36. Ancaman ( 2 )

916 124 13
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Aroma minyak tanah memaksa masuk ke rongga hidung Piony, meski ia sudah mencoba menutupnya. Ia tak menyangka kalau dirinya berani datang ke Rumah Sekutu, yang kini terasa mencekam.

Piony mencoba sedikit mendekat ke arah deretan pria yang tengah berdiri di depan Rumah Sekutu.Salah satu dari pria itu melangkah, membuat Piony mundur karena merasa terancam.

“Berani juga lo ternyata,” ucap pria itu lalu menurunkan masker yang menutupi mulutnya.

Piony bergedik ngeri saat pria di hadapannya itu menyeringai. Piony pun melesatkan pandangannya ke arah lain. Sedetik kemudian, mata Piony membelalak saat menyadari bahwa dirinya sudah dikepung.

“Mau apa kalian? Pergi dari sini sebelum gue lapor polisi,” ancam Piony namun suaranya kentara sekali kalau ia sangat ketakutan.

Pria itu berdecih sambil menyalakan pemantik api hingga membakar rokok yang terapit di bibirnya. Asap mengepul keluar dari bibir setengah gelap pria itu. Piony semakin takut sekarang. Cewek itu khawatir kalau pria jahat itu membuang putung rokok itu ke tanah.

“Minyak tanahnya belum gue siram. Jangan panik gitu, lah! Kalau lo berani lapor polisi ... teman-teman gue itu udah siap buat tendang drum minyak itu. Dan rokok ini, mungkin aja bisa gue sengajain jatuh ke tanah.”

“Mau kalian apa, hah? APA MAU KALIAAAN?!” jerit Piony. Ia benar-benar merasa tertekan. Perasaan takut dan marah campur aduk jadi satu. Piony tak tahu harus bertindak apa pada orang-orang bengis itu.

“Mau kita mudah kok. Lo bawa kita ke tempat tinggal Rama dan kakaknya itu.”

Deg!

Jadi mereka ngincer Rama?

Piony menelan salivanya susah payah. Ia mematut-matut keputusan apa yang harus ia ambil saat ini. Menyelamatkan Rumah Sekutu dan membawa mereka ke apartemen Rama, atau melindungi Rama dan membiarkan tempat ini hancur di depan matanya.

NGGAK! Pasti ada cara lain! Tapi apa?

Piony melirik setiap orang yang berdiri di sekelilingnya. Meski langit gelap dan orang-orang itu mengenakan baju hitam. Piony mampu menangkap aura menyeramkan di sekitarnya. Apa lagi di depan orang-orang itu ada beberapa drum berisi minyak tanah, yang kapan saja bisa mereka tentang.

Tapi pria di depan Piony terasa lebih menyeramkan. Ada luka di sudut bibir pria itu. Dan Piony rasa, pria ini yang memegang perintah. Ia bisa kapan saja menyuruh orang-orang di sekeliling Piony untuk menghancurkan tempat ini.

NEIGHBORHOOD [ END ]Where stories live. Discover now