Fudan vs Fujo

7 1 2
                                    


WARNING : Bagi kalian yang masih polos, tolong dengan sangat tolong untuk tidak baca bab ini. Dikarenakan kepolosan kalian akan ternodai oleh banyak keambiguan dan ke-anu-an. Sebelum kalian menyesal, kami peringatkan untuk skip bab ini.

Tangan menggenggam ponsel sedari pagi dan masih belum lepas. Tangan kiri mengepal menutupi mulut, dengan pipi terangkat bak tengah tersenyum-senyum. Gerak-gerik menahan histeris karena antusiasme terhadap ... suatu adegan.

"Nonton apaan kau? BL baru?" Shoru yang keluar kamar hendak menuju dapur untuk mencari makanan, menghentikan langkahnya saat melihat Rin tengah menatap tajam layar ponsel. Ia sudah tau betul ekspresi yang tengah ditunjukkan Rin itu biasanya muncul karena apa.

Telunjuk ditempatkan di depan bibir, mengisyaratkan untuk diam dan tak mengganggu konsentrasi.

Matanya semakin membesar, lalu ia pun berteriak histeris seperti baru saja melihat peristiwa langka. Meletakkan ponsel di pangkuan, dan menempelkan kedua tangan di pipi yang terlihat memerah. Hidungnya juga terlihat memerah.

"Jangan mimisan pula kau tu," ketus Shoru sembari mendekatkan langkah kaki ke arah ponsel yang ada di pangkuan Rin.

Mengambil ponsel itu dan melihat keajaiban yang membuat Rin berteriak histeris. Sesuai dugaan, Rin tengah menonton BL musim terbaru yang tengah banyak dibincangkan oleh para penggemar BL.

"Rin ...."

" Eh, iya, maaf aku kelepasan!"

"Kau nonton kok ndak ngajak aku, sih?" ucapnya dengan datar.

Rin lupa satu hal, yang seharusnya tak ia lupakan. Ia seorang fujoshi, dan Shoru juga fudanshi. Ia lupa kalau Shoru juga terbiasa dengan hal ini.

"Eh iya, maaf aku lupa. Aku keasyikan nonton makanya kebablas, hehe."

"Aku belum nonton, tau ndak? Penasaran aku ni abis digaremin sama yang lain." Ekspresi lenny face terlukis di wajah.

Rin cekikikan karena akhirnya Shoru tergarami oleh yang lain karena rekomendasi anime BL terbaru.

"Tapi aku masih mikir tah, gimana bisa muat coba? Dia kan gedenya hampir dua kali manusia biasa." Teori itu terucap karena sungguhan penasaran.

"Gapapa, yang penting cute meet sama uke-nya imut," cetus Rin sambil memegangi wajah yang memerah.

Cerita Author(s)Where stories live. Discover now