Chapter 31

70 25 2
                                    

"Hanna-ya.. aku akan menyatakan perasaan ku pad So Hee"

Apa aku salah dengar? Apa aku belum sadar kan diri? Tolong siapapun katakan bahwa aku masih berada di atas kasurku dan ini semua hanya mimpi, aku mohon.

"Hanna.. apa kau mendengarku?" tanya pria di hadapanku yang sedang memasukan kotak yang baru saja ia tunjukan kedalam sakunya.

Jika harapan ku itu merupakan gedung pencakar langit maka aku yang tadinya berada di puncak gedung itu, kini terjatuh dari sana. Kenyataan bahwa pria yang ada di hadapan ku ini tidak menyukai ku lah yang mendorong ku jatuh.

"Park Hanna" ucapnya lagi dengan melambaikan tangannya di depan wajahku.

Aku menyadarkan diriku "gimana oppa?"

"kau melamun, apa menurutmu dia tidak suka dengan kalungnya?" tanyanya lagi.

Aku tersenyum padanya untuk menutupi apa yang sebenarnya aku rasakan "tidak mungkin oppa,aku yakin dia pasti akan menyukainya. Kalung itu sangat cocok untuknya"

"menurutmu begitu?"

aku mengangguk dan tesenyum lagi untuknya, jujur saja ini sangat sakit. Aku ingin menangis tapi aku tak bisa melakukan itu, aku tak bisa membiarkannya tau bahwa aku menyukainya.

Jimin oppa mengambil nafasnya lalu membuangnya kasar "Bagaimana menurut mu? apa aku sudah tampan?" tanyanya.

"Tunggu sebentar" ucapku lalu merapikan rambutnya dan menyingkirkan satu buah bulumatanya yang rontok di bawah matanya.

Disaat itu mata ku dan matanya bertemu, aku bisa merasakan mataku memanas dan siap untuk menangis. Aku langsung memalingkan wajahku agar ia tak melihat mataku yang sudah berkaca kaca.

"Sudah, kau sudah siap" ucapku memberikan senyuman lebar padanya.

"benarkah? baiklah. Doakan aku Hanna-ya" ucap Jimin oppa lalu keluar dari mobil dengan bunga di tangannya.

Aku hanya bisa melihatnya berjalan menuju rumah calon kekasihnya itu dari balik jendela mobil ini. Begitu melihatnya menekan bel rumah gadis itu, air mataku mengalir begitu saja. Aku menangis menjadi-jadinya di dalam mobil terutama saat Jimin oppa berlutut dan membertikan bunga pada Gadis pemilik rumah.

Aku keluar dari mobil dengan mata dan pipi yang benar benar basah, aku terus mengusap air mata yang mengalir tiada henti ini. Aku benar benar tak bisa menyaksikan apa yang akan terjadi setelah itu. Rasanya benar benar sakit.. terutama saat melihatnya yang dengan semangat menyiapkan semuanya.

Sedetik kemudian semuanya gelap, aku tak bisa melihat apapun selain kegelapan.


***

Sinar matahari yang menembus tirai membuatku terbangun, aku membuka pelan mata ku dan melihat sekeliling, Ini kamarku. Tapi bagaiman bisa? yang aku ingat semalam aku sedang berjalan di jalan, lalu semuanya menjadi gelap. Apa aku pingsan lagi?

Aku melihat jam menujukan pukul 8 pagi, kepala ku sangat sakit dan mata ku terasa sangat perih. Bayangan tentang kejadian kemarin terlintas di pikiran ku, suaranya yang mengatakan dia akan menyatakan perasaan pada gadis yang di sukainya terus menerus terngiang ngiang di dalam pikiranku. Ini sungguh menyiksaku rasanya sangat sakit, aku tak tau harus menjelaskan rasa sakit ini seperti apa.

drtt... drtt... drtt...

Aku melihat ke layar hp ku yang menampilkan nama Yoongi oppa disana. Tapi aku mematikannya, aku sedang tak ingin berbicara dengan siapapun saat ini. Aku mematikan Hp ku dan menaruhnya sembarang di atas kasur. Sedangkan aku? aku kembali kedalam selimutku dan menangis. Karna hanya itu yang bisa ku lakukan.

***

"Hanna-ya." ucap Haeryeong kahwatir ketika membuka pintu kamar ku, dengan Wonwoo dibelakangnya.

Gadis yang berada di ambang pintu kamarku langsung berlari ke arah ku dan memelukku yang tengah duduk dengan rambutku yang berantakan dan mataku yang sembab.

"Hanna-ya.. ada apa? apa yang terjadi?" Haeryeong melepas pelukannya dan menggenggam kedua tanganku.

"Haeryeong-ah.. "ucapku kemudian menangis menatap gadis di hadapanku ini.

Haeryeong menarik ku ke pelukannya dan tidak mengatakan apapun selain menepuk pelan punggungku seakan dia tau apa yang terjadi.

Merasa tangisan ku mulai berhenti ia melepas pelukannya "Apa karna dia?" tanya Haeryeong.

Aku mengangguk pelan. "Kau ingin menceritakannya padaku apa yang terjadi?" tanyanya lagi.

Kali ini aku menggeleng "tidak sekarang" ucapku pelan.

"Hanna-ya.. apa yang terjadi padamu?" tanya Jimin oppa yang tiba tiba datang menghampiriku dan memegang kedua pundaku.

Aku hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun sedangkan dia menatapku dengan sangat kahwatir.

"Jim-"

Aku mendengar suara gadis yang membuatku dan orang yang ada di dalam kamar ku menoleh. Gadis dengan kalung bunga di lehernya terlihat sedikit terkejut.

Kalung itu, dia sudah memakai kalung itu.Kurasa gadis ini menerima dan membalas perasaan pria yang ada dihadapanku ini.

Aku melepas kedua tangan Jimin oppa dari pundakku. "Aku baik baik saja" ucapku

"Hanna-ya katakan padaku apa yang terjadi?" Kali ini ia berlutut di hadapanku.

Aku kembali menepis tangannya dari pundakku "aku tidak apa apa oppa" ucap ku.

Jimin oppa meraih kedua tanganku dan menggenggamnya "Hanna-ya katakan ada apa? apa yang terjadi? kau tau aku sudah berjanji pada Taehyung bahwa aku akan menjagamu? jadi a-"

"Aku sudah mengatakan padamu oppa, aku baik baik saja, apa kau tak mendengar ku?" ucapku dengan suara yang meninggi dan menatap wajahnya dengan mata yang berlinang.

Pria yang menggenggam tanganku terkejut ketika aku meninggiikan suaraku dan menatapnya. "Hanna-ya.."panggilnya

Aku melepaskan tangan ku dari gengamannya "Bisakah kalian tinggalkan aku sendiri? aku ingin beristirahat" ucapku.

"Tapi Hanna-"

"Aku mohon oppa, biarkan aku sendiri" potong ku

"Jimin-ah.." Ucap Sohee sunbae memegang pudak pria di hadapanku ini

Jimin oppa melihat Sohee sunbae dan kemudian berdiri lau keluar dari kamar ku bersama gadis itu diikuti dengan Haeryeong dan Wonwoo. begitu pintu kamarku tertutup air mataku kembali mengalir membasahi pipiku.

***

"Hanna-ya.. bangunlah dan makanlah, kau belum ada menyentuh makananmu" ucap toongi oppa yang duduk di pinggir kasur setelah menaruh semangkuk bubur.

Yoongi oppa mendengar kabarku dan langsung mengunjungiku, aku sudah menceritakan semuanya padanya. Ia tak bisa berkata banyak bagaimanapun ia juga tak bisa memaksa Jimin oppa untuk menyukaiku seperti aku menyukainya. Wonwoo lah yang mengatakan pada Yoongi oppa untuk menjagaku saat siang, karna Wonwoo dan Haeryeong masih harus sekolah. Dan saat malam hari Haeryeong lah yang akan menjagaku.

"Aku sangat menyukainya oppa"

***

To Be Continue

If you like it then vote it 🌟

First Sight (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang