13. Ramayana Mahesa

14.7K 730 19
                                    

Ramayana POV


Kata Oma, orang baik jodohnya berkah sedangkan orang jahat jodohnya adzab. Tapi kenapa aku kena adzab mempunyai istri iblis seperti Risa, padahal aku tidak pernah berbuat dzolim. Masih segar diingatanku bagaimana kita pertama kali bertemu di perpustakaan dengan gaya konyolnya dia memperkenalkan diri. Risa sama seperti kebanyakan gadis di SMA yang kecentilan ingin mendekatiku, tapi cara murahannya itu membuatku geli. Apalagi melihat penampilannya yang menor dan heboh bikin gue illfeel.

Bagiku bertemu dengan Risa adalah musibah, sejak bertemu dengannya hidupku jadi tidak tenang. Mulai dari kejadian yang menimpa wanita yang aku cintai, yaitu Nafisya yang terkurung di gudang. Aku meyakini Risa merupakan salah satu pelakunya, mengingat dia berkawan baik dengan si sialan Doni yang telah mengakui mempunyai rasa terhadap wanitaku.

Nafisya, aku senang memanggilnya dengan sebutan princess, itu nama kesayangan untuknya. Fisya merupakan sahabat baikku sejak kecil sekaligus wanita yang selama ini aku cintai. Kedudukannya tak akan mungkin tergantikan dalam hatiku meskipun nyatanya aku telah menghianatinya dengan menikahi perempuan lain. Kenapa penyesalan datangnya harus di akhir?

Aku menyesal kenapa waktu itu aku pergi ke club malam hingga kejadian tragis menimpaku bersama wanita iblis. Waktu itu aku memang lagi banyak pikiran memikirkan Nafisya yang mendapat teror wanita iblis. Omaku masuk dirumah sakit dan yang membuatku kesal adalah Papa selalu memaksakan kehendaknya, mentang-mentang aku anak tunggal dia mengatur hidupku seenaknya.

Papaku ingin aku meneruskan perusahan Mahesa, menduduki jabatan CEO. Tapi dari dulu aku tidak pernah mempunyai cita-cita untuk masuk di dunia bisnis, melainkan aku ingin masuk dunia kesehatan. Aku ingin menjadi dokter yang hebat, agar aku bisa menyembuhkan penyakit jantung yang diderita Oma. Karena itu aku suka sekali dengan pelajaran Biologi di sekolah, apalagi kalau itu membahas tentang anatomi tubuh manusia. Aku sangat menyayangi Omaku, karena itu aku ingin Oma selalu sehat terus.

Papa tidak pernah memperdulikan keinginanku sama sekali, yang dia pedulikan hanyalah perkembangan bisnisnya. Aku masih ingat malam itu aku bertengkar hebat dengan Papa hanya karena perbedaan pendapat mengenai masa depanku. Semua itu membuatku stress berat hingga aku menerima ajakan Andre sepupuku untuk pergi ke Club malam mencari kedamaian. Baru pertama kali ini aku masuk ketempat laknat itu, rasanya tidak nyaman aku ingin segera pulang. Apalagi ternyata disana juga ada si sialan Doni bersama wanita iblis. Bahkan dengan beraninya Doni mengejekku dan menantangku untuk minum bir. Sialan!

"Udah! Daripada lo banyak bacot disini, gue tantang lo minum bir. Siapa yang paling banyak dan cepet ngabisin bir ini bakalan menang. Gimana setuju nggak?" Sebenarnya aku sedikit kesal dengan Andre yang tiba-tiba tanpa persetujuanku mengadakan perlombaan gila seperti ini. Padahal jelas-jelas dia tau kalau aku anti dengan alkohol karena haram.

"Oke siap. Lo tanyain tu anak manja samping lo berani kagak? Anak manja yang biasanya minum susu mama mana bisa minum bir. Hahahaha..." Ketika mendengar Doni ngremehin gue tanpa pikir panjang aku langsung terima tantangan itu. Demi tuhan, saat itu juga rasanya aku kepingin nabok mulut cecunguk Doni sampek bisu.

Pertama kali minum bir rasanya mulutku seperti terbakar, pahit. Bagaimana orang-orang bisa senang menikmati minuman ini? Batinku heran, aku lebih memilih minum jus pare sama-sama pahit tapi menyehatkan. Aku lihat kanan kiriku, Andre dan Doni sangat menikmati bir itu. Bahkan Risa sudah habis 2 botol, meskipun terlihat teler tapi belum ada tanda-tanda dia akan menyudahinya. Gue akui wanita itu benar-benar sudah nggak waras.

Berbicara mengenai Risa, sebenarnya aku akui dia sangat cantik dan begitu menggoda dengan bodynya yang sexy. Dia memakai baju terbuka menampilkan punggung mulusnya, memakai make up tebal dan tak lupa bibir merah terang yang menjadi andalannya. Mungkin jika tidak mengenalnya, dikira salah satu PSK disini karena penampilannya yang berani. Berbeda dengan Nafisyaku, dia perempuan yang cantik, lemah lembut, dan berpenampilan sederhana tidak pernah mengumbar aurat. Jelas Nafisya lebih unggul daripada Risa dalam segala hal.

MY BABYWhere stories live. Discover now