8. Cemburu

45.6K 2.7K 52
                                    

Suara alarm menghentikan aktivitas tidur Airin. Tunggu? Sejak kapan ia bangun menggunakan alarm?

"Pasti si tampan Rivan yang–, maksudku si sialan Rivan yang meletakkan alarm sialan ini." gumam Airin.

Hari ini hari Minggu, sebenarnya hari libur ini ingin Airin habiskan untuk rebahan di rumah, nonton drama Korea kesukaannya, atau sekedar membaca wattpad bergenre komedi, horor atau yang sad seperti broken home atau  broken heart.  Ia bukan pencinta genre romance. Baginya, cinta hanyalah omong kosong walaupun ia akui ia mencintai seseorang yaitu Rivan.

Namun, sepertinya ini cinta yang bertepuk sebelah tangan. Juga untuk cinta dari seorang ayah, iapun tidak pernah mendapatkannya.

Ia selalu muak menonton atau membaca kisah cinta yang menurutnya hanya mitos saja atau memang tidak ditakdirkan semesta untuknya.

Hari ini mood Airin hancur lantaran rencana dihari ini digagalkan oleh Karin. Karin memintanya untuk menemani Rivan yang akan lari pagi disusul dengan bermain futsal. Sial! Rivan teroos! Jika bukan bundanya yang memintanya sudah dipastikan Airin sudah menikmati segelas coklat hangat sambil menonton drama Korea action.

Airin segera membuka lemari pakaiannya. Ia mencari baju yang akan ia pakai. Ia kemudian memasuki kamar mandi dan memulai ritual mandinya. Setelah memakai baju dan sedikit memoles liptint dan bedak bayi Airin tak lupa untuk mengenakan topi.

 Setelah memakai baju dan sedikit memoles liptint dan bedak bayi Airin tak lupa untuk mengenakan topi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤️8,102 likes
airin_mar this morning's activity

View All 343 comments

"Pantesan lama! Main Instagram dianya" gumam Rivan sembari memainkan ponsel pintarnya.

-

"Mengapa dia biasa setampan ini? Membuat jiwa move on ku memberontak! " gumam Airin

Keringat yang membasahi tubuhnya tidak menghilangkan pesona seorang Rivan. Hingga Airin dibuat tertegun olehnya. Sungguh pemandangan yang menggoda kaum hawa. Airin dibuat kesal lantaran bukan ia saja yang mengagumi sosok tunangan, melainkan banyak sekali cewek-cewek yang lain. Tapi bukan Airin yang namanya jika tidak ada prinsip 'bodo amat'

"Hai! Sendiri aja?" ujar seorang laki-laki yang tiba-tiba duduk disamping Airin. Airin menoleh kearah laki-laki tersebut.

"Engga sendiri kok" jawabnya ramah.

"Gue Akbar" ujarnya mengenalkan diri.

"Oh! Oke!" jawab Airin datar dan kembali melanjutkan memandangi permainan Rivan dan kawan-kawan.

"Lo? Nama lo?" tanya Akbar bingung karena merasa diacuhkan.

"Nama gue Viona Airin Marselia S panggil aja Airin"

Setelah itu mereka mengobrol ria tanpa menyadari Rivan yang menatap mereka dengan cemburu. Tatapan matanya dapat mengintimidasi orang yang melihat. Tapi tampaknya Airin tidak menyadarinya karena terlalu fokus berbincang. Bagaimanapun, Airin juga harus bergaul kan?.

Rivan yang tersulut emosi segera meninggalkan teman-temannya dan membawa mobilnya menjauh dari futsal tersebut. Airin tersadar bahwa teman-teman Rivan sedang istirahat atau pulang? Entahlah namun tidak ada tanda-tanda kehadiran Rivan.

"Ada apa?" tanya Akbar

"Bar, gue tinggal ya, ,bye!" meninggalkan Akbar.

"Ndra! Rivan mana?" tanya Airin kepada Andra.

"Lah gue kagak tau!" jawab Andra.

"Tadi gue ngeliat Rivan pergi naik mobil" ujar Dika ikut nimbrung di percakapan mereka.

"Terus gue ditinggal gitu" Dika mengerdilkan bahu.

"Gimana kalau gue antar aja" tawar Andra.

"Gak deh, kalian juga masih main kan. Lanjutkan aja gue bisa pulang sendiri kok"

"Gue telpon si Rivan dulu!" Novan mengotak-atik ponselnya. "Gausah! Gue pulang naik taksi aja atau gak minta di jemput supir dirumah.

Airin kemudian keluar dari area futsal. Sialnya langit yang tadinya cerah sekarang menjadi kelabu. Dan butiran-butiran air mulai turun dengan lebatnya sepertinya semesta sedang menangisi keadaan Airin.

Airin melirik ke kanan dan kiri. Ia tersenyum getir saat hujan semakin lebat. Ia bahkan tidak tau jalan pulang. Hingga, cairan bening keluar dari matanya.

Airin menangis, bukan karena tidak tau jalan pulang melainkan karena ditinggal sendirian oleh seseorang yang ia sayang.

Ia kemudian berjalan di bawah hujan. Persetan jika ia sakit yang ia inginkan hanyalah menangis. Walaupun masih siang, jalanan tersebut sangat sepi.

Perlahan, ia sedikit mengetahui jalan disekitarnya. Mungkin beberapa menit lagi ia sampai. Itupun kalau ia sampai, matanya yang sudah berkunang-kunang tidak jadi penghambat untuknya mencari jalan pulang.

-

Rivan yang tersulut api cemburu segera membawa mobil mewahnya pulang kerumah. Ia membanting pintu kamarnya dan merebahkan diri. Persetan apabila Airin mencarinya.

Biarkan saja laki-laki lain lain yang mengantarkannya pulang. Lagipula banyak yang mengantri untuk menjadi pacar Airin kan?

Dert..dert..dert suara notifikasi handphonenya.

CoCaCoLa
(Cowo Ganteng Cowo Idola)

DafaParah Lo bang @Rivan masa tunangan sendiri ditinggal sendirian.

DikaMana hujan-hujanan tadi Airin pulang, padahal ada ojek online.

NovanSi Airin kagak ada modelan make ojek online, bapaknya bisa ngirim 1000 supir pribadi.

AndraPadahal udah kami ajak pulang bareng dianya gak mau.

Dika : Itutuh ciri-ciri cewe galau, nangis di bawah hujan. Coba liat Van pas Airin balik, matanya sembab gak!?

Ia memutuskan untuk tidak membaca lebih lanjut karena pasti isinya sama, tentang Airin yang pulang sambil kehujanan.

Rivan segera memakai jaketnya dan mengambil kunci mobilnya.
"Tunggu gue Rin" ujarnya lirih.

Saat digerbang rumahnya, ia melihat Airin yang sedang memasuki gerbang dengan tertatih-tatih, berdiri dalam keadaan basah kuyup. Beberapa detik kemudian tubuh Airin ambruk tak sadarkan diri.

"AIRIN!"

Welcome Back, Tunanganku! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang