Chapter 03 The Army And The Gleam Eyes Monster

77 11 0
                                    

Kini, mereka sedang beristirahat sambil memakan sandwich buatan Asuna dan Ichigo.

"Kalian sangat ahli membuat makanan ya" Kirito dengan lahap memakannya.

Ketika mereka sedang makan sandwich, terdengar suara langkah seseorang. Beberapa orang pria—berpakaian dan armor serba merah—datang. "Haduh, lelahnya" Keluh sang pemimpin kelompok itu. "Wah Kirito, sungguh sebuah kebetulan"

"H-Hai Klein" Sapa balik Kirito.

"A-Aku Klein, jomblo, senang berte-" Kalimat Klein terhenti oleh pukulan Kirito. Kirito sendiri nampak terkejut. "Oi Kirito, aku paham jika kau suka salah satu dari mereka. Tapi memangnya kau menyukai kedua-" Pukulan lainnya mendarat di perut Klein lagi.

"Kau ngomongnya aneh" Ketika itu pula, sekelompok player—berpakaian dan armor serba hijau—datang dengan kelihatan kelelahan.

"Permisi, apa kalian telah melakukan pemetaan? Jika iya aku minta kalian memberikannya padaku" Kata pemimpin kelompok itu seenaknya.

"A-Apa-apaan kau?! Melakukan pemetaan itu sulit tahu" Seru Klein kesal.

"Tak apa Klein, lagipula aku juga berniat menyebarnya nanti" Kirito menghentikan Klein yang marah.

"Terima kasih atas kerja samanya" Mereka adalah Aincrad Liberation, meski mereka yang bertarung digaris depan itu hanyalah rumor, tapi ternyata itu benar. "Ayo pasukan! Bangun!" Dengan enggaan, pasukannya bangun.

"Kau berniat untuk menuju ruangan bos dengan pasukan mu yang seperti ini?!" Kirito nampak tak percaya. Pasukan yang sangat lelah, akan dipaksa bertarung melawan bos itu sangat kelewatan.

"Kami tidak perlu kasihan dari kalian. Pasukan, ayo!" Mereka kemudian pergi.

"Aku agak khawatir dengan mereka. Meski aku tak peduli dengan pemimpinnya yang sok kuat itu" Kata Ichigo dengan muka kesalnya. "Tapi jika mereka dipaksakan bertarung melawan bos lantai, itu sangat kelewatan" Yang lainpun setuju, mereka kini merapikan makanan, dan berangkat menuju ruangan bos.

"Haaa!" Seru Kirito menghabisi seekor LizardMan.

"Aaaa!" Sebuah teriakan terdengar ditelinga Kirito dan yang lain.

"Ayo!" Kirito, Asuna, Ichigo, dan Klein, mengabaikan LizardMan dan segera menuju ruangan bos yang saat itu pintunya terbuka. Saat itu, pasukan Aincrad Liberation sedang dibantai—bukan melawan—Gleam Eyes.

"Gunakan teleporter kalian!" Seru Klein.

"Kristal teleporter tak berfungsi" Hal itu mengingatkan Kirito akan masa lalunya yang sangat buruk. Asuna yang nampak tak tahan, akhirnya menerjang Gleam Eyes da  mengalihkan perhatiannya.

"Klein, keluarkan pasukan Aincrad Liberation yang tersisa. Kami akan mengalihkan perhatiannya" Perintah Kirito kemudian mengarah kepada Gleam Eyes.

"Haaa!" Kirito mengadu pedangnya dengan pedang milik Gleam Eyes. "Switch!"

"«Sharp Nail»!" Seru Ichigo melancarkan sebuah serangan tiga tebasan. Hal itu tidak memberi terlalu banyak damage pada Gleam Eyes.

"Asuna!" Asuna yang saat iu habis terpukul oleh serangan Gleam Eyes, terjatuh dan hampir terkena tusukan pedang Gleam Eyes. "Haruskah aku menggunakannya?" Ragu Kirito.

"Kirito, awas!" Seru Ichigo menabrakkan dirinya kepada pedang milik Gleam Eyes, membuatnya meleset. "Kau tak apa?"

"Ya," Kirito masih ragu, tapi kini ia meyakinkan dirinya. "Bisa tolong beri aku waktu sepuluh detik? Ada yang harus kulakukan"

Ichigo menjadi center Parry. Ia melakukan Parry terhadap serangan menusuk dari Gleam Eyes dan bertukar kepada Asuna. Kini, ia menangkis serangan diagonal dari Gleam Eyes dan bertukar dengan Klein. HP milik Gleam Eyes di bar terakhir mencapai kuning.

Darling In A Death GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang