11.

5.3K 441 12
                                    

Author POV

"Kita kemana ini?," tanya Aura kepada mereka.

"Keliling-keliling desa ini Non," jawab Setyo.

"Oh," ucap Aura.

Sekarang mereka semua sedang jalan-jalan (siang), sesekali satu persatu dari mereka memperkenalkan apa saja yang ada di desa tersebut kepada Aura. Hingga langit yang tadinya berawan sekarang menampakan matahari yang terik, dimana membuat mereka terasa panas.

"Nah, kalo sudah belok ke kanan, Non Aura nanti bisa lihat ada masjid, ya meskipun tidak begitu besar," jelas Dela seraya menunjukkan jalan.

"Oh, lumayan jauh dari rumah," ucap Aura.

"Iya Non kalo dari rumah Non Aura lumayan jauh, tapi kalo dari rumahnya Erik sama Agung, jaraknya deket," jelas Dela lagi kepada Aura.

"Berarti sekitar sini dong rumah kalian," ucap Aura kepada Erik dan Agung.

"Iya Non, disamping masjid itu kan ada gang, nah masuk aja terus lurus nanti ada orang yang jualan bakso dan samping kiri pas itu rumah saya," ucap Erik menjelaskan.

"Kalo rumah saya depannya rumah Erik pas Non," timpal Agung.

"Wuik enak dong bisa main terus tiap hari, rumah kalian bersebrangan gitu," ucap Aura.

"Wah kalo itu jelas Non, apalagi sering makan bakso bareng," ucap Agung.

"Kok aku ga diajak?," tanya Gita.

"Ga," jawab Agung malas.

"Iyalah kita ga ngajak, kamu kan bau ketiak. Ntar baksonya tercemar," timpal Erik seraya menunjuk ketiak Gita.

"Buahahahah," seketika mereka tertawa keras gara-gara ucapan Erik.

Gita yang diejek seperti itu akhirnya ngambek. Namun tetap saja tawa mereka keras, bahkan mungkin lebih keras. Keras? Apa tuh?.

"Udah udah udah, kasihan tuh Gita," ucap Aura disela-sela tawa mereka. Perlahan tawa mereka berhenti. Tapi ada juga yang masih menahan tawa, contohnya Yanto dan Setyo.

"Huh panas banget hari ini," ucap Aura seraya mengelap keringat diwajahnya.

"Iya Non panas banget," timpal Sari.

"Kita istirahat dulu aja diwarung itu," ucap Vino seraya menunjuk sebuah warung.

"Iya, udah ga kuat, haus banget," ucap Gita.

Langsung saja mereka menuju kesana, dan langsung istirahat untuk mengisi tenaga. Disana ada kursi 3 panjang yang masing masing muat untuk 5 orang.

Mereka pun duduk disitu sembari merenggangkan badan. Dan tenang saja ga akan kepanasan kok, diluar warung itu tepatnya diatas mereka terdapat penutup dari genteng, jadi mereka tidak terkena pancaran sinar matahari yang begitu panas seperti hati ini yang panas melihat doi jalan sama yang lain. Buset.

"Huh panas banget," ucap Dela sambil mengipasi wajahnya dengan tangan.

"Kalian pesen minuman gih," suruh Aura.

"Ga usah Non, lagian kita ga bawa uang," jawab Setyo.

"Aku yang bayar," ucap Aura.

"Eh ga usah Non," tolak mereka.

Dia PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang