15 - Tugas Bahasa

72 13 0
                                    

Budayakan vote (★) terlebih dahulu sebelum/sesudah membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Budayakan vote (★) terlebih dahulu sebelum/sesudah membaca

Murid-murid kelas 7A sekarang sedang berada diperpustakan sekolah, mereka semua mencari salah satu topik menarik dari beberapa buku disana untuk dijadikan bahan pembelajaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Murid-murid kelas 7A sekarang sedang berada diperpustakan sekolah, mereka semua mencari salah satu topik menarik dari beberapa buku disana untuk dijadikan bahan pembelajaran. Tugas bahasa dari Bu Clara yang mengharuskan mencari pesan tersembunyi dari buku bacaan yang dipilih.

Mark menyela satu-persatu deretan buku dibagian rak, berharap menemukan judul cerita menarik. Begitupun anak-anak lain nampak sibuk dengan pekerjaannya sendiri, meski ada yang memanfaatkan momen ini untuk bersenang-senang dengan kumpulan novel berbau romance—genre yang banyak diminati kaum remaja, terutama perempuan.

"Anjir, Bell gue baru baca lima lembar udah dapet yang nangis-nangis masa? Padahal awalnya gue masih senyum-senyum sendiri pas liat kelakuan cowok ini sama pacarnya. Pokoknya dimanja banget deh, gue aja sampek baperin mereka, apalagi waktu kasih kejutan ultah—aduh si Vino idaman banget buat ciwi-ciwi deh!"

"Tau nggak Bell, apa yang bikin gue nangis kayak gini? Tiba-tiba Vino mati, hikss...ketabrak mobil gara-gara nyelametin ceweknya yang balik dari minimarket,"Cerita Camel pada Abell. Gadis itu benar-benar menangisi tokoh cowok didalam novel yang ia pegang.

"Udah deh Mel. Ngapain sih nangis-nangis gitu, alay lo!"sinis Abell.

Camel mengerucutkan bibirnya,"Gue cuman terhura banget sama Vino, Bell."Tokoh cowok dalam novel tersebut,"Dia ngerelain nyawanya demi Rossie,"lanjut Camel.

"Terus?"

"Kan gue jadi sebel. Harusnya Vino gak usah nyelametin dia dari pada harus kehilangan nyawanya sendiri. Kalau Rossie mati, kan bisa nyari lagi yang baru,"ujar Camel masih dengan wajah kesal.

"Ngapa jadi lo yang ribet sih, Mel. Itu cuman cerita, udah alurnya begitu. Ya lo gak bisa, lah, seenak jidat nentuin takdir mereka. Penulis yang ngatur itu semua,"jelas Abell.

"Tapi lo setuju, kan, yang gue bilang tadi?"tanya Camel.

Abel mengernyitkan dahinya,"Menurut gue disitu lo yang jahat dan nggak punya hati!"balas Abell membuat Camel melotot.

Donker VerledenWhere stories live. Discover now