29 Fine?

473 54 3
                                    

"Winwin!."

Teriak Ara terbangun dari tidurnya, aneh kenapa dia malah mimpi buruk Winwin ingin menikah lagi.

Ara melirik Winiee yang tetap terlelap, untung saja teriakannya tidak membangunkan gadis kecil itu.

Ara kembali meraih ponselnya diatas nakas, berharap Winwin membalas pesannya tapi tetap saja nihil.

Terakhir hanya pesan Yangyang jika dirinya tidak bisa pulang. Apartemen kembali sepi, Ara memutuskan untuk bangun, jam menunjukan pukul dua dini hari.

Jika untuk tidur rasanya aneh lagi, mana mau melanjutkan mimpi Winwin yang bersanding dengan wanita lain.

Ara pergi ke dapur untuk membasahi tenggorokannya. Setelah itu ia melangkah ke arah jendela besar dan membuka tirainya, pemandangan malam dari atas apartemennya selalu cantik tidak salah pilih Winwin memberikan ini untuknya. Ara selalu suka pemandangan dari ketinggian sedangkan Winwin tidak.

Seulas senyum terukir diwajah ibu anak satu itu, ia kembali mengingat bagaimana dulu Winwin menangkapnya di rooftop sambil menyodorkan pistolnya tapi malah dipeluk.

"Dasar bucin." gumam Ara sambil terkekeh.

"Apa yang kau lakukan sekarang? ku harap kamu baik-baik saja." monolognya sambil menatap pantulan samar dirinya dikaca, tanpa sadar dirinya menangis.

"Kau tahu, aku bahagia bisa bersamamu. Tapi aku juga kesepian, Winiee benar aku tidak bisa menahan air mataku jika aku jauh denganmu. Tapi aku juga tidak boleh egois, sebagai pendampingmu aku harus tetap mendukungmu. Apapun dan bagaimanapun itu."

Ara tidak memungkiri jika dirinya juga butuh Winwin, apalagi disaat ia kembali hamil lagi.

Akhir-akhir ini dirinya selalu emosional, ingin ini itu tapi selalu dipendam sendiri.

Mana sempat dirinya untuk berkata pada Winwin, kiriman kotak aneh itu saja ara belum juga bilang.

"Mama!." teriak Winiee dari dalam kamar, Ara bergegas menghampiri putrinya.

"Kenapa bangun hem?." tanya Ara sambil mengelus pipi dan kening Winiee.

"Aduhh kok demam lagi sihh? Pasti kebanyakan makan es krim tadi."

"Ma, Papa mana?."

"Ya ampun Winiee, kan kemarin Papa udah bilang kalo Papa mau menangkap monster jahat." jawab Ara sambil mencari plester demam.

"Tapi tadi Winiee lihat Papa pulang?."

"Mungkin Winiee kangen sama Papa, terus mimpi dehh." jawab Ara menyingkap poni itu dan menepelkan plester demam.

"Nggak Ma, beneran Papa pulang. Tadi Winiee tidur dicium sama Papa." bantah Winiee.

"Sini mama gendong, terus tidur yaa." ajak Ara menarik gadis itu untuk bangun.

"Mama, nangis lagi?."

"Ee- enggak kok." jawab Ara, jemari mungil itu mengusap bekas air mata ibunya dan memeluk leher Ara.

"Udah tidur yaa."

V

Setelah berberes rumah, Ara kembali ke kamar Winiee dengan membawa mangkuk berisi sup untuk makan siang Winiee.

"Winiee, bangun. Makan dulu yaa, terus minum obat. Boleh dehh tidur lagi." ucap Ara sambil mendudukan putrinya itu.

Winiee menyunyah dengan malas sup itu, "Kamu jangan gitu donk makannya, masa kalah sama Bellanya Om Kingkong."

ME after YOU [WAY V]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang