[ 6 ] Ngajak Pulang Bareng | DIPTA

7 0 0
                                    

"Sebuah analogi dari cinta adalah cinta itu sendiri.
Tidak ada persamaan yang mampu menyamai rasa yang tumbuh di hati."

* * *

Waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap anak sekolah adalah waktu pulang sekolah, ya, kan?

Biarpun masih harus mengikuti ekskul atau tambahan pelajaran lain, tetep aja kan kalian menunggu-nunggu saat pulang sekolah?

Seperti gue saat ini, sedang menunggu jam pulang sekolah tiba.

Jangan harap gue bisa langsung nyentuh kasur habis pulang nanti.

Gue masih harus ngikut rapat OSIS, dan masih harus mengikuti pelajaran tambahan.

Tapi gak apa-apa.

Semua itu bakal gue jabanin, demi bebeb tercinta.

Setelah kejadian accident kemarin, gue jadi semakin giat buat mendapatkan hatinya si Kimmy.

Semoga aja rencana gue gak gagal kayak rencana dia kemarin.

Amin...

Gue tersenyum sendiri, memikirkan rencana gue nanti.

"Dipta!" Teriak Bu Agnes--guru matematika--membuat gue kembali tersadar dari lamunan.

"Iya, Bu?" Tanya gue.

"Coba kamu kerjain soal di LKS nomor 7 dan 8."

"Kan belum diajarin, Bu." Keluh gue, memperhatikan buku.

Anjir, mana soalnya susah lagi.

"Tapi kan kamu sudah tau rumus dasarnya. Saya mau mengetes seberapa mengerti kalian tentang materi ini."

Gue menggaruk kepala gue yang tidak gatal, maju ke depan kelas.

Yah, semoga aja bisa.

Setelah sepuluh menit gue berjibaku dengan spidol, papan tulis, soal serta jawabannya, gue pun kembali ke tempat duduk.

Jawaban gue full setengah papan tulis.

Hebat kan?

Gue tersenyum jemawa.

"Dipta! Ini jawaban apa sih? Saya aja gak ngerti kamu nulis apa. Ini sampai rumus dasar udah bener, kebawah-bawahnya kok makin ngaco?" Tanya Bu Agnes bingung.

"Saya kan udah bilang, Bu. Saya cuma ngerti rumus dasar doang. Daripada saya berhenti di tengah jalan, lebih baik saya selesaikan sampai akhir walaupun saya gak ngerti jawabannya dapat darimana." Kata gue memberi sebuah alasan yang masuk akal.

Gue buru-buru menambahkan, "Kalau kerja gak boleh setengah-setengah, Bu, harus sampai tuntas."

Bu Agnes mengelus dadanya. "Awas ya, jangan bengong lagi." Kata Bu Agnes.

Gue mengangguk.

"Kita bahas bareng aja deh. Jawaban Dipta ngaco semua."

Gue emang pinter di pelajaran lain, tapi khusus buat matematika.

Gue bego, BANGET.

Analogi RasaWhere stories live. Discover now