MLA-15

3.6K 145 57
                                    


"dil, hati-hati dijalan" 

setelah mengatakan itu azam melangkah pergi dan dia merutuki dirinya mengapa bisa mengatakan hal tersebut "zam, zam lu kenapa sih, "  ucap azam dalam hatinya. setelah beberapa langkah menjauh dari dila, tiba-tiba dila memanggil dari arah belakang

"pak, azam" panggil dila, dan azam menoleh kebelakanh

"iya?" balas azam

"hmm, bapak juga hati-hati dijalan ya" ucap dila 

azam yang medengar itu tersnyum merekah, dan melanjukan langkahnya pergi menyusul nita yang sudah tak terlihat.

***

sesampainya diparkiran, azam sudah melihat nita dengan wajah udah kesel seperti ingin makan orang hidup-hidup, kadang dia bingung orangtuanya ketika membuat nita salah teknik atau sebuah kesalahan kenapa adiknya ini super duper bawel, dan selalu menyusul emosinya, padahal sang ibu begitu kalem dan bersifat keibuan berbeda sekali dengan nita yang tidak ada kalem-kalemnya sama sekali. 

"mas, cepet!" teriak nita, medengar itu azam sedikit berlari dan tak sengaja menoleh kearah kanan dan terlihat nita sedang dijemput dengan laki-laki dan sambil merekahkan senyumnya, senyum yang sama ketika azam mengatakan hati-hati dijalan hal tersebut membuat azam sedikit kecewa, "siapa laki-laki itu?, apa mungkin pacarnya" tanya azam dalam hati 

"mas, azam cepet ihh, lama-lama jadi kerupuk nih dijemur" teriak nita sekali lagi, azam langsung berlari mendekati nita

"sabar nit, bawel amat lu" ucap azam setelah sampai dihadapan nita

"mas sih, lama amat, tadi aja nyuruh cepet, sekarang dia yang lama.." 

azam tidak mengubris perkataan nita dan fokus dengan dila yang sudah mulai berjalan meninggalkan kantor dengan dibonceng laki-laki yang ditutupi helm tersebut.  nita yang heran langsung ikut melihat apa yang membuat kakaknya seperti itu, tapi nihil ia tidak melihat apa-apa. memang karena dila sudah hilang sesaat sebelum nita melihatnya. azam kecewa tetapi dia tidak tahu kenapa dia bisa kecewa.

"mass, buruan ah, ngapain sih? lihat apa sih?" tanya nita heran

azam yang tersadar langsung membuka kunci mobil dan mereka masuk kedalam mobil. di dalam mobil hening dan pikiran azam penuh pertanyaan tentang siapa lelaki itu, dan membuat nita semakin heran kenapa kakaknya seperti itu, yang tadinya hobi senyum- senyum sekarang jadi pendiem.

"mass, kenapa sih?" tanya nita membuka percakapan

"ahh, engga... engga papa." balas azam

"yakin? mas azam aneh bgt hari ini." 

"iyaa, mas gak papa. serius" ucap azam meyakinkan

mereka memang hobi banget berdebat tetapi mereka saling peduli, mereka tahu satu sama lain ketika diantara mereka sedang tidak baik-baik saya. bukankah adik kakak seperti itu? mau berentem tetapi tetep saling peduli dan sayang. medengar jawaban azam, nita tidak ingin bertanya lebih jauh. mungkin kakaknya lagi ada masalah yang tidak ingin dibagi, kemudian nita menyetel radio mobil.

"yaaaa... masih bersama 157 fm disini. selamat sore semua pendengar setia 157 fm. apakabar? dino harap baik-baik saja yaa.. harus baik dong yaa! karena banyak orang sekarang nih, yang sedang tidak baik-baik saja. hahahaha. kamu.. iyaa kamuu yang sedang menyetir mungkin sedang menyetir mobil saat ini yang pikirannya berisi tetang pertanyaan-pertanyaan tentang dia, hahahah, sedih banget ya cuman bisa memikirkan tetapi gak bisa tanya langsung. dino saranin nih buat berani tanya langsung. karena hanya memikirkannya tidak bisa memastikan dia baik-baik saja bukan? "

ucapan host radio tersebut seolah menyindir azam, dan dia berniat mengganti channel radio tersebut dan baru saja tangannya sampai pada tombol untuk mengganti channel tangannya sudah dipukul oleh  nita 

"jangan coba-coba ganti ya mas azam!" ucap nita galak, azam yang medengar itu memilih untuk membiarkan nita, dirinya merasa sudah lelah untuk berdebat lagi

"yaa.. untuk menemani kamu yang sedang kelabu karena dia yang membuat kamu gelisah tak tentu arah, dan kamu yang gengsi untuk sekedar bertanya kenapa atau siapa, dino mau stelin lagu Tak Hanya Diam - Padi "

Meresap kecup hangat sebentuk cinta
T'lah terukir di dalam jiwaku
Seperti tetes embun menyegarkan hari
Terciptakan keajaiban di hati

Cinta bukan hanya sekedar kata
Cinta tak hanya diam

Aku yang berkelana mengarungi hidup
Mencari untaian arti, makna
Apakah sesungguhnya balasan dari cinta
Pasti bukan harta dunia semata

Cinta bukan hanya sekedar kata
Cinta bukan hanya pertautan hati
Cinta bukan hasrat luapan jiwa
Cinta tak hanya diam

Jika mungkin bumi harus terguncang badai
Tapi cinta takkan mungkin hilang

Cinta bukan hanya sekedar kata
Cinta bukan hanya pertautan hati
Cinta bukan hasrat luapan jiwa
Cinta adalah cinta.

lagu tersebut terputar  bersama dengan hujan yang tiba-tiba turun,seolah mendukung apa yang sedang dirasakan azam, dan timbul pertanyaan "kenapa dia begini?"  aneh rasanya hanya karena seorang asissten dia bisa uring-uringan begini. 

"sepertinya lagu padi tadi akan mengakhiri kita nih, dino undur diri dulu yaa, tetapi setia di 157 fm ya semua, karena setia itu susah, jadi jangan mendua ya nanti dino sedih. banyak yang menyatakan setia namun pada ahkirnya memilih untuk mendua. udah yaa dino pamit dulu assalamualaikum semua, salam sayang dino."

"yaaah, udah selesai aja," ucap nita kecewa

"baguss lah, acara alay kayak gitu" balas azam

"ihh, bukan alay tapi menyentuh" ujar nita sambil mengarahkan tangannya ke arah dadanya. azam yang melihat itu bergedik jijik

"hahhaha, kenapa sih mas azam, jelek tahu kayak gitu" gelak nita sembari melihat ekspresi azam. "huuftt.. kadang untuk sekedar bertanya aja sulit ya mas?" lajut nita tiba-tiba dan azam kaget dengan kalimat yang diucapkan nita

"maksud kamu?"

"hmmm, kata radio tadi tuh bener. kadang kita gak punya nyali walau untuk sekedar bertanya."

azam hanya diam tak menjawab

"kadang kita lebih memilih berdebat dengan pikiran kita sendiri tentang sesuatu dibandingkan untuk bertanya untuk tahu yang benar terjadi, dan kadang kita lebih memilih untuk membenarkan apa yang kita pikirkan, terus jadinya nanti kita kalah deh" lanjut nita

"kesambet apa lu?" tanya azam mengalihkan pembicaraan nita

"ihh, mas azam sumpah yaa ngeselin banget jadi manusia" jawab nita kesal bukan kepalang dengan pertanyaan sang kakak

"gini-gini mas ganteng ya" 

"hubungannya apa coba, aneh "

"ada dong, orang ganteng selalu benar, "

"sumpah yaa makin gak nyambung nih orang,"

"kamu aja yang otaknya gak sampe, mangkanya otak tu dikasih makanan yang bergizi" ucap azam sambil mengacak-ngacak rambut nita

"waaahh, ini yang namanya ngajak perang nih." balas nita sambil merapikan rambutnya. dan perlu kalian tahu kalau nita paling anti rambutnya diusik-usik. 

dan akhirnya mereka berdebat dan sesekali nita melayangkan cubitan mauutnya membuat azam kesakitan bukan kepalang, sungguh adiknya ini bukan manusia tapi setan

***

hallo semua!! mas azam dan dila update nih. 

semoga pada suka yaaa

tetep semangat semua!!!!

jangan lupa vote dan comment ya untuk bahan evaluasi author karena author juga butuh saran :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my lovely assistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang