v. liburan runyam

142 29 21
                                    

──────

"JAKA!" sasi datang membawakan senyuman andalannya.

kemudian, ia menghampiri jaka yang terlihat akan memasuki ruangan Suralaya.

jaka bersuara dominan, seperti terjadi sesuatu. apakah jaka masih marah dengannya perihal perhelatan Suwarnabumi kuartal lalu?

"kenapa, sas? mau ketemu praba nih, anaknya udah nunggu"

jaka sebenarnya tak mempermasalahkan, toh juga hak sasi. namun ia sedikit khawatir, akan perangai langit yang akhir - akhir ini sedikit bertikai.

"oh, ya sudah. kalau praba sudah nunggu, mending samperin. nanti ketemu di kelas juga bisa, kan? aku pamit"

tak enak hati jika sasi memaksakan diri untuk mendekati jaka. irasnya melas, tak lupa surainya semrawut, sungguh seperti bukan jaka biasanya.

tutur kata sasi hanya dibalaskan anggukan oleh jaka. ia hanya terlalu malas berinteraksi. terlebih, ia kemarin melihat langit bersama seorang gadis.

sungguh, langit maruk sekali.

──────

sampai dimana saat sasi mengunjungi surau Suwarnabumi. sekilas mengalihkan pandangan, netranya malah bertumbukan dengan netra sang langit. lekas sasi mengalihkan pandangan, ia tak mau meninggal karena ketampanan langit.

sungguh tak manusiawi.

bodohnya, langit malah tersenyum manis dan sedikit menundukkan pandangannya. antara malu, rasa hormat, atau ia sadar bahwa tempat ini suci.

"itu yang dekat sama langit?" sang gadis berucap setengah bisik pada gema seraya menunjuk sasi dengan ekor matanya.

gema membenarkan perkataannya, "iya. kemarin habis duet bareng, kuartal lalu. lo lupa?" seraya dikenakannya telekung untuk menutup auratnya.

sang gadis terkekeh, "cantik, ya? enggak heran langit naksir dia"

"lo juga cantik, lo lupa?"

──────

meskipun mereka berbisik, nyatanya sasi juga mendengarkan perkataan gema dan temannya. semburat rona merah jambu di sisi mukanya merebak, sasi bera disebut cantik oleh orang cantik.

bagaimana tidak? pesonanya juga terkadang membuatnya dengki akan paras hayu yang ia miliki.

tari takjub dengan raut yang sasi lontarkan. tersenyum layaknya sakit jiwa, "sehat, sas?" lontaran tari membuat sasi terbelalak.

tersadar tari berbincang padanya, ia membuka suara, "alhamdulillah"

ia bosan. sekilas mengalihkan pandangan ke hadapan mendapati jamal tengah bersua dengan seorang gadis yang membuatnya lara hati.

asal Suwarnabumi tahu, tari pernah menyimpan rasa untuk lelaki penyuka lumba - lumba itu. namun sayang, cintanya tertolak saat ia hendak bertindak.

──────

semua bersorak riang menyambut kedatangan hari libur yang dinantikan para siswa setelah sekian lama.

terlebih jaka, ia berencana membawa belahan jiwanya menghabiskan waktu bersama. berbeda dengan tari, gadis arab itu nampaknya bersusah hati.

"sas, tar, ikut sama kita, yuk! ke puncak!" pinta jaka yang diangguki gema.

sasi hendak mengangkat suara, namun tari gegas menyela, "siapa saja? kalau cuma anak Suralaya, sokin"

tajuk rasa, yiren minkyu. ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang