《23》 Irainsya

14 4 0
                                    

Setelah beberapa minggu lamanya Sandra mengekangku untuk tidak memberi tahu siapa-siapa tentang kejelasan pertengkaran kami di pesta Kak Brandon beberapa waktu lalu akhirnya aku luput dari kekangan Sandra.

Ia sedang ada masalah keluarga hingga harus mengurusnya entah kemana dan aku dapat bebas sekarang. Aku tidak ingin tindakan Sandra menjadi berapi-api dan semakin parah hanya karena rasa iri yang tumbuh pada hatinya itu.

Aku mendapatkan e-mail Velencya setelah beberapa kali menghubungi temanku yang berada satu kelas dengannya. Semoga saja ia bisa dengan cepat di hubungi.

'Hai Velencya. Perkenalkan Aku Irainsya. Aku Anak kelas XI IA 1. Lebih tepatnya kawan Enji dan Sandra. Aku dengar kamu tergabung dalam anggota detektif ya? Boleh kita bertemu? Aku harap beberapa info ini bisa membantu kalian.'
Begitulah kira-kira isi e-mailku padanya.

Tak perlu waktu lama, kurang dari 10 menit dia mengirim balasan padaku

'Okey. Bagaimana jika bertemu di rumahku, akan lebih aman mungkin. Perumahan Bunga Indah G-8. Segera ya... aku tunggu.'
Melihat balasan itu, aku segera pergi ke sana. Aku tidak ingin tertangkap lagi oleh si Sandra yang sudah berubah menjadi monster berdarah hingga tega membunuh sahabatnya sendiri.

----------

"Sandra adalah pembunuh Enji, Ventur, dan Veni" kataku memulai semua inti yang ingin ku sampaikan.

"Hah?!" Terlihat wajah kaget diantara mereka bertiga. Sama seperti saat aku mengetahui betaoa jahat dan liciknya sahabatku Sandra.

"Tunggu, kenapa kamu bisa ngasih pernyataan kaya gitu? Ingat fitnah lebih kejam daripada pembunuhan loh" kata Erlen.

"Beberapa minggu setelah pertengkaran kami di depan kelas XI IA 1, banyak yang semakin bertanya-tanya tentang hilangnya Enji. Enji hilang karena Sandra telah merenggut nyawanya. Saat malam hari setelah aku mengantar Enji dengan aman di rumahnya, ia mengirim pesan padaku. Aku lupa bagaimana persis pesan itu karena Sandra menghapusnya saat kejadian itu terjadi."

"Kejadiann apa? Pesan apa" putus Erlen.

"Eh kutu diem dulu woy"celetuk Vektor.

"Lanjutin Ra." Kata Velen menengah i

"Pada intinya pesan itu bertuliskan. Ia akan datang pagi-pagi esok hari ke sekolah karena ada seseorang meminta bantuannya untuk mencari sebuah buku di perpus. Dia memiintaku untuk menemaninya karena dia belum tau siapa orang yang meminta bantuan itu. Pagi hari di sekolah aku mencari keberadaannya. Saat aku temukan ia berjalan di depan gudang lebih tepatnya kamar mandi dekat gudang, aku akan memanggilnya saat itu, tapi,, pak Rusdi membawa sebuah pacul, pisau atau apalah itu. Dia menikam Enji dari belakang. Aku hanya bisa diam membisu melihat kejadian di depanku..betapa bodohnya aku, aku tertangkap oleh Sisil dan ia mengancamku saat itu. Hingga pertengkaran itu, Sandra belum tahu tentang aku saksi semua kejadian pagi hari kemarin. Hingga Sisil memberi tahunya. Aku dikurung dengan surat izin ke sekolah. Dan dia mengirim pesan ke nomor ibuku berkata bahwa aku tidak pulang. Sehingga tidak ada yang mencariku selama ini."

"Tunggu! Sisily Aninda?" Kata Velen.
Aku terkejut. Dari mana dia tau siapa nama lengkap Sisil? Apa penyelidikan mereka telah sampai pada Sisil sebagai tersangka?

"Iya. Dalangnya adalah Sandra. Ia tidak terima kalau gedung baru digunakan sebagai ruang rapat osis. Apalagi Enji orang yang membantu terpenuhinya keperluan pembangunan ruang baru Osis itu. Selain itu, acara kak Brandon,..."

"Brandon menyukai Enji? Lalu? Sandra cemburu?" Tebak Vektor

"Kamu benar Tor. Itu motif Sandra." Kataku lalu menunduk dan meneteskan air mata melihat betapa lugunya Enji yang saat itu merintih kesakitan ditikam pembunuh bayaran Sandra itu.

"Lalu, bagaimana dengan Ventur dan Veni?" Tanya Erlen.

"Ventur, dia bendahara Osis kan? Sama dengan Enji. Dia membantu keuangan pembangunan. Dan itu hal yang tidak di sukai Sandra. Bagaimana dengan Veni? Dia saksi mata adanya Pak Rusdi dan Sisil di TKP. Karena takut Veni berbicara macam-macam, mereka membunuhnya juga. Sudah tiga korban yang jatuh.." kataku.

"Tunggu, kalau Enji memang telah di bunuh? Di mana jenazahnya? Kenapa waktu itu Erlen cuma liat darah dengan waktu yang cukup cepat menghilang?" Tanya Velen.

"Pak Rusdi langsung membersihkannya. Dan, mayat Enji, ku dengar di pendam di tembok baru kelas lama kalian" kataku lalu air mata ku mulai menetes deras di sertai wajah kaget mereka.

Mereka saling berpandangan sekarang. Entah apa yang mereka pikirkan, aku hanya rindu Enji.

"Ikut kami ke kantor polisi, beri semua keteranganmu tadi pada pihak berwajib. Dan kasus ini akan selesai dengan cepat." Kata Vektor tergesa-gesa bangkit.

Tringgg suara dering pesan baru e-mail muncul di handphone ku.
Saat ku buka..

'Mau lari kemana hah? Rumah Velencya ya? Aku kan sudah memasang GPS di handphonemu. So pasti kamu ga akan tersesat. Tenang akan ku jemput kau beserta ketiga teman payahmu itu dengan seluruh ruhnya akan ku setor ke malaikat. Aku akan mendapat pahala karnanya. Salam dariku. Sandra'

Tanganku bergetar sangatt cepat. Aku tidak tahu setan apa yang hidup di dalam tubuhnya.

"Ra? Kamu kenapa?" Tanya Velen.

"Sandra. Kalian pergi saja..jangan sampai nyawa kalian dibuat mainannya. Walau aku mati sekarang, tidak apa setidaknya kalian akan membongkar kebusukannya." Kataku lalu menyerahkan ponsel berisi pesan Sandra pada Velen.

"Ga bisa! Kita harus selamat bareng-bareng. Ga akan ada korban lagi. Ayo ke kantor polisi sekarang. Tinggalin handphonmu di sini. Toh GPSnya di handphone kamu kan. Tenang aja Ra, kita bakal selamat. Semua ini bakal terbongkar. Percaya deh" kata Erlen. Lalu kami bergegas ke mobil keluarga Velen dan berkendara ke kantor polisi.

Kami menjelaskan semuanya. Begitu juga pihak kepolisian menemukan hubungan Sisil dan Sandra dari hasil sadap handphone Guntur tentang pesan rahasia itu.

Kini kami tahu, Sandra, Sisil, Pak Rusdi, dan seseorang bernama Nirly menjadi dalang semua pembunuhan ini dan penculikan Guntur.

Saat kami sedang berbincang-bincang datanglah Guntur bersama seseorang perempuan dengan kondisi Guntur berpakaian seragam abu putih yang sudah lusuh dan kotor.

"Gunturr!  Ka a mu. Kamu kmana aja? Kamu baik baik aja kan?" Teriak Velencya dan diikuti pelukan dari Vektor nampaknya Vektor sudah tak dapat menahan rasa rindunya pada Guntur.

Vote and comment

Senin🔫


WHO IS THE MURDERER -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang