Chapter 19

2K 281 30
                                    

Teluk Marineford

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Teluk Marineford.

"LUFFY!!"

Aku melihat dia menjulurkan tangannya, untungnya Jinbei berhasil meraih tangan Luffy dan menariknya ke atas.

Setelah semuanya tenang, aku pun menghampiri mereka. "Luffy, kita harus bergegas."

Oyaji meluncur kan serangan keduanya. Serangan itu terus melaju menuju menara eksekusi. Namun sayang, 3 Admiral berhasil menahan serangan Oyaji.

Kini kami hampir sampai di depan tubuh Oars. Luffy kembali menjulurkan kedua tangannya. "Aku akan segera ke sana Ace!" teriaknya. Lalu dia melontarkan dirinya ke tempat Ace-san. Bagus, sedikit lagi!

Tiba tiba sebuah dinding muncul dari bawah, menghalangi jalan Luffy. Tak hanya di depan Luffy, tapi sekeliling teluk sudah di tutupi dinding.

Kami terkepung. "Lihat masih ada satu jalan!" teriak salah satu kru. Tubuh Oars menahan dinding dibawah nya.

Baru saja kami hendak lari kesana, Akainu menembak kan magma ke langit.

Magma itu hilang di balik awan, setelah itu mulai jatuh seperti hujan. "Lelehkan es nya dan hilangkan pijakan mereka!" pinta Sengoku.

Kami semua bersusah payah menghindari batu magma sebesar meteor itu. Es yang kami pijak hancur. karena hawa panasnya pula air laut mulai menghangat dan meleleh kan es.

Meteor itu mulai menghujani Moby Dick. Api mulai melalap habis kapal kami. Tidak, api itu mulai melalap habis rumah kami.

Menangis pun tidak bisa membuat api nya padam, tembakan meriam mulai di lontarkan, meteor masih berjatuhan. Serangan Oyaji bakan tidak bisa meruntuhkan dinding itu.

Satu satunya jalan hanya melewati tubuh Oars. Luffy mulai berlari melewati jalan yang sudah Oars buat.

Kami pun mengikuti nya, tentu saja jalan itu di jaga dengan ketat. Beberapa kali aku harus terhempas terkena tembakan meriam.

Biar begitu, kami semua harus tetap maju. Kami tidak akan membiarkan Ace-san mati.

Nafas ku menggebu, yang kurasakan sekarang hanyalah rasa sakit. Kaki ku sudah ingin berhenti berlari sejak tadi. Aku tidak pernah bertarung selama ini.

Aku juga sudah menggunakan kekuatan buah iblis ku dalam waktu yang lama. Mayat berhamburan dimana mana. Bau mesiun dan darah tercium sangat jelas.

Teriakan, jeritan, tangisan, semua bercampur jadi satu. Memang tidak ada cara yang terhormat dalam membunuh. Tidak ada cara yang halus dalam menghancurkan. Yang Bagus dari perang hanya akhirnya.

Ace-san tidak melakukan hal yang salah, dia juga tidak bisa memilih siapa yang membawanya ke dunia.

Kenapa Angkatan Laut yang katanya simbol dari keadilan ingin membunuh nya?

Beyond the sea [One Piece AU]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora