30

1.1K 146 259
                                    

Dag dig dug

Dag dig dug





Mungkin seperti itulah perasaan Jinyoung saat memasuki gedung bertinggkat itu. Saat ini dia sedang memberanikan diri untuk menemui Nayeon dan juga anak-anaknya. Untuk pertama kalinya jinyoung keluar dari zona nyamannya.

Debaran jantungnya tak kalah hebat saat dia sudah sampai di depan pintu bernomor 279, tempat tinggal Nayeon. Bagaimana ini, haruskah dia kembali saja? Seperti itu lah pikiran Jinyoung.

Jinyoung melangkah mundur karena belum cukup yakin untuk masuk, saat membalik badannya ternyata ada seorang perempuan yang kini sudah berada di depannya.






"Anda Park Jinyoung? Ayahnya Greyna dan Gyuna?" tanya perempuan itu.

Dia bi Hayoon yang baru saja pulang setelah membuang sampah.

"Ah.. ya... Anda..." jawab Jinyoung gugup, bahkan dia memegang kedua tali paper bag yang berada ditanggannya dengan sangat kuat.

"Saya pengasuh Greyna dan Gyuna. Kalau begitu ayo masuk. Mereka pasti sangat senang melihat ayahnya datang" bi Hayoon membuka pintu dan mengajak Jinyoung masuk.

Jinyoung mengikuti langkah kaki perempuan itu, hingga sampai lah mereka pada sebuah ruangan yang sepertinya ruang keluarga. Jinyoung sudah bisa melihat kedua putrinya yang sedang fokus menonton film kartun Disney.

Tapi Nayeon di mana?

"Anak-anak... coba lihat siapa yang datang" ujar bi Hayoon untuk mengalihkan perhatian kedua bocah itu dari layar televisi.

Kedua bocah itu melihat seorang pria yang sedang berdiri di belakang bi Hayoon. Mereka mengenalinya. Semburat senyum pun terpancar dari wajah Greyna. Dia bangkit dan berlari mendekati ayahnya.

"Dad... I miss you" Greyna memeluk Jinyoung yang kini sudah berdiri menggunakan lututnya.

"I miss you too" Jinyoung mengusap rambut putrinya.

"Katanya sakit, sudah sembuh?" tanya Jinyoung pada Greyna.

"Sudah" jawab gadis kecil itu.

"Happy Birthday. I wish you always a healthy and long life. Be a kind girl, smart, and not arrogant. Hopefully can be a child who can boast of mommy and daddy. You also have to make other people happy"

"Thank you for your prayer"

Keduanya tersenyum bahagia, namun ada yang kurang. Putrinya yang satu lagi belum menyambut kedatangannya.

Apa Gyuna tidak menyukai kedatanggan Jinyoung?
Jawabannya salah, Gyuna sangat menyukainya. Hanya saja ini kali pertama bocah itu bertemu ayahnya secara langsung. Gyuna bingung harus melakukan apa.

Tapi tiba-tiba bocah itu melangkah perlahan mendekati kakak dan juga ayahnya.

"Daddy" panggilnya lirih saat di tengah perjalanan.

Jinyoung yang mendengar panggilan itu merasa lega dan bahagia. Dia memperlihatkan kebahagiaannya itu melalui senyuman. Ini pertama kalinya Jinyoung mendengar suara Gyuna dan untuk pertama kalinya Gyuna memanggilnya.

"Sini, mendekatlah Gyuna" suruh Jinyoung.

Greyna melepaskan pelukannya agar ayahnya bisa memeluk adiknya.

Setelah mendengar panggilan ayahnya, Gyuna berlari dan memeluk Jinyoung untuk pertama kalinya. Bocah kecil itu menangis bahagia, begitupun dengan Jinyoung. Sejujurnya Jinyoung tak pernah membayangkan akan memeluk putri kecilnya seperti ini.

"Maaf... ayah baru menemuimu sekarang" ucap Jinyoung sambil memeluk Gyuna.

"Jangan menangis, itu melukaiku" Jinyoung.

A Marriage || JinYeon StoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora