3.08

444 39 7
                                    


"Kenapa harus kita si" Zee merutuk terus menerus karena harus melakukan hal yang menurutnya konyol itu.

"Gue juga nggak paham tapi emang kalian mau, dengerin ceramah Gulf buat Emma yang pasti nggak bakal selesai sehari, huh" ucap Hiter.

"Terus kita ngapain Om?" tanya Mike yang masih sibuk dengan ponselnya membaca komentar orang-orang tentang video tiktok yang baru ia upload beberapa menit yang lalu.

"Kita bagi tim aja biar cepet selesai, intinya cari tahu apa yang udah dilakuin si Eye ke Mew" ucap Blue.

"Yudah gue sama Om Blue ya."

Ucapan Zee sontak membuat Hiter melotot lalu memukul kening Zee sampai ia mengaduh, "Enak aja. Nggak! nggak ada kaya gitu, bisa-bisanya lu naksir cowok gue" ucapnya.

"Ish, siapa yang naksir si Om, gue kan cuma pengen adil biar ada yang muda dan ada yang tua." kata Zee tidak ingin mengalah.

"Heh toples rengginang! lu bilang apa barusan, gue apa, tua?!" Hiter hampir menendang bokong Zee namun segera ditahan oleh Blue.

"Kita nge-tiktok dulu yuk, lumayan keren juga kaya yang dipilm-pilm detektif gtuh" tutur Mike.

"Ogah!" seru Hiter dan Zee bersamaan.

Mike mencebikkan bibirnya sambil mengomel pelan.

"Uda ayo mulai" kata Blue.

"Lu sama Mike cari diruang kerja, biar gue dan Blue dikamar mereka" jelas Hiter.

"Om, lu mau nyari tau atau nyari kesempatan?" tanya Mike.

"Nyari tau, tapi kalo ada kesempatan kenapa nggak" Hiter mengangkat kedua bahunya acuh dan disusul ringisan dari cubitan Blue dipinggangnya.

Zee dan Mike memutar bola mata dengan jengah lalu bergegas masuk mendahului karena Blue harus mengalihkan perhatian satpam terlebih dahulu.

Perlahan Zee mendorong pintu masuk dengan perlahan, sebisa mungkin agar tidak menimbulkan suara.

Gelap.

Sejauh mata memandang hanya kegelapan yang menyapa, pintu kembali didorong sampai mereka menemukan keremangan berkat cahaya dari bola lampu taman yang berada disayap kiri rumah.

Tidak ada siapapun didalam, atau mungkin sang pemilik sedang pergi mengingat tidak ada mobil yang terparkir didepan, "Aduh!"

Zee mengaduh saat keningnya menubruk bahu Mike yang tiba-tiba berhenti, sembari membenarkan posisi poni-nya yang sempat berantakan, ia mengangkat kepala.

"Ada apa?" tanyanya.

"Kita udah disini, tapi dimana ruang kerja Om Mew? lu tau?" Mike balik bertanya.

"Yaa nggak salah sih" ucapnya alih-alih menjawab pertanyaan Mike.

"Kita mencar aja deh."

"Apaan nggak! lu kan tau kalo gue takut gelap" tutur Zee.

"Ck, lu ngomong gitu apa nggak malu sama nih abs. huh?"

"Apa hubungannya takut gelap sama abs, njay" ucap Zee membela dirinya sendiri.

"Bodo amat!" kata Mike yang langsung melanjutkan langkahnya.

Keduanya mulai menaiki anak tangga, dan beruntung keadaan disana tidak terlalu gelap seperti dibawah. Dilantai dua ini tidak ada dinding, karena semuanya dikelilingi oleh kaca membuat cahaya rembulan bisa menerobos masuk kedalam.

Tidak ada apapun disana, hanya beberapa perabotan penghias ruangan. Dari lantai dua seseorang bisa langsung melihat keadaan dibawah dengan keseluruhan, anak tangga meliuk ditengah yang menuju lantai tiga, sederhananya lantai dua ini hanya sebagai jeda antara lantai satu dan tiga.

Love Is LoveDove le storie prendono vita. Scoprilo ora