku keluar." Ucap Zayan untuk mencairkan suasana yang terlihat membeku karena kecanggungan itu.

Rahel tersenyum dan menarik tangan Chika untuk keluar dari ruangan. Rahel sangat mengerti maksud Zayan dan mencoba untuk membuat Nadhifa tidak sakit hati, karena itulah dia membawa Chika keluar supaya Nadhifa tidak menyaksikan kebersamaan mereka.

Bebrapa menit acara akan dimulai Zayan keluar dari ruangan bersamaa keluarga nya dan duduk diatas pelaminan sambil menunggu mempelai wanita.

Sedangkan didalam ruangan khusus mempelai wanita, Falesha masih terpaku didepan kaca memikirkan apa yang sebenarnya harus dilakukan nya. Dia benar benar masih kurang yakin dengan keputusan nya itu. Sampai akhirnya Keenan berlari masuk kedalam ruangan dan memeluk Falesha. Falesha terkejut dengan apa yang dilakukan Keenan dan menatap Keenan.

"Sha, pikirkan lagi semuanya. Aku akan membawamu lari dari sini jika kamu tidak ingin menikah, kita akan pergi jauh dari sini dan hidup berdua." Ucap Keenan sambil mengatur nafasnya.

"Lalu bagaimana dengan Paman Hikam, Tante Fathiya dan yang lainnya?" Tanya Falesha.

"Mereka akan mengerti, aku akan mencari cara nantinya untuk membuat mereka mengerti, yang terpenting sekarang adalah kita pergi dan batalkan pernikahan ini. Aku tidak bisa melihat kamu menikah dengan laki laki lain Sha." Ucap Keenan.

"Tapi aku sudah berjanji dan dia sudah menolong Tante Fathiya. Dan kamu tau kan kalau aku memegang ucapan dan janjiku, aku bisa melakukan hal buruk lainnya tapi aku tidak bisa mengingkari janji ku sendiri." Jawab Falesha.

"Sha disaat seperti ini semuanya menjadi berbeda, ini demi keselamatan dan kebahagiaan kamu. Aku tau kamu masih ragu dan tidak percaya diri dengan semua ini, jadi aku mohon ayo kita pergi sebelum semuanya terlambat. Aku sudah mengurus semuanya, aku sudah mengurus pasport untuk kita dan tiket penerbangan siang ini. Aku akan melakukan apapun untuk kita agar bisa hidup bersama." Ucap Keenan.

Falesha terdiam dan terlihat berfikir setelah mendengar ucapan Keenan. Melihat Falesha yang bimbang, Keenan menyodorkan tangan nya ke hadapan Falesha berharap Falesha akan meraih tangan nya dan mereka bisa lari bersama dari tempat itu.

Dengan ragu ragu, Falesha mengangkat tangan nya perlahan dan meraih tangan Keenan.

Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)Where stories live. Discover now