.
.
.
Author POV
Anastacius meminum wine putih di gelasnya dengan tenang. Bagi orang yang melihatnya pastilah sangat aneh, orang macam apa yang minum alkohol di siang bolong begini? Tapi memangnya pria itu peduli? Lagipula tidak akan ada yang akan menegurnya di tempat ini.
Ditatapnya taman bunga mewah di mansion Alpheus yang kini tengah memekarkan bunga berwarna putih. Dari balkon kamarnya dapat dirasakan kalau hujan sebentar lagi akan datang.
"Baru sekitar 3 minggu tinggal di kediaman ini, pemilik rumahnya malah pindah ke Istana. Konyol sekali." Gumamnya sendirian.
Selama keluarga itu tinggal di istana untuk membantu persiapan turnamen, dirinya tetap diizinkan tinggal di mansion sekalipun sang tuan rumah tidak berada di tempat. Oleh keadaan itulah Anastacius benar-benar dapat menikmati waktunya melakukan apapun yang ia mau.
Waktu yang luang membawa pikirannya mengingat ulang segala yang ditemuinya akhir-akhir ini.
Anastacius terkekeh kecil. "Keluarga ini bodoh sekali memang."
Pilihannya pada Duke Alpheus yang tamak itu memang benar-benar jackpot. Karena yang dia butuhkan hanyalah orang licik yang penurut.
Anastacius benar-benar tidak habis pikir.
Anastacius telah melihat berbagai macam bangsawan dengan segala kegilaan mereka. Namun Duke alpheus adalah salah satu dari sekian banyak dari mereka yang memiliki ambisi yang mencolok. Dia tidak akan puas hanya dengan berhasil memimpin faksi bangsawan di daerah pusat, dan akhirnya berusaha memasukkan dua anak lugu itu dalam kehidupan istana yang penuh darah. Tapi biarlah, toh dengan begitu justru dia bisa menggunakan 'senjata rahasianya' dengan lebih mudah.
Jennette Margaritta pasti sedang bersenang senang menikmati keindahan bunga di Istana sapphire. Berkeliaran kesana kemari tanpa menyadari kalau segel sihir hitam yang telah ia tanam di tubuh gadis itu telah dibuka olehnya dan kini akan meninggalkan jejak tipis yang dapat tercium oleh sang penyihir menara.
Lagi pula Anastacius memang perlu 'mendorongnya' sedikit. Menggunakan gadis naif itu untuk membuat sedikit masalah tentu sangat menghibur baginya. Toh dirinya tidak perlu melakukan apapun, manusia pada dasarnya akan selalu menginginkan apa yang tidak mereka miliki dan itu sudah cukup agar sihir miliknya dapat membuat kekacauan.
"Benar, putriku. Kau harus menarik perhatian penyihir menara itu dan menjadi umpan yang baik."
Anastacius berbalik dan mengambil jubah miliknya untuk bersiap pergi ke ibukota.
"Selagi penyihir menara itu sibuk, aku harus menyiapkan bagianku."
***
ATHANASIA POV
Pandanganku kabur dan tubuhku tidak bisa bergerak.
Suara teriakan terdengar samar-samar dan orang orang yang panik di sekitarku tampak buram.
Apa yang barusan terjadi? Yang kuingat hanyalah cahaya menyilaukan yang muncul tiba-tiba kemudian disusul oleh suara teriakan kesakitan.
"tri... Tuan putri! Anda baik-baik saja kan?" Suara Lily terngiang di kepalaku.
Kesadaranku bagaikan ditarik kembali dengan paksa ketika suara tangisan yang bukan milikku mulai kembali terdengar.
Para pelayan berlarian dengan panik dan para tamu berhamburan memeriksa keadaan gadis yang kini berteriak kesakitan.
"Nona Carla! Anda baik-baik saja??!"
"Cepat panggil tabib istana!!"
"Tolong bertahanlah!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS DIARY [SIBAP] NEW VER
FanfictionATHY X LUCAS Athanasia de Alger Obelia. Putri mahkota dan satu satunya di Kaisaran Obelia yang kini telah menginjak umur 15 tahun ini telah kembali ke istana setelah pelariannya dari sang ayah yang amnesia. Apa yang terjadi di kerajaan setelah Luc...