"Yasudah,ayah masuk duluan ya!" Ujar Harry diangguki oleh Ali,pria itu menuju ke arah mobil,membuka pintu mobil dan menggedong istrinya bridal style, melangkahkan kakinya menaiki setiap anak tangga.Setelah masuk kedalam kamar dan menutupi tubuh Prilly dengan selimut sampai dada.
"Selamat malam,sayang."gumam Ali mengecup kening prilly lama,lalu ke arah kamar mandi untuk mengambil wudhu,selesai wudhu langsung menaiki king size membaca sholawat dan surat-surat pendek, selesai berdoa lalu tidur.
________________________________
Prilly sudah sampai kampus,setelah Ali mengantarnya dan langsung pergi ke tempat kerja beberapa menit yang lalu.
Plashback
"Sana turun belajar yang rajin ya!" ucap Ali tersenyum lembut.
"Ak-aku minta maaf ya,aku janji akan belajar menjadi istri yang lebih baik lagi,supaya aku bisa di terima, di keluarga kamu lagi?" Kata Prilly terlihat wajah murung dan ketahuan oleh ayah mertuanya dulu.
"Tidak apa-apa,sayang. sekarang turun ya! Aku juga mau berangkat kerja!" Ujar Ali.
Prilly langsung mencium punggung tangan Ali tanpa di minta,dan pria itu tertegun lalu tersenyum membalas mencium kening Prilly pelan membuat gadis itu bersemu.
"Kalau gitu aku keluar ya, Assalamualaikum," ucap Prilly.
"Waalaikumsalam."jawab Ali menatap Prilly sedang menutup pintu mobil kembali.
Plashback end.
"Woy...malah melamun lagi?" Prilly tersentak kaget mendengar suara cempreng sahabatnya yang tidak bisa menjaga image.
Maura baru menyadari penampilan Prilly terlihat berbeda baju syar'i dan jilbab lebar sampai lutut,membuat sahabatnya semakin cantik.
"Masya Allah, Prilly cantiknya sahabatku?" Ungkap Maura tanpa berkedip menatap kagum Prilly semakin bersinar.
"Ish, emang kemarin gue gak cantik gitu!" Ketus Prilly sebal.
"Cantik dong sayang,lebih cantik lagi pake baju ini dari pada terbuka loe kan udah jadi ustadzah Ali," goda Maura tersenyum jahil.
"Apaan sih Ra,ayo masuk ke kelas bukannya ada matkul ya hari ini."elak Prilly menarik tangan Maura agar cepat jalannya.
"Sabar Napa,tunggu dulu pril!" Perintah Maura menghentikan langkah mereka.
"Ada apa lagi ra?"
"Loe..? kan sudah pakean panjang gini,please,ubah juga kosa kata loe jadi, aku kamu karna gadis baik-baik tidak boleh bicara keras dan kasar,coba ucapkan kata tutur yang sopan sama gue!"
"Assalamualaikum,maura..kamu kapan menikah Ra?" Celetuk Prilly terkekeh melihat Maura cemberut mendengar perkataan dirinya.
"Gak usah nanya nikah juga kali!" Ketus Maura ingin mencubit pipi chubby sahabatnya dan berhasil di tepis oleh tangan prilly.
"Sudah yuk,masuk malah ngobrolin tidak penting!"
Kedua sahabat itu saling bergandengan tangan sebagian orang menatap keduanya sinis dan ada yang iri atas kekompakan mereka.
Itu si Prilly ngapain pake baju muslim,kaya ada pengajian aja
Sok-sokan,Alim lagi
Kemarin aja pake baju kurang bahan, Sekarang pake baju longgar.
Mahasiswa lain terus bergosip entah apa salahnya dirinya untuk berubah.
Maura menguatkan sahabatnya untuk bersabar karna hijrah harus menerima rintangan apapun ujiannya harus bisa melewatinya sampai titik itu habis.
"Kamu harus sabar pril, tahan emosi jangan sampai kamu gak bisa mengendalikan emosi kamu mendengar cibiran mereka,anggap saja angin, tidak pernah di lihat oleh mereka!" Tutur Maura tersenyum.
"AstagfirullahAldzim."batin Prilly membaca istighfar berulang kali di dalam hati.
"Sudah yuk,kita masuk kelas!" Ajak Maura diangguki Prilly.
Kedua gadis itu memasuki kelas dan mengabaikan gosip mereka yang tidak penting.
__________________________
Sorenya mereka langsung keluar dari kolidor kampus karna selesai belajar materi dari dosen.
"Susah yah belajar bisnis,aku cape ikut jurusan bisnis?" Keluh Maura mencebikan bibirnya sebal.
"Namanya juga belajar Ra,butuh proses dan usaha,"balas Prilly tersenyum simpul.
Prilly
Gadis itu sangat panik dan takut lalu mengumpat di punggung Maura dengan tubuh bergetar.
"Pril!" panggil Maura,karna merasakan tubuh sahabatnya bergetar seperti ketakutan.
"It-itu ar-aryo..Ra.."lirih prilly.
"Kamu gak usah takut ada aku!" Tukas Maura.
"Hai sayang, akhirnya kita ketemu lagi?" Aryo tersenyum,ia ingin menghampiri gadis itu tapi di cegah oleh Maura dengan berdecak pinggang.
"Heh...mata buaya ngapain loe kesini! Sana pergi, loe itu cuma perasit dalam kehidupan sahabat gue!" Maura berbicara dengan nada datar.
"Jangan ikut campur ya, Prilly masih pacar gue,ya jelas kita semalam habis jalan-jalan! Benarkan sayang?" Tanya Aryo pada Prilly yang sedang menggelengkan kepala.
"Itu gak benar maura,Aku di culik sama dia, terus aku kabur dan Alhamdulillah bisa ketemu Ali di jalan!" Jelas Prilly mengeratkan cengkramannya di bahu Maura.
Maura yang mendengar penjelasan Prilly ikut tersulut emosi dan
Bugh
Bugh
"Rasain loe,jadi cowok gak gentle,loe itu pantasnya jadi tukang got gak usah ngayal deketin sahabat gue!" Sinis Maura,menarik tangan Prilly ke arah parkir.
"Satu lagi,loe itu jangan ngaku-ngaku pacarnya Prilly,udah jadi mantan masih aja ngejar, seandainya mantan Prilly baik dan jujur,pergi dengan alasan contohnya mau nikah sama orang lain itu berarti cowoknya berani tanggung jawab bukan kaya loe cicipi sel*ngk*ng*n sana-sini,cih menjijikkan!" Desis Maura sinis.
***
"Ali..." Prilly Langsung memeluk tubuh tegap Ali yang sudah menunggu menjemputnya,Maura ikut senang sahabatnya bisa akur dengan suami yang selama ini tidak dianggap ada oleh sahabatnya mulai luluh dan saling melengkapi.
"Pril,aku pulang duluan ya,Ali,mari Assalamualaikum."ucap Maura tanpa menunggu jawaban dari Alpril.
"Waalaikumsalam." Jawab Alpril bersamaan.
"Maura...terima kasih ya!" Prilly sedikit berteriak di acungi jempol oleh Maura yang sedang memasuki mobilnya.
"Kamu ken?" Ucapan Ali terhenti karna Prilly tiba-tiba mengecup pipinya singkat,gadis itu tersenyum malu masuk ke dalam mobil duluan sedangkan Ali tertegun dan tersenyum tipis.
"Tadi waktu ada telepon dari ayah kamu,katanya saran beliau untuk bulan madu?" Gadis itu tersedak air liur karna merasa gugup di dekat pria di sampingnya bahkan sudah lancang mencium pipi Ali di depan umum.
"Bo-boleh kok, mau dimana?" Tanpa sadar mulutnya menjawab asal.
"Duh kenapa bisa keceplosan sih." Batin prilly memalingkan muka.
"Kamu serius mau menuruti keinginan ayahmu,untuk bulan madu?" Ali sangat senang ada binar bahagia di kedua bola matanya terpancar kebahagiaan yang selama ini ia tunda beberapa bulan yang lalu.
"Ali bahagia banget ya,sampai gak pernah ngasih haknya sama dia,aku merasa berdosa sekali pada Ali."batin Prilly melihat ke arah Ali tersenyum simpul,air mata Prilly menetes membuat Ali merasa bersalah.
"Kamu gak suka,aku gak akan maksa kok," Ali menangkup kedua pipi istrinya mengecup kening kedua mata sembab itu perlahan mata mereka saling bertemu dan tersenyum tipis.
"Ak-aku mau kok,pergi bulan madu sama kamu, kemanapun kamu pergi aku akan mengikutimu," ucap Prilly tersemyum malu sambil menundukan kepala dengan wajah bersemu.
