Different : 25. Leave

11.6K 1.5K 235
                                    

Chaeyoung menghela napas melihat keterdiaman kedua kakaknya karena terkejut. Dalam hati dia sangat berharap jika ucapannya barusan tak akan merugikan Lisa di alamnya saat ini. Karena dia benar-benar tak bisa mengelak lagi ketika Jennie menatapnya dengan tajam seperti tadi.

"Dia sudah sangat tersiksa selama ini, Unnie. Dan... Memang seharusnya kita sudah merelakan kepergiannya." Ujar Chaeyoung yang masih tak mendapat tanggapan dari kedua kakaknya.

"Kita dan dia sudah berbeda. Mustahil untuk bersatu kembali saat ini. Tapi, di lain waktu pasti kita bisa bersamanya lagi." Setelah berujar seperti ini, Chaeyoung bangkit menghampiri Jisoo dan Jennie yang yang terduduk kaku, lalu memeluk leher kedua gadis itu.

"Kita harus bahagia, untuk membuatnya bahagia."

Ketiga saudara itu berpelukan erat. Dengan Jennie dan Jisoo yang menangis, dan Chaeyoung yang berusaha menenangkan kedua kakaknya.

Chaeyoung tahu, Jisoo maupun Jennie juga menginginkan kelebihan yang Chaeyoung dapatkan saat ini. Dan Chaeyoung harus berusaha untuk membuat kedua kakaknya mengerti jika yang dia dapat ini sebenarnya bukanlah kelebihan. Melainkan sebuah hal yang membuatnya sangat berat untuk melepaskan Lisa.

.......

Seperti dejavu, saat ini Lisa merasakan hal yang sama persis seperti dua tahun lalu. Dimana dia hanya duduk manis sembari memperhatikan Chaeyoung yang sedang mengemudikan mobil. Membelah jalanan Seoul yang tak terlalu ramai pagi ini.

Chaeyoung sebenarnya belum diijinkan untuk membawa mobilnya sendiri karena kecelakaan yang dialaminya. Gadis itu nekat dengan pergi pagi-pagi sekali sebelum yang lainnya bangun. Lagipula dia tak akan mungkin melakukan kesalahan dua kali di jalanan.

"Chaeng-ah," panggil Lisa membuat Chaeyoung menoleh sekilas. Karena dia tak bisa membagi fokusnya pada dua hal ketika sedang menyetir.

"Wae? Kau sudah menemukan tempat yang ingin kita tuju?" tanya Chaeyoung karena nyatanya mereka berdua kebingungan harus mendatangi tempat seperti apa untuk menghabiskan waktu seharian penuh.

"Bagaimana jika kita pergi ke taman hiburan? Saat masih hidup, aku tidak bisa menaiki berbagai macam wahana disana. Namun sekarang, aku ingin menaiki semuanya tanpa rasa takut."

Chaeyoung tertegun. Membayangkan betapa menyedihkannya Lisa saat hidup dulu. Bahkan untuk bersenang-senang saja gadis itu sulit. Ada banyak hal yang tidak bisa dilakukan Lisa, padahal nyatanya gadis itu ingin.

"Baiklah. Kita akan menghabiskan waktu disana." Putus Chaeyoung akhirnya. Mulai melajukan mobil itu dengan arah yang sudah pasti. Tidak seperti tadi, mereka hanya berputar-putar di jalanan pusat kota Seoul.

Tiga puluh menit lebih perjalanan yang mereka tempuh, akhirnya mobil mewah Chaeyoung sudah berhenti di sebuah parkiran salah satu taman hiburan terkenal di Seoul. Mereka segera turun dengan Lisa yang menarik tangan Chaeyoung antusias.

Kedua mata cokelat Lisa menatap takjub tampilan taman hiburan yang menurutnya luar biasa. Karena terakhir dia pergi kesana, ketika dia masih berada di bangku sekolah dasar. Itupun Lisa hanya berfoto bersama badut dan memakan es krim. Karena dia gak bisa mengikuti ketiga saudaranya yang menikmati berbagai macam wahana bermain disana.

"Chaeng, berlagaklah seperti kau sedang sendiri. Karena aku tak mungkin menampakkan sosokku pada orang lain." Beritahu Lisa saat Chaeyoung hendak berucap padanya.

Gadis blonde itu hanya mampu menghela napas ketika Lisa berlari dengan riang hendak mengelili taman hiburan itu. Ingin berteriak, namun dia pasti akan dikira tidak waras jila melakukannya.

Alhasil, Chaeyoung mau tak mau hanya bisa mengikuti kemanapun langkah Lisa pergi dalam diam. Tanpa protes sedikitpun walau dia merasa begitu kesal dengan Lisa.

Different : Sequel Blood Ties ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin