Chapter 4: Sendirian tak pernah sesakit ini

1.3K 186 97
                                    

Disclaimer: Ansatsu Kyoushitsu punya Yusei Matsui-sensei, sedangkan cerita ini punya saya :v

Happy Reading~

***

Author POV

Angin musim gugur menghempaskan dedaunan pada taman disamping ruangan Karma, ia melihat pemandangan itu tanpa rasa minat, namun antusias menatap anak-anak yang asyik bermain di tumpukan daun diujung sana. Jemari kurus menggenggam sisi kursi rodanya erat.

"Hee~~ Enaknya...bisa berlarian seperti itu." Senyum jenaka muncul pada bingkai wajahnya, "Kuharap para ulat bulu menyerang mereka."

Seakan menjawab permohonannya, hujan mayat ulat bulu mengguyur salah seorang anak laki-laki yang menendang-nendang pohon maple tak bersalah, membuatnya melompat-lompat ketakutan dan menangis memanggil mamanya. "Gyahahaha! Rasakan itu!"

Gakushuu yang baru datang hanya bisa menghela nafas melihat tingkah rivalnya itu, kemudian meletakkan laptop dan tas sekolahnya ke dalam laci dari nakas miliknya. Si Surai merah yang menoleh saat pintu terbuka kembali menekuk wajahnya. "Shuu, kenapa kau kemari lagi?"

Yang ditanya ingin menjawab namun merasa ada sesuatu yang aneh, "Ah." Setelah yakin apa itu, tatapan membunuh dilayangkan pada Karma. "Siapa yang kau panggil 'Shuu' itu, Akabane? Kenapa kau memanggilku dengan nama kecil?!"

Karma menyeringai, iris mercury yang tidak terluka berkilat menggoda. "Memangnya kenapa, Shuu~? Kau kesal dengan panggilan barumu?" Si Surai orange mendesis, memberi jawaban tidak langsung pada iblis merah—yang terkikik melihatnya. "Biar kuberitahu, selama ini aku kesal memanggil namamu itu, karena panjang dan membosankan. Jadi aku memanggilmu Shuu saja, bukankah lebih singkat? Oh, dan sebenarnya aku ingin memanggilmu Gaku, tapi nanti tertukar dengan ayahmu, jadi ini adalah pilihan terbaik!! Nah, jelas tidak, Shuu?"

Gakushuu mendekat dengan wajah menggelap, menarik kerah baju rumah sakit milik Karma dan berteriak didepannya. "...Yang kumaksud... Kenapa kau merasa seolah kita adalah teman hahh?! Kau pikir aku kesini atas keinginanku sendiri? TIDAK. Akabane, mungkin kau terbentur terlalu keras sampai membuatmu lupa, tapi kita ini adalah musuh!!"

Manik mercury itu membulat, merasa seperti dihantam palu besar dan  membuatnya sadar seketika.

'Memang benar, sejak awal...kita bukanlah teman. Dia hanyalah orang asing.'

Rival.

Musuh.

Bukan temanku.

'Sejak awal aku memang sendiri...'

...

Manik violet itu menatap pemuda didepannya dengan rasa bersalah, menyadari bahwa ia sudah menyakiti pasien dengan ucapannya. "A-aku... Maaf, aku tidak bermaksud..."

Karma menepis cengkraman yang mulai melonggar, memberi tatapan yang sama dengan Gakushuu sebelumnya—amarah. "Akabane, aku minta maaf..."

Ini berbeda. Jika biasanya Gakushuu menghina Karma, dia akan kembali mengejek dengan lebih kejam. Tapi kenapa sekarang dia menatap tajam seperti itu?

'Kali ini dia benar-benar marah. Apa yang salah dengannya? Kita memang rival, dan bukannya teman. Tapi kenapa dia marah sekali?'

Pasien itu menunduk, membiarkan untaian merah menutupi matanya. Tangan mencengkram baju dengan sedikit bergetar.

"Pergi."

Suaranya dingin dan setengah berbisik. Gakushuu yang sejak awal datang dengan perasaan kesal, menjadi tersulut percikan api kemarahan, namun dia masih bisa mempertahankan ketenangannya. "Apa maksudmu? Kau mengusirku lagi?" Sayangnya ucapan dari mulutnya tidak bisa dikontrol dan malah memperkeruh suasana.

Tomodachi to ishho niTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang