Sadar

2.3K 122 5
                                    

Malam itu, setelah Zayan selesai makan malam dan membersihkan tubuhnya, akhirnya Falesha sadarkan diri. Zayan langsung duduk di samping Falesha dan memeriksa tubuh Falesha apakah dia baik baik saja.

"Apa yang kamu rasakan? Apakah ada yang terasa sakit?" Tanya Zayan.

"Kepalaku." Jawab Falesha sambil memegang kepala nya.

Melihat Falesha yang sudah sadar, Althaf berlari keluar kamar dan menghampiri dokter yang berada di dalam mobil. Meminta dokter itu untuk segera masuk dan memeriksa kondisi Falesha.

Tubuh Falesha diperiksa secara keseluruhan dan syukurnya kondisinya baik baik saja. Falesha hanya butuh istirahat dan meminum beberapa obat yang sudah diresepkan.

"Malang sekali kamu Falesha, rencananya kalian akan berbulan madu tapi malah ini yang terjadi." Ucap Nadhifa.

"Hp ku, dimana hp ku?" Tanya Falesha tiba tiba setelah sadar total.

"Aku tidak menemukan hp mu, mungkin terjatuh di tempat kejadian. Aku akan membelikan yang baru untukmu." Jawab Zayan.

Falesha terlihat semakin cemas setelah mereka tidak menemukan hp nya. Bagaimana pun ada banyak informasi penting dan kontak penting didalam hp nya, dan sekarang dia malah harus kehilangan benda berharga itu.

Namun, Falesha mencoba untuk tetap tenang agar mereka tidak curiga. Zayan membantu Falesha untuk menelan obatnya dan ingin membersihkan tubuh Falesha dengan handuk kecil yang dibasahi air.

"Keluarlah, aku ingin membersihkan tubuhbnya." Ucap Zayan kepada semua orang.

"Aku kan membersihkan nya." Ucap Nadhifa.

Mendengar itu Rahel langsung menarik tangan Nadhifa dan membawanya keluar secara paksa. Nadhifa merasa kesal karena Rahel yang memaksanya keluar dari kamar itu.

"Apa kamu tidak mengerti? Mereka sudah menikah dan terserah Zayan melakukan apa pada istrinya." Ucap Rahel.

"Aku hanya takut dia tidak bisa menahan diri." Jawab Nadhifa pelan sambil menunjukkan mimik wajah yang kesal.

Zayan sudah menyiapkan handuk kecil dan air untuk membersihkan tubuh Falesha, Zayan kemudian membuka kancing baju Falesha secara pelan pelan. Saat Zayan akan membuka kancing baju yang kedua, Falesha dengan cepat langsung memegang tangan Zayan untuk menghentikan aktivitasnya.

"Aku akan membersihkan diriku sendiri." Ucap Falesha yang terlihat malu malu.

"Kamu yakin bisa melakukan nya? Tanganmu dipenuhi infus dan bagaimana kamu bisa membersihkan diri mu sendiri?" Jawab Zayan dengan senyum nya.

Falesha akhrinya terdiam dan tidak tau ingin mengucapkan apa lagi.

"Baiklah, aku hanya akan membersihkan tubuhmu sampai bagian leher saja." Ucap Zayan kemudian mulai mengusapkan handuk ke tangan kanan Falesha.

Walaupun terasa canggung karena selama ini belum pernah ada orang yang mengurusnya saat sakit, Falesha mencoba untuk terlihat biasa saja walaupun dia merasa gerogi dan tidak nyaman. Zayan membersihkan wajah Falesha, kedua tangan Falesha, kedua kaki Falesha, dan membersihkan leher Falesha. Setelah selesai dengan membersihkan tubuh Falesha, Zayan mengambil kan baju tidur yang ada didalam lemari dan ingin mengganti baju Falesha.

"Bukalah bajumu." Ucap Zayan sambil membuka kancing baju tidur yang ada ditangan nya.

"Ah? Apa kamu juga ingin mengganti bajuku?" Tanya Falesha yang terlihat semakin cemas.

"Haha lalu kamu akan tidur dengan baju itu? Kamu sudah mengenakan nya hampir dua hari dan aku tidak yakin bagaimana baunya. Bukalah." Ucap Zayan.

"Aku bisa mengenakan nya sendiri, biarkan aku melakuka nya, aku terlalu malu jika kamu harus mengenakan bajuku." Jawab Falesha.

Zayan tersenyum kemudian mendekati Falesha. Mengangkat bagian bawah baju Falesha tanpa memperdulikan ucapan Falesha.

"Kamu menggunakan tantop dan apa yang membuat menjadi begitu khawatir?" Tanya Zayan sambil tersenyum.

"Ah, aku pikir aku tidak mengenakan nya." Jawab Falesha setelah memeriksa tubuhnya yang memang mengenakan tantop.

Walaupun Zayan ingin sekali membantu Falesha, tapi Zayan mengurungkan niat nya itu agar Falesha merasa nyaman. Zayan memberikan sepasang baju tidur kepada Falesha dan kemudian masuk ke kamar mandi agar dia tidak melihat Falesha saat mengganti baju. Akhirnya dengan usaha keras, Falesha dapat mengganti baju nya sendiri.

Malam itu, Zayan menemani Falesha dan merawat Falesha dengan baik.

"Kenapa kamu membahayakan nyawamu untuk menyelamatkan aku?" Tanya Zayan.

"Karena aku juga berhutang satu nyawa padamu." Jawab Falesha.

"Apa maksudmu?"

"Kamu sudah memberi kesempatan untuk Bibi ku supaya bisa di operasi. Aku menyayanginya seperti orang tuaku, dan tentu aku harus membalas kembali orang orang yang sudah menolong orang tuaku." Jawab Falesha.

Zayan tersenyum dan menarik selimut untuk menutupi tubuh Falesha sampai ke bahu.

"Tidurlah, aku akan tidur di sofa. Panggil aku jika kamu membutuhkan sesuatu." Ucap Zayan.

"Kembalilah kekamarmu, aku dengar kamu tidak tidur nyenyak selama aku sakit." Jawab Falesha.

"Tidak, aku baik baik saja."

"Aku mohon, aku hanya ingin sendiri dikamar." Jawab Falesha.

"Baiklah, segera hubungi aku jika kamu membutuhkan bantuan."

"Baiklah, ah Zayan, bisakah aku meminjam hp mu?" Tanya Falesha.

Zayan tersenyum kemudian memberikan hp nya kepada Falesha dan keluar dari kamar Falesha.

Dengan cepat Falesha menghubungi nomor paman Hikam karena hanya nomor itu yang dihafal nya. Tidak lama panggilan itu berlangsung, akhirnya terhubungi juga.

"Paman, ini aku Falesha." Ucap Falesha dari balik telepon.

"Falesha, apa yang terjadi? Kenapa kamu tidak menghubungi kami? Rafka sudah memberitahu paman dan mengatakan kalau kamu mengorbankan dirimu untuk menyelamatkan pria itu. Apa yang sebenarnya kamu lakukan? Apa kamu sudah gila? Apa kamu tau bagaimana mengamuknya Keenan saat mengetahui hal itu?" Jawab Paman Hikam.

"Aku hanya tidak ingin dia dalam bahagia, bagaimana pun dia Sudan membantuku dan setidaknya aku harus menjaga nya. Hp ku hilang dan aku harus menggunakan hp Zayan untuk menghubungi paman." Jawab Falesha.

"Lalu bagaimana dengan keadaan mu? Apa kamu baik baik saja?" Tanya Paman Hikam.

"Iya, aku sudah merasa lebih baik. Paman, minta Rafka untuk menyelidiki perusahaan HK group. Aku melihat mobil diluar penuh dengan tulisan HK group, aku pikir itu adalah nama perusahaan milik Ayah Zayan." Ucap Falesha.

"Baiklah, lalu bagaimana dengan rencanamu selanjutnya?"

"Aku belum memiliki kesempatan untuk pergi ke perusahaan Ayahnya dan tidak bisa menyelediki apapun sampai sekarang, tapi aku akan mencoba mencari tahu melalui Althaf. Dia anak dari sekretaris Ayah Zayan, dan aku yakin mereka pasti tau tentang perusahaan itu. Aku akan segera mencari tahu siapa mereka dja mendapatkan informasi mengenai Ibuku. " Ucap Falesha.

"Baiklah, jaga diri mu dan kabari paman jika terjadi sesuatu." Ucap Paman Hikam kemudian menutup telepon nya.

Falesha kemudian meletakkan hp Zayan di atas meja dan bangun dari tidurnya. Falesha berjalan ke arah jendela dan melihat sekelompok pengawal yang sudah berjaga di luar villa.

"Mereka bahkan memerintahkan pengawal itu untuk menjaga villa ini, mereka pasti kaya dan merupakan perusahaan besar." Gumam Falesha.

Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)Where stories live. Discover now