10. Aku Bukan Bonekamu

17.2K 1.8K 56
                                    

Cepat-cepat, Ayyara membalikkan tubuhnya hendak meninggalkan Rey yang masih terbengong karena ulahnya. Namun langkahnya terhenti karena Rey lebih dulu menahan pergelangan tangannya.

"Yang tadi itu apa, Ayyara?" tanya Rey. Sebelah tangannya memegangi pipinya yang masih terasa panas.

"Mmm,... aku bilang jangan diinget-"

"Gimana bisa aku lupa, Ayyara!" Rey menahan teriakannya sehingga menjadi pekikkan yang cukup kencang.

Ayyara menekuk wajahnya menyesal. "Maaf."

"DEMI APAPUN, AYYARA!" teriak Rey sekencang-kencangnya tidak peduli jika ia membangunkan tetangganya. "AKU CINTA SAMA KAMU!"

Ayyara mengangkat wajahnya kembali. Ia baru mendengar kalimat itu keluar dari mulut calon suaminya. Entah dirinya yang murahan karena mencium Rey lebih dulu atau mungkin Rey yang murahan karena mengumbar cinta setelah mendapat ciuman. Ayyara tidak tahu dan tidak mau tahu, ia sudah sangat malu sekarang.

"BERISIK, ELAAHH!"

Rey menengadahkan kepalanya melihat balkon dimana Andra bersahut keras menegurnya. Tidak mau kalah, Rey pun bersahut menimpali Andra, "makanya cepetan punya calon istri biar can relate!"

"Norak!" balas Andra kemudian memasuki rumahnya lagi sambil mengorek telinganya dengan lidi kapas.

Rey kembali menatap calon istrinya. Matanya benar-benar memancarkan sorot bahagia seolah ia sudah tahu bahwa dirinya akan masuk surga kelak. Pria itu menarik tangan Ayyara hendak masuk rumah kembali, namun Ayyara menyentak pegangan Rey.

"Pulang, Rey. Kenapa malah mau masuk rumah lagi?"

"Iya nanti aku pulang setelah ketemu Papertu," jawab Rey meyakinkan.

Ayyara bercicit takut Rey mengadukan kelakuannya pada Papanya, "m-mau.. ngapain?"

"Mau minta dimajuin tanggal pernikahannya biar bisa cium kamu juga," jawab Rey begitu semangat. Ia sudah tidak tahan ingin mencium Ayyara tapi belum diperbolehkan. Andai saja KUA buka 24 jam, mungkin Rey sudah menyeret Ayyara sekarang juga. Nggak apa-apa nikah koboi aja dulu, resepsi belakangan.

"Nggak mau! Pulang, Rey!" tegas Ayyara kembali menarik Rey untuk memasuki mobilnya. Enak saja tanggal pernikahan di majukan, ia masih ingin menikmati masa lajangnya sebelum terjebak bersama pria sinting macam Rey.

"Ayyara, besok kalau kamu lihat aku yang jelek jangan aneh, ya!" Ayyara kembali mengerutkan dahinya heran mendengar penuturan Rey. Melihat itu, Rey lantas menjelaskan maksudnya, "karena aku nggak mau cuci muka sampai nanti kita nikah."

"Jorok. Terus mandi gimana?!" Ayyara mulai kesal karena Rey bertingkah menyebalkan lagi dengan membuatnya bingung sampai hampir salah sangka.

"Mau aku tutupin pakai plastik biar nggak kecipratan air," jawab Rey dengan senyum mengembang lebar. "Atau cuci mukanya pakai formalin biar bekas bibir kamu awet nempelnya."

"Ngawur kamu, Rey!" Ayyara membuka pintu mobil di belakang Rey dan mendorong calon suaminya untuk pergi.

Setelah masuk mobil dan pintunya juga ditutup rapat oleh Ayyara, Rey menurunkan kaca mobilnya selagi menyalakan mesin mobil. "Aku cinta sama kamu, Ayyara Nishaka!"

"Kamu udah bilang itu tadi. Tinggal pulang apa susahnya sih?!"

"Besok kita nikah."

"Sudah ada tanggal, jangan aneh-aneh!"

Rey mengangguk kemudian menaikkan kaca mobilnya kembali. Tidak sedetik pun senyumnya hilang dari bibirnya, baru diberi ciuman saja sudah begini apalagi kalau lebih.

Completely Us [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang