Chapter 20

24 6 0
                                    

Aku berangkat setelah 1 Minggu libur karena urusan Try Out kelas 12 dan apalah itu. Aku duduk di bangku ku, melirik Intan yang sedang senyum-senyum gak jelas.

"Tan, lo liat orang gila gak?" tanyaku pada Intan yang membuat dia langsung menoleh.

"Hah? Nggak, emang lo liat?" tanyanya balik.

"Iya gue lihat, anaknya itu lagi pegang hp," jawabku dengan tertawa kecil.

"Sialan Lo!" umpat Intan yang kini kembali berkutat dengan ponselnya.

"Tan!"

"Hm?"

"Lo masih pacaran?"

"Iya, kenapa?"

"Gapapa sih."

"Tan gue kangen,"

"Sama siapa Nes?"

"Sama Kak Arga,"

Mendengar itu Intan langsung menoleh dengan tatapan kurang yakin.

"Emang lo gak pernah ketemu?"

"Ya mau ketemu gimana orang dia sibuk mulu. Kan dia ada Try Out, Tan," jawabku dengan lirih.

"Ya tapi kan bisa mampir,"

"Tapi nyatanya Kak Arga gak pernah ke rumah gue lagi," balasku dengan menunduk.

"Lah emang gak chat an juga?" tanya Intan lagi.

"Ya masih, tapi kurang." Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

Intan menepuk pundak ku pelan lalu tersenyum simpul. "Nes, kalau lo kangen ya ketemu dong!"

"Gue gak enak, Tan, mungkin dia sibuk," Aku memang lemah kalau dihadapkan dengan rindu.

"Kan ini sudah selesai," Intan mencoba memberi petunjuk.

"Kalau dia sibuk belajar?" tanyaku menebak.

"Yao tanya aja sama dia! Ajak ngobrol kek!"

"Tapi takut," Ah jujur aku agak gimana gitu kalau sama Kak Arga. Canggung gara-gara rasa yang terus membelenggu.

"Kamu bisa, bisa ...," Intan menggantungkan kalimatnya seraya berpikir.

"Bisa apa?" Aku bertanya dan mencoba berpikir dengan akal sehatku.

"Lo cinta banget sama kak Arga?" Pertanyaan Intan membuatku sedikit terkejut. Mengapa dia ngelantur dari pernyataannya tadi?

"Iya, tapi..." Aku memalingkan wajahku menuju pintu kelas. "Kak Agatha juga suka sama Kak Arga. Gue ragu buat melangkah maju, gue ngerasa gak pantes aja buat dia," kataku lirih.

"Emang apa yang buat lo merasa gak pantes bersanding sama dia?" Intan memajukan wajahnya kepadaku

Aku diam sejenak lalu menjawab pertanyaan Intan, "Karena dia itu anak orang kaya, pinter, ganteng, bijak. Sedangkan gue? Kentang."

"Kak Agatha lebih cocok sama Kak Arga, mereka sama-sama memiliki wajah yang wow! Pinter, punya banyak duit, baik lagi," lanjut ku dengan menahan buliran air mata yang ingin keluar.

"Terus dengan didasarkan filosofi lo itu mereka cocok?" tanya Intan dengan tatapan horor. "Gak, Nes, cinta itu gak pandang bulu. Cinta gak pandang mana yang baik mana yang nggak. Cinta gak sesimpel itu! Cinta itu ada dengan sendirinya!" jelas Intan panjang lebar.

"Tapi Tan–" belum sampai aku meneruskan kalimatku Intan telah memotongnya.

"Secocok apapun mereka, kalau gak saling cinta gak ada gunanya Nes! Dan sebaliknya bahkan orang yang memiliki latar belakang bagai langit dan bumi kalau dia jodoh ya tetep bersatu! Kalaupun Kak Agatha suka sama Kak Arga, tetapi Kak Arga gak suka sama Kak Agatha buat apa? Cinta gak bisa dipaksakan bukan? Lagian nih ya! Gue rasa Kak Arga juga punya rasa yang sama ke Lo," terang Intan lagi.

"Iya sih ... Tapi– ya udahlah," Aku mengedikkan bahu.

"Kalau lo suka perjuangin! Kalau lo tersakiti lo berhenti! Kalau dia nolak buat dia luluh!" Intan menyemangati ku dengan seulas senyum tulus, reflek aku langsung menerbitkan senyumanku juga.

"Sekarang lo tau kan apa yang harus lo lakukan?" tanya Intan dengan pasti.

"Em, apa gue tanya Kak Agatha dulu ya tentang jadwal kelas 12?" Aku berpikir sejenak.

"Ya terserah sih," respon Intan yang kini sudah memiringkan ponselnya. Nonton oppa-oppa Korea dulu.

Sejenak ku berpikir dan memutuskan untuk menghubungi Kak Agatha. Kubuka aplikasi chat WhatsApp dan menuliskan sesuatu.

Kak Agatha

Kak apa minggu-minggu ini kelas 12 kosong?|
06.47

|Ya bisa dikatakan begitu, paling pas akhir pekan sibuk
06.48
|Kenapa?
06.48

Gak kenapa-napa cuma tanya doang Kak|
06.48
Makasih|
06.49

|Iya, sama-sama
06.49

Read/

Aku mulai memikirkan waktu yang tepat untuk bertemu dengan Kak Arga.

*****

Malam di kamarku, kini pukul 8 malam. Aku sudah selesai belajar sejak 1 jam lalu. Dan kini aku sedang memandang langit-langit kamar.

"Enaknya ngajak Kak Arga kapan ya?" Monologku.

"Sekalian pas belajar bareng? Atau ngajak ketemuan?" kataku dengan mengetukkan jari telunjuk di dagu.

"Kalau ketemuan? Ah malah ngrepotin Kak Arga. Masak ngajak jalan nanti juga dia yang traktir,"

"Kalau pas belajar?" Aku terdiam memikirkan rencananya.

"Haha mungkin pas belajar itu lebih baik! Aku bakal kasih kejutan buat Kak Arga." Aku tersenyum senang saat membayangkan rencana yang akan ku buat buat Kak Arga.

"Oke tinggal tunggu tanggal mainnya." Setelah itu pun aku memutuskan untuk amblas ke alam bawah sadar ku.

TBC

Hai hai Aku update!! Tetep stay ya!! Menuju konflik yang sebenarnya nih!! Mohon dukungannya buat work ini biar makin semangat buat berkarya! Pencet bintang oke? Oke dong pastinya! Kan gratis! Semoga kalian sukaaaa

TENTANG WAKTUWhere stories live. Discover now