───────
kendatipun pasukan
garuda menolaknya,
setidaknya sang puan
dapat bersua di bentala
nusantara.perkenalkan, sasi sitaresmi.
───────
atensi benihnya terkonsentrasi pada kelir modern menayangkan kausalitas penjajahan kolonial di nusantara. lengan pucatnya penat, esai satu lembar folio telah paripurna, namun lengan sang puan masih setia melukis darma di atas lekturnya.
gadis satu sisi angkat bicara, "engga capek neng?"
yang diajak bicara menggeleng ribut, "engga kok, tari sendiri?"
"tari mah badan bongsor doang, tenaganya mah kecil, hahaha" rampas jaka cepat.
sasi hanya terkekeh, sementara tari mengerucutkan bibir seraya menuturkan berbagai guna - guna pada pemuda jaka.
"jaka ish! ngeselin bang-"
rapalannya terhenti tatkala sang widyaiswara membagikan dua helai yang diduga adalah ulangan dadakan.
"kumpulkan esai, buku, dan gawai kalian di meja saya dan kerjakan soalnya" tegas widyaiswara molek itu.
seisi kelas ricuh, mau tak mau satu per satu menyerahkan buku dan gawai mereka pada pengajar yang terkenal cantik - cantik kok galak, dih.
berbeda dengan mereka, pemuda berasma jaka bramantya sibuk dengan pacar virtualnya, gema keswari, yang gencar ia dekati sebulan ini, huh.
"barudak - barudak encer, akang jaka nanti dikasih jawaban, ya?" jaka menaik turunkan alisnya, berniat merayu taruni di depannya. ya, batari basagita dan sasi sitaresmi tentunya.
dua pemudi menentang jaka sambil berkata, "gak boleh!"
jaka memanyunkan bibir, berniat membujuknya lagi, "kok jahat banget sih sama jaka, hng" kesal jaka sambil mengentakkan sukunya lalu berpulang ke tempat duduknya.
───────
pengayom Kulasentana
berbahana eksotis
langganan perhelatan
akbar Suwarnabumi.perkenalkan, langit jumantara.
YOU ARE READING
tajuk rasa, yiren minkyu. ✓
Teen Fiction❛ tak usah melekat, kelak esok bertolak. // 2020.