13 - Pangeran Kucing

479 71 0
                                    

🐈🐈🐈

Iqbaal sedang sibuk memakai tali panjang alias dasi. Ia kebingungan bagaimana cara memasangkannya? Ia juga sudah berada di rumah pohon entah siapa yang memindahkan lalu segala perlengkapan sekolah sudah tersedia di lemari tanpa susah-susah mencari.

(Namakamu) mengetuk pintu berulang kali tapi tidak ada yang membuka akhirnya ia menerobos masuk lagipula ini rumah pohon miliknya jadi tidak akan ada masalah.

"Iqbaal, lo dimana kan?" teriak (Namakamu) sambil menyimpan makanan yang dimasak mamanya di meja makan.

"Ya saya lagi pasang tali susah sekali sebab tidak mau diam," sahut Iqbaal dari kamar gregetan oleh tali panjang yang harus dipasang pada kerah bajunya. Sebaiknya pakaian itu dipermudah penggunaannya karena Iqbaal sangat kesulitan dengan ini.

"Tali? apa dia mau..." (Namakamu) bergegas ke kamar menemui Iqbaal dengan perasaan cemas namun setelah bisa bernapas lega maksud tali itu adalah dasi.

"Sini gue pasangin!" (Namakamu) mendekat dengan telaten memasangkan dasi di kerah baju Iqbaal membuat Iqbaal fokus menatap jelas wajah cantik (Namakamu) dari dekat lalu senyuman tipis melengkung dari wajahnya.

"Selesai!" ucap (Namakamu) sembari merapikan baju Iqbaal supaya agak rapi tidak sengaja menangkap mata Iqbaal yang fokus menatapnya.

"Kok lo natap gue segitunya? aneh sama wajah gue atau..."

"Kamu cantik saya suka!" puji Iqbaal tersenyum manis.

(Namakamu) tersipu langsung memukul lengan Iqbaal. "Apaan sih lo gak jelas mending makan yuk gue udah bawa makanan!" ajaknya daripada semakin salah tingkah dan Iqbaal mengikuti karena makanan sangat penting untuk keberlangsungan hidupnya selama di bumi tanpa makan siapa yang bisa bertahan.

****

(Namakamu) turun dari mobil disusul Iqbaal yang langsung membuat siswi disana terpana dengan kehadiran Iqbaal khususnya tentu (Namakamu) memilih tidak peduli dan Iqbaal juga sama apalagi tatapan semua siswi itu tertuju padanya dibiarkan begitu saja seolah pemandangan biasa.

Alwan sudah mengurus semuanya jadi Iqbaal tidak perlu memperkenalkan diri dan yang semua siswa-siswi kenal di sekolah, Iqbaal adalah anak pindahan luar negeri bukan berasal dari kerajaan Gandara yang dihukum ayahnya.

"(Nam), saya senang sekali!" ungkap Iqbaal melirik (Namakamu) antusias.

"Senang karena banyak yang liatin?" balas (Namakamu) agak kesal kalau tahu begini tidak usah Iqbaal sekolah lebih baik diam di rumah dan dirinya yang mengajar.

"Bukan, tapi saya senang akhirnya bisa bersekolah disini dan pasti karena bantuan Alwan kan?" tebak Iqbaal dan (Namakamu) mengiyakan tapi sedikit aneh oleh ucapan Iqbaal yang bisa menebak dengan mudah padahal tidak ada yang memberi informasi apapun padanya.

"Saya gak perlu perkenalan lagi kan?" lanjut Iqbaal memastikan.

"Iya, Iqbaal!"

"Bahasa saya harus seperti kamu?" Iqbaal kembali melontarkan pertanyaan.

"Terserah, gue mau ke toilet dulu," pamit (Namakamu) bergegas pergi karena emosi ditanyai terus menerus sedangkan Iqbaal sendiri sudah tahu apa yang mesti dilakukan.

Iqbaal pun dengan bangga berjalan menuju kelas (Namakamu) lalu duduk di kursi paling depan. Ia sangat tidak sabar pelajaran apa yang akan diajarkan guru di bumi padanya hari ini.

"Kamu cogan itu kan?" tanya Bella menghampiri Iqbaal dengan raut tak percaya.

"Bukan, saya Iqbaal," jawabnya memperhatikan Bella canggung apalagi (Namakamu) belum juga menampakkan diri.

"Iqbaal? gue Steffi panggil bebeb juga boleh," timpal Steffi baru datang lalu menyerobot duduk diantara Bella dan Iqbaal.

"Gue Bella cewek paling imut di kelas," ujar Bella tidak mau kalah sambil mengulurkan tangannya tapi ditepis Steffi.

Suara dehaman (Namakamu) membuat Bella dan Steffi melirik ke arahnya lalu kembali lagi mengobrol pada Iqbaal tak mengabaikan (Namakamu) yang memandang tak suka.

"Permisi itu bangku gue!" ujar (Namakamu) tapi Bella dan Steffi enggan untuk beranjak.

"Di bangku dibelakang aja lagi sibuk disini," sahut Steffi senyam-senyum.

(Namakamu) menggeleng pelan duduk di bangku belakang dan setelah itu banyak siswi yang masuk ke kelasnya hanya untuk berkenalan atau sekadar melihat ketampanan Iqbaal.

Iqbaal terlihat nyaman-nyaman saja dikerubuti siswi-siswi bahkan beberapa kali tersenyum. Ia bahagia bisa diterima disini meskipun sewaktu-waktu dapat berubah menjadi kucing kembali.

Pelajaran pertama yang Iqbaal pelajari cukup membuatnya antusias bahkan beberapa kali mengacungkan tangan untuk bertanya.

Sementara Alwan sudah berjanji tidak akan menemui Iqbaal lagi dan disinilah ia sekarang sekolah kerajaan Gandara dengan segala macam pelajaran untuk menjadi pangeran. Sebenarnya dirinya sudah tau karena beberapa kali menggantikan Iqbaal namun sekarang lebih fokus lagi.

"Pangeran Iqbaal maafkan aku sungguh aku tidak bermaksud menggantikan posisimu sebagai pangeran," sesal Alwan berharap Iqbaal tidak memarahi dirinya saat tahu kenyataan ini sekarang.

****

(Namakamu), Steffi dan Bella sedang di kantin bersama Iqbaal lalu datang Ari dengan tidak santainya menggebrak meja.

"Kamu ngapain sama dia?" tunjuk Ari tidak suka akan kehadiran Iqbaal apalagi duduk bersebelahan dengan (Namakamu).

"Ari dia murid baru ganteng kan?" puji Bella sambil makan dan Steffi sibuk menawarkan makanan pada Iqbaal.

"Gue gak ngomong sama kalian gue ngomong sama (Namakamu)," ucap Ari kesal melirik (Namakamu) agar menjauh dari Iqbaal.

(Namakamu) mendongak. "Ari dia itu temen gue terus apa masalahnya sih?" tanya (Namakamu) heran Ari terlalu bersikap berlebihan.

"Masalah sayang, kamu deket-deket sama dia lagipula kalau mau ke kantin harus bareng aku!" tegas Ari kekeuh.

(Namakamu) bangkit dari tempat duduknya. "Yaudah gue pergi aja."

"(Nam) kamu mau kemana?" tanya Ari sudah duduk tapi (Namakamu) akan beranjak pergi.

"Pergi lah." jawab (Namakamu) ketus.

"Saya ikut!" sahut Iqbaal meninggalkan Steffi dan Bella.

"Lo ngapain deket-deket sama (Namakamu)? denger ya murid baru dia pacar gue." peringat Ari tidak terima (Namakamu) bersama Iqbaal bersama.

Iqbaal memandang Ari sengit. "Gue gak peduli! dia kelihatan gak nyaman tuh bareng lo jadi stop anggap dia pacar lo."

"Lo berani sama gue?" tantang Ari memegang kerah baju Iqbaal emosi.

Terjadilah perkelahian antara Iqbaal dan Ari namun yang paling parah adalah Iqbaal beberapa kali terkena pukulan cukup keras. (Namakamu) berusaha melerai jangan sampai berita perkelahian ini terdengar guru bisa gawat posisi Iqbaal nanti.

"Ari, stop!" sesuai permintaan (Namakamu) Ari menghentikan aksi memukul Iqbaal yang sudah lemah tak berdaya. Ia tersenyum puas melihat Iqbaal tidak bisa melawan dirinya.

"Ayo kita pergi!" (Namakamu) menghempaskan tangannya dari cekalan Ari memilih membantu Iqbaal pergi ke UKS mengobati luka-lukanya.

"Iqbaal lo masih hidup kan?" tanya (Namakamu) khawatir melihat keadaan Iqbaal.

Iqbaal mengangguk pelan dan (Namakamu) memapahnya pergi meninggalkan Ari yang menggeram marah.

Bella dan Steffi mengikuti ingin tahu keadaan Iqbaal.

****

Update lagi!

Makin gak jelas ya? I know🤔😂 aku lagi bingung alias gak tau mau lanjutinnya gimana

Vote dan komentar jangan lupa supaya aku semangat lagi oke

See you next chapter 👋👌

Pangeran Kucing [IDR]Where stories live. Discover now