Chapter 11: Keluarga dan teman

1.1K 132 58
                                    

Hola, saya kembali! \(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥

Ada yang rindu? Kalau tidak, tak apa! :v

Saya membawa chapter terakhir, semoga kalian suka karena saya berusaha keras untuk ini.

Banyak kekurangan dari cerita saya, harap dimaklumkan, saya akan berusaha lagi pada kesempatan berikutnya! Terimakasih!

(Akan ada kejutan di akhir, jadi tolong baca pesan author juga ya!)

*******

Disclaimer: Ansatsu Kyoushitsu punya Yusei Matsui-sensei, sedangkan cerita ini punya saya :v

Happy Reading~

***

Rin POV

'Dia pergi...'

Aku berusaha untuk memanggilnya, tapi dia sama sekali tidak menghiraukanku.

'Sudah kuduga... Dia pasti membenciku...' tanganku mengepal erat, 'Orang sepertiku memang—'

"Akabane-kun sepertinya hanya terkejut, kondisinya menurun sejak kemarin, jadi..."

....

"Saya mengerti, Todoroki-sensei." Ucapku tanpa emosi, memang seperti inilah aku. Merapikan semua barangku, kemudian berpamitan dengan semua orang seraya meminta maaf karena telah membuat keributan. Sensei hanya bisa terdiam, tapi aku tau bahwa dia juga merasa bersalah. Aah... membuat orang sebaik ini khawatir membuatku tidak nyaman.

Kenapa... Aku hanya bisa merepotkan semua orang??

.
.
.

"Tunggu, Akabane-san." Ucap pemuda bersurai cokelat itu padaku, kami sedang berada didekat halte untuk menunggu bis. Oh... kalau tidak salah dia yang bersama dengan Karma tadi.

"Ada apa? Uhmm..."
"Sakakibara Ren."

"Ada apa, Sakakibara-kun?" ulangku lagi, ganggaman tanganku pada tas mengencang, berpikir apa sebaiknya aku menanggapinya atau segera pergi mencari Karma. "Jika tidak ada, ah!"

Lenganku dipegangnya erat, dia tidak mengatakan apa-apa sampai membalikkan lenganku dan memperlihatkan darah mengalir disana. "Berdarah, harus segera diobati. Maaf bila aku terlihat lancang." Jelasnya padaku, membuatku mengangguk kaku.

"Ti-tidak perlu..." Cicitku padanya, segera menarik dan menutupi luka dengan sapu tangan. "Aku tidak merasakan sakit, jadi tidak apa-apa."

Kerutan di wajahnya bertambah, dengan cepat dia melirik ke arah jam tangannya, menghela nafas kemudian. "Sudah terlambat, jadi biarkan aku mengobatimu. Tenang saja, Akabane-kun pasti ada di rumahnya, jadi—"

Dia menarikku kembali, pemanas gedung utama membuat tubuhku kembali hangat. "Akan kuobati."

Kali ini aku mengangguk pelan, membiarkannya menggiringku ke UKS yang tidak jauh dari sana.

***

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Sakakibara-kun padaku, ruangan kesehatan sepi tanpa ada seorangpun yang berjaga, tidak ada pilihan lain selain mengobati diri sendiri.

"Apanya?"

Aku bingung, kenapa dia tiba-tiba bertanya hal aneh?

Tomodachi to ishho niTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang