26. Babang Ojol Solusinya

12.4K 1.5K 46
                                    

Huhuhu, buat yang nungguin cerita ini, aku minta maaf karena telat update.

Mulai kemarin, kerjaanku makin banyak dan susah nyari waktu buat nulis dan nggak bisa janji update cepet.

Doain aja supaya aku kuat gadangnya tanpa susah bangun pagi biar lancar nulisnya.

Happy reading...

*****

Rey menjauhkan piring sarapannya yang sudah diisi oleh ibunya. Hari ini, ia benar-benar tidak semangat dan berniat mogok makan saja sampai waktu yang tidak ditentukan.

Mami Ica menghela napas panjang sebelum menggetok kepala putranya dengan sendok nasi. "Nggak usah drama, Rey. Mati kelaparan Mami nggak tanggung jawab, ya!"

"Mami ini gimana sih, anaknya lagi galau malah digetok!" ringis Rey sambil mengusap kepalanya sendiri. Ia kira Mami Ica akan membujuknya agar mau makan dengan cara apapun, dan Rey akan meminta ponselnya yang masih disita ibunya karena tradisi pingitan.

Rey ingin menelepon Ayyara dan mengajaknya baikan, lalu merestart hubungannya. Demi apapun, Rey menyesal sudah mengatakan lelah menghadapi Ayyara. Bagaimana jika Ayyara menganggap serius ucapannya?

Bisa-bisa Rey semakin sulit membuat Ayyara jatuh cinta padanya. Meskipun kesal, tapi Rey masih menginginkan Ayyara. Dan kemarin, dengan kejamnya, Mami Ica menyita ponsel Rey sampai nanti beres pernikahan karena Rey tidak berhenti mengurus pekerjaannya di hari yang sudah mendekati pernikahannya.

Memang, kemarin ia marah dengan Ayyara dan kesal, lalu Mami Ica menambah kekesalannya. Tapi hari ini, beberapa hari tidak menghubungi Ayyara, Rey menjadi rindu dan ingin menyapa calon istrinya yang ia ributi di hari terakhir bertemu. Rey merasa bersalah karena gagalnya malam romantis yang sudah disusunnya untuk Ayyara dan malah berakhir dengan pertengkaran.

Sepeninggal Mami Ica yang entah mau ke mana, Papi Rey menyodorkan piring makan yang belum tersentuh ke arah Rey lalu berbisik, "makan, Rey, entar Papi bantuin cari hape kamu.... tapi bantuin Papi bujuk Mami supaya bolehin Papi beli hape baru. Kemarin di mall ada hape keluaran terbaru, cocoklah buat main game cacing biar nggak ngelag."

"Ck, Pi, nggak perlu hape bagus-bagus kalau mau game cacing doang mah!" decak Rey juga merajuk pada Papinya yang pamrih. "Bilang aja Papi mau pamer kamera bagus ke Pak RT. Riya, Pi, riya!!"

"Iya udah, nggak ada bantuan," putus Papinya pasrah.

Rey meraih tangan Papinya. "Emang Papi tahu di mana Mami nyimpen hape Rey?"

"Kan nanti Papi rayu Mami kamu," bisik Papinya Rey pelan takut terdengar istrinya.

Rey mendesah putus asa. Baru akan merayu. Percayalah, Mami Ica adalah wanita yang sulit dirayu seperti Ayyara. Ah, Ayyara!

Saking galaunya, Rey sampai tidak sadar sudah menyuapkan nasi ke dalam mulutnya sambil melamunkan calon istrinya yang mungkin sedang overthinking.

*

[Pokoknya, kamu jangan dulu kasih Rey hape. Biarin Ayyara mikir. Kesel akutu sama dia, jadi cewek kok keras kepala banget, hati batu. Biarin dia menyesal dulu biar nantinya nggak asal nyeletuk lagi. Pelajaran buat dia.]

"Tapi, Na, kasihan mantuku sampai nangis-nangis gitu. Nggak tega dengarnya," balas Mami Ica begitu sedih saat mendengar kabar calon menantunya menangis karena tidak bisa menghubungi Rey.

Completely Us [END]Where stories live. Discover now