•Fourth•

1.2K 204 34
                                    

"Ku rasa kau menyukainnya"

"Hah?!"

"Kau menyukai Haknyeon kan, Sunwoo?"

"Mana mungkin! Bahkan aku homopobic! Jangan mengada-ada kau, Heejin"

Heejin terkekeh kecil lalu menoleh ke arah Sunwoo. "Kau bahkan tadi marah-marah saat Haknyeon dekat dengan Euiwoong"

Sunwoo membuang pandangannya. Memang tadi pagi dia marah kepada Haknyeon saat melihat Haknyeon yang mendekati Euiwoong dan memeluk pemuda Lee itu. Saat ditanyai Sunwoo menjawab karena dia tidak suka melihat kedua pria saling memeluk alasannya karena jijik.

"Aku marah karena aku–"

"Jangan mengelak" potong Heejin.

Sunwoo menggeleng, "Aku tidak mengelak"

"Tapi kau berbohong"

"Aku membencinya"

"Kau menyukainya"

"Jangan mengada-ada!"

"Aku bicara fakta"

"Aku homopobic"

"Kau akan menjilat ludahnu sendiri"

Sunwoo mendengus lalu berjalan mendahului Heejin. Sudah jelas bukan bahwa dirinya homopobic? Tapi kenapa perempuan itu bersikeras menganggap dirinya menyukai Haknyeon? Cih, mustahil.

"Sadarkan perasaanmu sebelum terlambat" ucap Heejin lagi.

Sunwoo tidak menanggapi perkataan Heejin, ia tetap berjalan lurus mencoba meninggalkan perempuan itu.

"Sadarkan perasaanmu sebelum terlalu jauh kau menyakitinya lagi. Jangan menyesal jika nantinya kau sadar tapi dia sudah mendekati atau didekati orang lain. Atau bahkan dia sudah melupakanmu dan bahagia bersama orang lain" ucap Heejin, setelahnya perempuan itu berlalu meninggalkan Sunwoo yang menghentikan langkahnya.

Merenung. Sunwoo merenung mengingat ucapan Heejin beberapa detik yang lalu. Kalimat panjang itu terus berputar di kepalanya hingga membuatnya pusing.

Dia terus mengelak tentang apa yang di katakan Heejin karena memang ia yakin ia tak memiliki perasaan kepada Haknyeon. Tapi ia juga tidak bisa membohongi perasaannya saat melihat Haknyeon bersama orang lain apalagi terlihat dekat.

"Tapi kan aku hanya tidak suka melihat mereka" monolog Sunwoo.

Tunggu, rasa tidak suka ini bukan dalam artian dia memiliki perasaan kepada teman satu asramanya itu kan? Tidak, tidak mungkin!

"Aaarrghht!!" Sunwoo mengacak rambutnya sendiri. Lalu ia kembali berjalan di tengah koridor sekolah yang sudah sepi.




°”ˆ˜¨ ¨˜ˆ”°



"Cih!"

Pemuda Kim itu berdecih melihat dua sosok yang sedang berjalan beriringan sembari berpegangan tangan dan juga raut wajah mereka yang tampak bahagia.

"Jangan menyesal jika nantinya kau sadar tapi dia sudah mendekati atau didekati orang lain. Atau bahkan dia sudah melupakanmu dan bahagia bersama orang lain"

Dua kalimat yang diucapkan Heejin tadi kembali terngiang di memorinya. Sunwoo menggeleng mencoba menepis pikirannya. Dia masih bersikeras mengelak gelojak perasaan yang muncul di benaknya.

"Kau akan menjilat ludahnu sendiri"

Ok! Sunwoo menyerah! Dia mengaku bahwa dia menyukai teman satu asramanya itu. Tapi kini yang membuatnya binggung, bagaimana dia mengaku kepada Haknyeon? Apa sekarang Haknyeon juga membencinya karena dirinya yang terlalu menyakiti pemuda itu?

Sunwoo tersadar dari lamunannya pikirannya beralih tertuju ke Heejin. Dia lalu berlari menuju asrama tempat Heejin.






°”ˆ˜¨ ¨˜ˆ”°





"Aku harus apa, Iwoong?"

"Melupakannya mungkin?"

"Tapi itu tidak mudah"

"Coba saja dulu"

Salah satu pemuda terdiam memikirkan saran dari pemuda disebelahnya yang ia panggil Iwoong itu.

"Aku akan coba, meski tidak mudah dan sangat menyakitkan" putus pemuda itu yang tak lain adalah Haknyeon.

"Semangat! Semoga berhasil!" ucap Euiwoong sembari mengepalkan tangannya di depan mukanya memberi semangat kepada Haknyeon.

Haknyeom tersenyum, lalu menarik tangan Euiwoong meninggalkan sekolah yang sudah sepi.





°”ˆ˜¨ ¨˜ˆ”°






"Heejin ada?" Sunwoo berdiri di depan asrama Heejin dan Yerim. Yerim atau yang kerap disapa Choerry itu keluar membuka pintu.

"Ada" jawab perempuan itu. "Tunggu sebentar" sambungnya lalu masuk ke dalam.

Sunwoo melihat ke arah sekitarnya, agak canggung rasanya. Dia tidak pernah berkeliaran jalan ke asrama sekolah khusus perempuan ini. Dan ini pertama kalinya ia berdiri di koridor asrama khusus perempuan.

"Apa lagi?" Heejin keluar.

Sunwoo menoleh ke arahnya, "Aku mengaku"

"Kau menyukainya kan?"

Sunwoo tidak menjawab, ia terdiam lalu tak lama kembali membuka suaranya. "Aku harus bagaimana?"

"Berbicara dengannya"

"Tapi kalau dia membenciku bagaimana?" tanya Sunwoo

"Bicara perlahan, dia pasti mengerti. Tapi kalau dia membencimu ya itu nasibmu" jawab Heejin.

"Sialan kau!"

"Pulang sana, bicara pada Haknyeon" ucap Heejin sembari mengibaskan tangannya seolah mengusirnya.

"Terimakasih" ucap Sunwoo lalu berlalu pergi meninggalkan Heejin.

"Semangat Kim Sunwoo!!"


Trapped [Sunhak] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang