18

2.4K 260 5
                                    

"Apa yang ingin kamu ketahui?" tanya Naruto lalu mengambil potongan daging.

"Yah semacam kenapa kamu tidak pernah membahasnya," jawab Sasuke datar.

"Aku tidak suka mengumbar kehidupan pribadiku, hanya itu."

Sasuke diam mendengar penjelasan Naruto, nampaknya dia enggan berkata lebih jauh tentang saudara kembarnya.

"Terimakasih atas makanannya," Naruto meletakan sumpit dan memberesi kotaknya. Sasuke yang lebih dulu menghabiskan makanannya mengangguk.

"Em, Naruto," panggil Sasuke.

"Ya?"

"Beberapa minggu kedepan kita akan ujian, kamu sudah mempersiapkan?" tanya Sasuke.

"Un, kamu pikir aku di Perpustakaan hanya tidur?"

"Padahal setiap aku kesini kamu selalu tidur." Batin Sasuke. Namun, ia tidak mengutarakannya. Bel sekolah juga sudah berbunyi. Sasuke meninggalkan Naruto sendirian.

Kiba melamun dengan meletakan pensil diantara hidung dan mulutnya. Ia berpikir dengan tindakan aneh Sasuke akhir-akhir ini.

"Choji, apa kamu pikir Sasuke menyukai Naruto?" tanya Kiba pada Choji yang menjadi teman sebangkunya.

"Tidak tau," jawab Choji yang tidak mengalihkan pandangannya dari kertas yang ia gambari bungkus keripik kentang. Kiba yang melihatnya langsung memukul kepala Choji.

"CK, APA SIH?!" teriak Choji yang menkagetkan seluruh kelas. Guru wanita berpenampilan galak itu menegur mereka berdua.

"Choji, ada apa?" tanya Kurenai.

"Guru, Kiba memukulku." Choji menunjuk orang disebelahnya yang pura-pura membaca buku terbalik.

"Kiba, baca dengan benar bukumu." Ucap Kurenai, Kiba yang terkejut langsung membalik bukunya dengan keringat dingin.

Kurenai hanya menghela nafas melihat siswanya yang nakal seperti Kiba dan melanjutkan pelajaran.

Drt...

Ponsel Kiba bergetar dibalik sakunya, dia melihat pesan dari Hinata.

Hinata: Aku akan mengungkapkan perasaanku pada Naruto

"APA?!!" Kiba berteriak lebih nyaring daripada Choji yang langsung mendapat omelan dan lemparan barang dari teman sekelasnya.

"Kiba Inuzuka, silakan kamu belajar di Perpustakaan." Usir Kurenai namun Kiba bersyukur, ia berencana akan mengintip Hinata dan Naruto nanti.

Naruto membaca buku matematika tentang aljabar dengan pensil ditangan kanannya. Ia mencoret-coret kertas untuk mencoba memecahkan soal yang tersedia.

"Naruto san," Naruto mendongak melihat gadis dengan fitur lembut berdiri di depannya. Wajahnya terlihat memerah dengan tangan memegang erat ujung jas sekolahnya.

"Hinata san ya?" tebak Naruto yang mengingat sosok ini sedangkan Hinata mengangguk dengan malu.

"Ada perlu apa?" tanya Naruto. Ia meletakkan pensilnya dan berfokus pada Hinata.

"Aah... Ano, itu...," Hinata terlihat sangat gugup berbicara yang membuat Naruto mengernyitkan dahi bingung.

"Rileks saja Hinata, katakan, ada yang perlu aku ban--"

"Naruto, aku menyukaimu!" mata shappire Naruto membulat mendengar pekikan Hinata. Dua-duanya diam seakan kesadaran mereka ditarik.

"......"

NO ONE LOVE ME [SASUNARU]Where stories live. Discover now