11: Berangkat kerja

2.5K 400 85
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

. . . . .

“Satu ditambah satu, sama dengan dua! Dua ditambah dua, sama dengan empat! Empat ditambah empat, sama dengan empat!”

“Empat ditambah empat sama dengan delapan. Taetae salah, ayo buka mulutnya pesawat bersiap mendarat!” Jungkook menyuapi satu potong apel untuk Taehyung.

Si kecil menerima suapan Jungkook, walaupun raut wajahnya tertekuk. Taehyung sedang mengalami yang namanya susah makan. Tapi tenang saja, Jungkook sudah menemukan cara ampuh untuk menangani hal tersebut.

Hitung-hitungan menjadi kesukaan Taehyung belakangan ini. Di depan pintu kulkas, pintu kamar, lemari, bahkan di depan pintu kamar mandi terdapat selembaran berisi angka-angka yang Jungkook beli di toko alat tulis.

Dari hitung-hitungan tersebut Jungkook menciptakan sebuah permainan untuk Taehyung. Jika si kecil salah menghitung, maka satu suapan harus dia terima. Dan ini cukup bekerja, karena sudah lima suap potongan apel dilahap bocah enam tahun menggemaskan yang kini duduk tenang di pangkuan papanya.

“Wah pintar sekali anak Papa. Lihat, sudah habiskan,” tunjuk Jungkook ke mangkuk kecil yang sebelumnya berisi potongan-potongan apel.

Ehm! Taetae mau berhitung lagi!” seru si kecil dengan penuh semangat.

Jungkook ingin sekali menemani Taehyung belajar menghitung sampai anaknya pandai. Namun pekerjaan sudah menunggunya. Dia tidak enak hati jika harus izin pada Irene. Ditambah si kecil tidak mau kembali ke tempat penitipan anak yang berarti Jungkook harus membawanya ke kafe.

Penuh kehati-hatian Jungkook mengutarakan penolakannya.  “Tae, Papa harus pergi bekerja. Kita siap-siap dulu ya? Belajar berhitungnya bisa nanti malam sebelum Tae tidur, gimana?” tawarnya.

“Papa bekerja untuk beli popok Tae?” tanya Taehyung.

Jungkook mengangguk. Tangannya menggenggam tangan kecil Taehyung yang berada di atas telapak tangannya. “Iya, untuk beli popok Tae.”

“Kalau Tae tidak ngompol, tidak usah pakai popok?” Pertanyaan Taehyung mulai melantur.

“Benar. Tae tidak usah pakai popok. Makanya kalau ingin ke toilet, Taetae bilang ke Papa. Jangan diam,” jawab Jungkook yang berakhir menasihati anaknya.

“Taetae tidak akan ngompol lagi. Jadi Papa tidak usah bekerja untuk beli popok Tae. Di rumah saja, main sama Taetae.”

Tidak tau harus tertawa atau merasa sedih. Taehyung mengucapkannya dengan sangat-sangat jujur yang berarti anak itu merasa kesepian saat dirinya harus pergi mencari uang, sedangkan si kecil harus menghadapi pelajaran hidup. Bersosialisasi seorang diri tanpa Jungkook sebagai menuntunnya.

“Kenapa? Bukannya menyenangkan, bisa bertemu teman-teman. Papa kerja, dan Taetae di tempat penitipan, bermain.”

Taehyung dengan tegas menolak. Menggelengkan kepalanya kencang.  “Tae tidak suka teman-teman di sana! Tae lebih suka bermain bersama Seungjae Hyung.”

SunflowerWhere stories live. Discover now