Chapter 39 - Putus (a)

519 50 7
                                    

Gimana nih mau mendekat ke ending?
Huhuu

Karena pertanyaan chapter sebelumnya banyak yg mau pake gue-elo aja, oke deeh! Aku turutin kalian. (tp ga menutup kemungkinan kalo aku bakal pake aku-kamu nantinya ya)

Yuk di vote dulu.

Happy reading!

Sudah terhitung sepuluh kali Sena menelpon Alsha namun tak kunjung diangkat juga oleh cewek itu. Semalam Sena mengunjungi apartemen Alsha seusai pulang kerja.

Namun karena sudah mendekat tengah malam, tidak ada yang membuka pintu. Akhirnya Sena memilih untuk pulang. Pagi pagi sekali setelah bangun, Sena segera menelpon Alsha. Namun nihil.

Pikiran dan hatinya merasa tak nyaman. Sena pikir, Alsha akan mengerti dengan kejadian kemarin, mengingat kata kata cintanya yang sudah ia lontarkan beberapa hari yang lalu.

Namun Alsha sama saja dengan cewek lain yang selalu butuh penjelasan.

Ini Sena yang brengsek atau memang Alsha yang berlebihan?

Sena akhirnya memutuskan untuk mandi dan segera pergi mengunjungi apartemen Alsha. Sampai disana, sudah pencet bel beberapa kali namun tak ada yang membukakan pintu.

Sena teringat jika dia punya nomor Leon. Segera ia menelpon nomor kakak Alsha tersebut.

"Halo." Ucap Leon setelah panggilan tersambung.

"Bang, lo sama Alsha lagi keluar?"

"Iya, kita lagi beli oleh oleh di pasar beringharjo."

Sena menautkan alis, "Oleh oleh?"

"Buat bokap di Jepang."

"Lo mau balik ke Jepang?"

"Iya, sama Alsha juga."

Sena membeku, tatapannya kosong, pikirannya melayang kemana mana, bahkan suara Leon pun tak ia hiraukan.

"Woi Sen!"

Teriakan Leon membuat Sena kembali tersadar.

"Lo di pasar beringharjo?" Tanya Sena.

"Iya."

"Kasih tau gue lo lagi dimananya. Jangan kasih tau Alsha kalo gue mau nyusul."

Sena langsung menutup handphone nya dan memacu laju motornya dengan kecepatan tinggi.

:::•:::

Leon menyimpan handphone nya kedalam saku seusai telponan dengan Sena. Ia menghampiri Alsha yang sedang menatap kosong ke jendela kafe usai sibuk memilih oleh oleh tadi.

Leon sudah mengira apa yang telah terjadi diantara Alsha dan Sena. Mengingat sikap Alsha yang terus diam sejak kemarin. Leon menghampiri Alsha, memegang bahu adik satu satunya itu.

"Lo lagi ada masalah sama Sena?" Tanya Leon.

Alsha terdiam.

"Saran gue, selesain masalah lo sama Sena sebelum lo balik ke Jepang. Jangan lari dari masalah gitu."

Alsha hanya tersenyum tipis.

"Jangan ngulang kesalahan lo lagi. Lo gak mau kan nyesel untuk kedua kalinya?"

Alsha diam, namun pikirannya memang memikirkan hal itu. Ada perasaan mengganjal di dirinya.

Insensate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang