37. Canada

2.1K 279 3
                                    



Setelah tiga hari tidak sadarkan diri, akhirnya hari ini chenle membuka matanya tepat di jam 5 pagi membuat renjun dan mama fai tak henti-hentinya mengucap syukur, sedangkan chenle sendiri awalnya terlihat kebingungan memerhatikan sekitarnya sampai sebuah rebreathing mask yang mengurung hidung dan mulutnya membuatnya tersadar bahwa dia masih hidup.

Agak mengecewakan sejujurnya, chenle kira saat ia membuka mata dia sudah berada di alam lain dan mungkin bisa bertemu dengan mama nya, tapi nyatanya dia masih berada didunia.

Renjun dan mama fai sempat menangis saking bersyukurnya atas kesadaran chenle, beberapa hari ini renjun dan mama fai selalu dihantui pikiran-pikiran negatif membuatnya selalu khawatir takut terjadi sesuatu pada chenle, namun kini semua kekhawatiran itu lenyap terlebih saat chenle bilang bahwa dia lapar.

Renjun tertawa dengan air mata yang berlinang sebelum berlari menghampiri meja resepsionis meminta makanan untuk pasien sekaligus melaporkan bahwa chenle sudah siuman.

Dan saat ini, renjun tengah membersihkan wajah dan tangan chenle dengan waslap yang sudah ia basahi terlebih dahulu dengan air hangat.

Chenle sudah tidak menggunakan rebreathing mask lagi sehingga membuat renjun lebih mudah membersihkan wajahnya.

Chenle sendiri hanya diam memerhatikan renjun yang sangat telaten dan sabar membersihkan wajah pucatnya.

"Lo gak mau nanya sesuatu?" sedari tadi chenle menunggu renjun menanyakan sesuatu padanya.

Tentang kenapa dia menggantung dirinya sendiri, misalnya?

Renjun melirik chenle sekilas "nanya apaan" ucapnya pura-pura tak mengerti.

"Ya.... Nanya soal gue yang gantung diri" ucap chenle ragu dengan suara yang mengecil.

Renjun menaruh waslapnya kedalam baskom setelah ia selesai dengan tugasnya, kemudian renjun menoleh menatap chenle yang bersandar pada bahu ranjang.

"Ngapain nanyain itu, gak penting juga" acuhnya "Yang paling penting sekarang, lo cepet sembuh" renjun tersenyum.


Sedangkan chenle masih diam "udah ya gue mau sekolah dulu udah siang, ntar pulang sekolah gue sama anak-anak kesini lagi" renjun berdiri meraih tas sekolahnya.

"Lo mau apa biar gue beliin" tanya renjun yang chenle jawab dengan gelengan kepala.

"Gak usah, lo ada disini aja udah cukup"

Renjun kembali menatap chenle dengan senyum tipis di bibirnya "apaan lo, lo bilang asal gue ada disini udah cukup? Trus kemaren ngapain hah pake gantung diri segala, mau ninggalin gue? Udah gak anggep gue lagi lo" omelnya tiba-tiba.

Sejujurnya renjun sudah ingin mengomeli chenle namun selalu ia tahan, renjun tak mau membuat chenle merasa tertekan dan melakukan hal gila lainnya lagi tapi karena chenle sendiri yang memancingnya pada akhirnya pun apa yang renjun tahan kini ia luapkan.

Chenle tersenyum tipis "gak usah senyum-senyum lo, mau mati kan? Mati sana gue gak peduli lagi" sarkas renjun yang malah membuat chenle terkekeh.

"Makasih dan... Maaf" ucap chenle.

Renjun menghela nafas lalu mendekati chenle "maaf mulu lo, percuma lo minta maaf kalo lo ulang-ulang kesalahan lo lagi. Sana mau mati kan? Mau ketemu mama lo kan? Gih pergi"

Dear Dream ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat