22. CHAVANA

107 28 2
                                    

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]

' Rembulan menjadi saksi mata, bahwa dirinya mengungkapkan rasa dulu dan sekarang itu berbeda '

💖

Hari sudah malam, kini murid-murid dan guru-guru  mengelilingi api unggun cukup besar ditengah-tengah sana mereka menatap seru kearah penampilan dari beberapa murid untuk mewakilkan kelasnya karna memang setiap masing-masing kelas diharuskan menampilkan sesuatu. Ada beberapa murid yang ditemani snack agar menambah sensasi keseruan.

"Van"panggil seseorang yang duduk disamping gadis yang terkejut karna saking asiknya menghayati siswi sedang bernyanyi didepan sana, ia mendapatkan Abzas yang terkekeh melihatnya kaget

"Ngage–Aduhhhh!"

Chavana mengelus kepalanya yang dilempar sesuatu ia menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan siapa yang melempar sesuatu kepada dirinya, Abzas bingung menatap gadisnya yang mendumel sembari mengelus-elus kepalanya.

"Kenapa?"

"Ada yang lemparin kepala gue pake sesuatu, Duh sakit banget.. Siapa sih yang jahil!"geramnya, Abzas ikut mengelus-elus kepala gadisnya itu

"LENGKENG GUE MASYA ALLAH"pekik seseorang yang tak jauh dari Abzas dan Chavana sontak mereka berdua dan beberapa murid memusatkan kearah Bernian yang menoyor kepala Putra dan Adri sedang cengengesan

"Van! Van!  Mereka berdua nih yang lempar lo pake lengkeng gue tadi"beritahu lelaki itu membuat gadis yang dilempar menatap kesal kearah dua lelaki yang memohon maaf

"Sorry gak sengaja tadinya mau lemparin ke Abzas taunya kena lo"

Mendengar itu Abzas menatap tak terima ia melempar kerikil kearah kedua temannya yang meringis ketika kerikil itu mengenai lengan dan kaki mereka. Sontak kegaduhan Putra dan Adri memancing Pak Burman yang sedari tadi melihat aksi mereka berdua.

"HEH PUTRA, ADRI MAJU KALIAN SAYA PERHATIKAN DARI TADI MAIN-MAIN MULU"

"Mampus!"umpat kedua lelaki itu menunduk dan bersembunyi dibalik punggung Bernian yang terheran-heran dan menyahut

"Pak nih Pak merekanya suruh mereka berdua nampilin sesuatu didepan"

"Heh boneka bear kok lo jah– Aduhh Pak ampun! Ampun" kini Adri dan Putra ditarik paksa oleh Pak Burman untuk maju ke depan yang dikelilingi murid-murid, mereka cengengesan sembari menggaruk tekuk

"GOOD LUCK BRO"teriak Bernian kearah kedua lelaki yang menatapnya kesal, ia hanya tertawa meledek sembari memakan lengkeng yang ia bawa.  Siapa suruh melempar lengkengnya yang masih utuh kearah orang-orang!

"Kalian berdua tampilin sesuatu! Kalau tidak kalian saya suruh kalian ngepatroli jagain tenda-tenda"

"Dih iya Pak iya si anjir harus bener ya? Joget-joget aja gimana? Joget goyang dumang sambil nyanyi kan mantep juga tuh"usul Putra berbisik kearah Adri yang nampak menatapnya berbinar, ia mengangguk setujui.

"Kita perkenalan dulu dong kaya grup boyband gitu.."

Mereka dikasih mic oleh anggota Osis yang kebetulan juga ikut kemah hal itu diterima oleh keduanya dan sedikit menjauhkan mic lalu berbisik-bisik tetangga membuat semuanya jengah apalagi Pak Burman yang berdecak pinggang melihat tingkah kedua muridnya ini.

"Satu dua Annyeonghaseyo jeoneun Dua Sejoli imnida"ucap Putra dan Adri yang diteriaki histeris oleh siswi-siswi, mereka berpose imut-imut membuat guru-guru menatap jengah dan sedikit terhibur begitu juga dengan sebagian murid-murid

"OKE KITA MULAI YA, MUSIKKKKKK!"

Putra dan Adri mengangkat mic mereka ke udara sembari menghentak-hentak salah satu kaki mereka dan bergoyang sembari menyanyi.

"AYO GOYANG DUMANG BIAR HATI SENANG, PIKIRANPUN TENANG GALAU JADI HILANG, AYO GOYANG DUMANG BIAR HATI SENANG, SEMUA MASALAH JADI HILANG ASEKK!!"

Kedua lelaki itu berjoget ria tanpa malu hal itu membuat semua cukup terhibur ikut-ikutan joget dibelakang, Abzas menggaruk tekuknya tak gatal Bukan temen gue!

Chavana menggelengkan kepalanya ia sesekali terkekeh begitu juga dengan kedua sahabatnya yang sibuk meneriaki kedua lelaki itu dan memvideonya, ia menatap kearah Abzas yang menatap datar temannya itu.

"Gak ikutan joget?"tanya gadis itu diselingi tertawa

"Idih"

"Yang lain pada jogetan bahkan guru-guru aja ikut joget, ada-ada aja tapi seru sih lihatnya"

Abzas mengacak rambut gadisnya, orang-orang pada sibuk joget disana sedangkan mereka berdua lebih memilih untuk melihat aksi mereka semua saja. Kalau ikutan joget sepertinya asik juga.

"Zas kalaupun perasaan gue terlambat, apa perasaan lo akan tetap sama?"

"Hm?"dehem Abzas tak mengerti dengan kerutan didahinya

"Ah enggak"

Lelaki itu hanya tersenyum singkat lalu menyelipkan rambut ke telinga gadisnya, "Gue akan tetep sama mencintai lo walau sekalipun lo nggak cintai gue,"ucapnya tiba-tiba seakan mengerti ucapan Chavana beberapa detik yang lalu

"Perasaan gue ke elo–"

"Gue tau gue hanya butuh waktu kan?"

"Gue hanya mau bilang kalau perasaan gue ke elo dulu sama sekarang itu udah berbeda"ucap Chavana cepat tanpa menatap lelaki disampingnya yang nampak bingung lalu mengulas senyum

"Berbeda gimana? Apakah berbeda karna ada rasa manis-manis kah atau ada rasa masam-masam kah?"godanya

"Ish emang buah apa manis sama masam!"jengah Chavana yang menatap kesal kearah Abzas ia memajukan bibirnya

"Oh gue tau udah ada bibit cinta kah sama gue?"goda lelaki itu lagi membuatnya malu, ia bangkit berdiri dan membuang wajahnya agar tidak ketahuan blushing

"Ah ciee.."

Abzas merangkul bahu gadis itu dan mendorong-dorong tubuh mungil Chavana seperti orang sempoyongan, ia terkekeh sembari mencoel-coel pipi milik gadisnya.

"Apa sih Zas!"ucap gadis itu kesal sekaligus malu

"WOI NGOPI NAPA!"teriak Vivan yang mendekati Abzas dan Chavana asik-asikkan lalu pergi setelah mengacaukan mereka berdua, sontak Abzas mendengus

"Buset kaya jailangkung aja tuh anak, dateng tiba-tiba gak diundang pula"

Chavana tertawa mendengar perkataan lelaki itu setelah berlama-lama joget dan menampilkan yang lainnya akhirnya mereka disuruh guru-guru untuk balik ke tenda masing-masing karna hari sudah cukup malam.

💖












CHAVANA [Tahap Revisi]Where stories live. Discover now