Chapter 39

16 4 0
                                    

Warning! TYPO BERTEBARAN! jadi koreksi ya!! Jangan lupa vote dan komen. Enjoy for reading.

™™™™

Nesya POV

"Nesya!" Aku menoleh saat mendengar Intan memanggilku. Dia berlari dengan tidak selow-nya setelah keluar dari ruangan ulangan akhir semester.

"Gue seneng banget!" pekik Intan yang kini sudah mensejajarkan langkahnya denganku.

"Why?" tanyaku datar.

"Emang lo nggak seneng? Kita udah selesai ulangan akhir semester, Nesya! Udah S.E.L.E.S.A.I! Lo nggak seneng?" tanya Intan heran.

"Gue sih, B aja." Aku mempercepat langkahku menuju gerbang.

Intan berdiri di sampingku. Kalau di lihat dari gerak-geriknya sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Lihat saja, dia sedang celingak-celinguk nggak jelas.

"Lo ngapain si?" tanyaku heran.

Intan menghela napas. "Nunggu pacar gue lah."

Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di depan kita berdua. Aku dan Intan saling pandang, lalu memandangi mobil tersebut. Kaca mobil perlahan turun dan menampilkan sosok Reyhan dengan cengiran tengilnya.

"Reyhan, aku kira siapa!!!" pekik Intan histeris.

"Ayok, Yang, masuk! Sekalian habisin waktu lah, sebelum kita kelas 12," ajak Reyhan dengan tersenyum manis ke arah Intan.

Intan masuk dan duduk di kursi samping kemudi. Aku hanya menonton aksi dua sejoli itu dengan malas.

"Nesya! Lo juga masuk! Kita kumpul bentaran lah! Tapi di belakang ya!" perintah Reyhan yang langsung aku laksanakan. Tak apa lah jadi nyamuk, daripada gabut di rumah.

*****

Reyhan mengajak kita makan di McD, tentunya si Reyhan dong yang traktir. Ya kali aku yang traktir, makan di sini aja hampir nggak pernah. Wkwkwk:)

"Makasih ya, Han." Aku tersenyum pada Reyhan, saat makanan yang kita pesan datang.

"Yoi, sama-sama," jawabnya seraya mencocol ayam ke dalam saos sambal.

Kita bertiga sibuk makan sampai tidak ada perbincangan diantara kita. Maklumlah, secara kan otak kita baru diperas jadinya perut pasti lapar.

"Nes, sekarang kok gue nggak pernah liat lo jalan bareng kak Arga ya?" tanya Intan setelah menelan kentang gorengnya.

Aku tersedak saat meminum cola. Apa-apaan Intan ini, mengapa dia harus mengungkit masalah itu? Aku sudah berusaha melupakannya. Bahkan 3 hari 3 malam setelah putus aku terus menangisinya.

"Njir, pakai kesedak segala lagi," cerca Reyhan.

Aku menghembuskan nafas malas. "Gue udah putus sama dia."

"Hah?" Intan malah cengo.

"Gue udah PUTUS sama kak Arga," ulangku sekali lagi dengan menekan kata putus di kalimatku.

"Kok bisa?" kali ini Reyhan yang bertanya.

"Ya bisalah, orang nggak jodoh," jawabku sewot.

"Turut prihatin ya, Nes," respon Intan cukup dramatis.

Aku hanya mengangguk.

TENTANG WAKTUWhere stories live. Discover now