20 (-)

1.1K 39 0
                                    

warning typo bertebaran!!
jangan lupa vote dan komen

buat visual gatra sama yang lain udah nemu.
___________________________________________

walaupun acara sempat rusak sebentar namun mereka dengan cepat melupakan masalah yang baru saja terjadi.

untungnya dengan sifat heboh alvan setiap kali melihat hal yang lucu dan antusias luna yang selalu ditraktir Alvan walaupun tak jarang luna menolak karena takut di cap sebagai wanita matre membuat mereka dilihat oleh banyak pasang mata yang berkeliaran di mall
banyak sekali yang menatap iri kedua sejoli yang tampak serasih walaupun sebenarnya tidak ada hubungan yang jelas diantara mereka berdua.

"na, lo kenapa diem? itu es krimnya cair!" alvan tiba-tiba heboh saat melihat es krim yang ada di pegangan luna mencair.

"e ehh.." luna yang menyadarinya pun gugup seketika.

"lo kenapa sih?" alvan mendekat setelah menyadari raut muka luna yang berubah tak lupa juga Alvan yang tertawa geli melihat raut muka luna walaupun pelan.

"BUTA MATA LO! GAK LIAT HEH?! ITU CEWE-CEWE HAUS BELAIAN LIAT LO PENGEN MAKAN IDUP-IDUP TAU GAK!" ucap luna kesal tak lupa juga dengan tangan yang berkacak pinggang.

"heh?! lo kenapa? cemburu sama mereka? tenang aja gua bakal tetep milih lo kok! princess kan pujaan hatinya pangeran." goda Alvan setelah ia menyentil dahi luna pelan.

blush...

wtf! gue kelepasan!

"gak apa cuman risih aja diliat banyak orang. lo secakep apa sih sampe-sampe mereka natep lo tanpa kedip gitu?! liat aja tuh mulut mereka sampe kebuka mangap gitu! gue doain tuh lalet ntar masuk!" maki luna dengan sinis.

"apa lo bilang? gue cemburu? idih! pd bener! lagian siapa juga yang cemburu! gua cuman kasian aja sama lalet yang salah masuk sasaran, takut nafas mulut orang bau, ntar laletnya pingsan!" masih sama. tak henti-hentinya luna maki cewek-cewek yang terang-terangan menatap Alvan.

"BHAHAHA.. LO KENAPA LUN?" tawa Alvan meledak seketika melihat luna yang memaki orang di sekitar. padahal tidak hanya dirinya saja yang diliatin melainkan luna pun juga banyak sekali yang menatap.

iri, memuja, sinis, kagum. rasanya Alvan ingin mencolok kedua mata yang menatap luna terang-terangan.

"udah lah gak usah dipentingin juga, biarin mereka mau liat apa aja kan mereka juga punya mata." ucap Alvan menenangkan luna sambil mengelus punggung luna pelan.

"hft.. Alvan mau roti bakar." rengek luna tiba-tiba.

"lo lagi dateng bulan ya? sensitive banget kayaknya hari ini." tanya Alvan pelan.

"kenapa? lo gak suka? yaudah gak jadi, gue mau pulang!" maki luna.

tuh kan, Alvan goblok banget. batin Alvan yang menyumpah serapahi dirinya sendiri.

"e ehh na! mau kemana? gua anter ya?" alvan pun akhirnya mencegat luna yang meninggalkan dirinya di tengah keramaian mall.

"pulang."

"bentar dulu sayang.. gak jadi beli roti bakar?" tanya Alvan setelah ia berhasil menahan pergelangan tangan luna.

"apaan sih lo! sayang-sayang pala lo peyang! gue bukan sayang lo!" maki luna lagi. tapi tak dapat dipungkiri, pipi luna merah akibat perkataan Alvan.

"masih aja maki gue padahal muka udah kayak tomat." cibir Alvan pelan.

"ihs.. tau ah males gue sama lo! jauh-jauh sana!" usir luna.

GatraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang