Bab 21

533 51 52
                                    


ASSALAAMUALAIKUM
Habibati
.
.
Sebelumnya...

"Chaca... Kamu gak perlu bersikap begitu, sama suami kamu sendiri. Lagian, niat Danu kan baik.. Gak bermaksud aneh2 sama kamu. Kalaupun iya, kamu juga gak boleh nolak. Dosa tau?" Nasihat Chalifa.

"Iihh.. Ummi apaan sih? Siapa juga yang mau hamil, sebelum kuliah? Chaca gak mau." Protes Chaca, yang tau maksud ucapan sang ibu.

"Loh.. Emangnya Ummi bilang kamu harus hamil?"

"Yaa enggak sih." Cicit Chaca, menunduk malu.

[[[[☆]]]]

"Aaaaaaaaaa... Danu! Kamu abis ngapain, gak pake baju?!" Teriak Chaca.

Cepat2 Danu pun bergegas menghampiri sang istri yang masih diambang pintu kamar mereka. Ia lalu membekap mulut Chaca dan menariknya agar masuk kedalam. Dan dengan gerakan cepat, Danu pun mengunci pintu itu.

Chaca melotot menyaksikan apa yang suaminya lakukan. Ia lantas menepis bekapan tangan Danu.

"Danu,, kamu mau ngapain, pake tutup pintu segala?" Tanya Chaca. Raut wajahnya mulai menunjukkan kecemasan, takut kalau Danu akan berbuat macam2.

"Gue cuma mau bikin loe terbiasa aja sama pemandangan kayak gini." Ucap Danu santai, sembari memamerkan tubuh polosnya yang hanya tertutup handuk.

"Apa maksud kamu, ngomong gitu? Geli tau, liatnya. Lagian kamu tuh ngapain, jam segini cuma pake handuk aja?" Omel Chaca, tanpa berani memandang lawan bicaranya.

"Gue baru selesai mandi." Sahut Danu.

"Udah deh, loe gak usah lebay gitu jadi cewek. Liat badan cowok aja histeris gak karuan, kayak liat maling." Ujarnya kemudian, seraya mendekati Chaca. Seketika itu pula, Chaca bergerak waspada dan mulai melangkah mundur.

"Dan,, ka-kamu mau apa??" Tanya Chaca, yang mulai merasa takut. Apalagi Danu menunjukkan seringai yang tak biasa ia lihat.

Keduanya masih sama2 melangkah dengan tujuan masing2. Danu berusaha mengikis jarak, sementara Chaca berusaha menjaga jarak aman. Sampai akhirnya, terdengar suara Chaca memekik kencang karena tubuhnya harus terjatuh diatas kasur mereka.

"Dan.. sumpah, ini gak lucu tau?! Pergi gak?!" Bentaknya, pada Danu. Akan tetapi suaminya itu justru berdiri tenang dihadapannya dengan senyum jail, membuat Chaca semakin takut dan tak karuan.

Tak cukup sampai disitu, Danu semakin menambah kejahilannya. Ia mulai mencondongkan tubuhnya, seolah hendak menjatuhi Chaca yang terbaring disana. Namun sayang, belum sempat Danu meneruskan aksinya, pintu kamar mereka kini justru diketuk seseorang dari luar.

'Sial!'

Danu mengumpat dalam hati. Sedangkan Chaca bernafas lega dibuatnya.

Cklek!

"Ohh, Ummi ganggu waktu kalian ya??" Tanya orang yang mengetuk pintu tadi, dengan wajah bersalah.

"Eh,, gak koq Ummi. Saya abis mandi aja, belum sempet ganti baju.. Tapi karena denger pintu diketuk, jadi langsung buka aja." Sanggah Danu.

Ia sengaja membuka pintu sedikit, agar Chalifa tidak melihat keadaan didalam kamar. Jadi yang wanita itu lihat hanya Danu tanpa baju dibagian atasnya, serta handuk yang ia sarungkan.

Chalifa mengangguk faham. Namun setelahnya, ia memberi petuah pada sang menantu mudanya itu.

"Kalaupun kamu sama Chaca lagi gak bisa diganggu juga gak papa koq.. Bilang aja sama Ummi."

"ASSALAAMUALAIKUM Habibati" _END_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang