01. Siapa dia?

13.1K 729 65
                                    


"WOI B*GO! BANGUN! JANGAN JADI PEMALAS KAU!" Teriak seorang wanita paruh baya didepanku.

Reflek aku terbangun dari tidurku. Sepasang mata berwarna biru langsung menatap dingin kearah wanita paruh baya yang membangunkan ku dengan teriakan tadi.

"Apa liat-liat!? Mau disiram air?!" bentak wanita paruh baya itu dengan menatap tajam kearahku.

Tak lama setelahnya wanita itu pun beranjak pergi dari ruanganku dan membanting pintu dengan keras hingga menimbulkan suara yang cukup kuat.

Aku masih menatap dingin kearah pintu yang baru dibanting tadi.

Emak haram

Kuikat rambut putih milikku dengan gaya ekor kuda dan mulai pergi keatas. Lebih tepatnya kamarku ini adalah ruang basement.

Inilah aku, namaku Nathalia Andersen. Sejak kecil aku memang memiliki rambut putih ini, aku tidak tau apakah ini faktor genetik atau kelainan genetik, semuanya menjadi misteri.

Aku tidak memiliki teman sejak kecil karena aku selalu terkurung di rumah ini.

Wanita paruh baya tadi adalah ibu tiri ku, aku tidak pernah sekalipun menganggapnya sebagai ibuku karena aku memang membencinya.

Wanita itu bilang kalau aku ditemukan olehnya di pinggir jalan. Entah apa yang dipikirkan wanita itu sampai mau mengadopsiku dan malah menjadikanku seperti pembantu. Kalau saja aku diberi pilihan, mungkin aku tidak akan mau diadopsi oleh wanita yang memperlakukanku seperti pembantu gratis.

Tak hanya warna rambutku saja yang aneh, aku masih memiliki keanehan lainnya yang membuatku semakin diperlakukan sangat buruk.

"Akhirnya selesai"

Aku menatap puas kearah lantai yang baru saja ku pel hingga bersinar, rasanya senang saat melihat hasil dari usahaku yang sesuai dengan ekspetasi.

Baru saja aku merasa senang dengan hasil kerja kerasku, tiba-tiba saja saudara tiriku keluar dari dalam kamarnya mengenakan sepatu yang kotor entah bagaimana caranya.

Dengan sepatunya yang kotor itu ia berlarian di seisi rumah dan membuat lantai yang baru saja kubersihkan itu kembali kotor.

Setelah dirasa lantainya kembali kotor ia pun berteriak memanggil ibunya.

"Ibu, Albino ini tidak mengerjakan pekerjaannya!"

Ibunya pun keluar dari dalam kamar. Begitu ia melihat lantai yang kotor, ia pun langsung menghampiriku dengan wajah yang sangat marah.

Anak haram, bikin capek orang aja

Wanita itu pun menarik telingaku dan langsung mengomeliku, lagi.

"Kerja yang bener dong! Susu kamu waktu kecil mahal tau, tau diri dong! Udah dibesarin sampe Segede gini masih aja ngerepotin"

Aku diam dan tak melawan, karena kalau aku melawan aku pasti akan kena ceramah selama berjam-jam.

"Kerjain ulang semuanya! Bersihin sebelum ibu pulang. Ibu mau foya-foya dulu"

Wanita itu berhenti menarik telingaku dan memandang kearah anak perempuannya yang najis, caper, sok cantik dan sok imut itu dengan senyuman lebar yang menjijikkan bagiku.

"Ayo nak, kita belanja"

Anak perempuannya itu pun melepas sepatu kotornya lalu dilemparkannya kearahku. Dengan sigap aku langsung menangkap sepasang sepatu yang kotor tadi lalu mencelupkannya pada air kotor bekas pel tadi.

Kemudian ibu dan anak haram itu pun berjalan keluar dan meninggalkanku seorang diri di rumah yang luas ini dalam kesepian dan keheningan.

Dengan ekspresi datar aku menatap kearah pintu lalu menghembuskan nafas yang begitu panjang.

Diamond Academy [REVISI]Where stories live. Discover now